BM-4

2.7K 272 4
                                    

"Makasih" kata Renjun setelah Mobil Jaemin berhenti di depan apartemennya.

Saat Renjun hendak melepaskan seat belt, Jaemin segera menahan lengan Renjun.

"Tunggu, perut gue goyang-goyang" ucap Jaemin.

"..." diliriknya pelan, segera ia menepuk lengan Jaemin agar melepaskan pergelangan tangannya.

"Ayo cari makan"

"Ih apaan sih" hentak Renjun, saat mobil Jaemin kembali melaju.

"Gue mau turun" renggek Renjun.

"Tapi gue lapar" renggek balik Jaemin guna mengejak.

"Hhh~" Renjun menghela napas kesal, lain kali Renjun tidak mau ikut dengan Jaemin lagi.

Jaemin menarik lengan Renjun masuk ke dalam restoran, bahkan Jaemin menerobos begitu saja tanpa memperdulikan penjaga disana.

Renjun justru takut, karena mereka masih memakai pakaian sekolah, apalagi restoran yang dikunjunginya memang terkenal.

"Lo dah gila ya" bisik Renjun, karena ia tahu dengan melihat interiornya saja mungkin uang bulanan Renjun hanya untuk sekali makan disini.

"Duit gue pas-pasan, gue gamau ngabisin sejuta cuma buat air putih" bisiknya lagi, ia melihat beberapa pelayan dan tamu disana memperhatikan mereka. Jelas karena mereka mencolok dengan seragam yang dikenakannya.

"Ayo" Jaemin menarik lengan Renjun menaiki tangga dan berakhir di ruangan yang termasuk private.

"Ayo" Jaemin menarik lengan Renjun menaiki tangga dan berakhir di ruangan yang termasuk private

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo emang udah gila" Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo yang ngajak, lo yang tanggung pokoknya"

Jaemin hanya tersenyum, ia kemudian menjajarkan buku menu di hadapan Renjun dan Renjun hanya menatapnya datar dengan raut wajah kesal namun lucu menurut Jaemin.

"Lo boleh pesan makanan sesuka lo..."

"...Kalau perlu  gue panggilin kokinya sekalian" bisik Jaemin.

Waitress yang sedikit mendengar bisikan Jaemin pada Renjun hanya mengeluarkan ekspresi datar, sudah hampir 10 menit ia berdiri dan mereka berdua belum juga memesan apapun.

"Lo pesen apa?"

"Jangan mandang harga, pandang gue aja"

Sebenarnya yang jadi pikiran Renjun adalah Jaemin, sekaya apa dia bahkan sekarang dibelakang case ponselnya terdapat black card, ataukah itu hanya kartu mainan?

"Ehm" Waitress membuyarkan lamunan Jaemin yang sedari tadi memperhatikan Renjun bukan menu.

"Jaemin" bisik Renjun, matanya melirik Waitress yang sedari tadi berdiri.

Telunjuk Waitress mengarah ke jam arloji yang dipakainya, mengisyaratkan kalau ia sudah lama menunggu.

"Lo baru disini ya?" Selidik Jaemin.

Believe ME ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang