Believe ME ! [END]

BM-19

Renjun mengendap-endap masuk ke rumah Jaemin, ruang tengah sudah mati tapi ia melihat TV masih menyala namun tanpa suara.

"Udah kerja kelompoknya?"

Suara Jaemin berhasil mengagetkan Renjun.

"Lama banget sampe malem loh ini"

"Ta-tadikan hujan deras Jaem" jawabnya.

"Guanlin pasti bawain payung, lagian dari halaman apartement lama lo ke jalan ga jauh juga, lo naek mobil gaakan kesentuh air hujan" ucap Jaemin.

Renjun menghela napas, dari caranya berbicara sepertinya Jaemin tengah kesal. Wajar saja karena ini sudah jam 8 malam.

"Yaudah gue minta maaf"

Tak ada jawaban dari si Na.

"Jaem" Renjun menepuk-nepuk bahu Jaemin.

"Padahal kalau aja lo pulang cepet, tadinya gue mau ngajak lo jalan. Ada film yang mau gue tonton" Jaemin merajuk.

"Yaudah besok kan minggu, kita jalan-jalan ya"

"Gausah" Jaemin mematikan TV dan hendak menaiki tangga, namun tangannya di cekal oleh si Huang.

"Lah kenapa? Jangan ngambek dong Jaem?" Renjun mempoutkan bibirnya.

"Ga mood"

"Yaudah gue ngaku salah nih gegara pulang telat, gue minta maaf, tapi udahan dong jangan marah"

Jaemin menahan untuk tidak ketawa sepertinya ia tengah mengerjai si Huang.

"Jaem, Jaemin"

"Apa"

"Jangan marah dong" pujuk Renjun, segala cara telah ia lakukan agar si pemilik rumah mau memaafkannya.

"Jaem"

"Ck, yaudah besok jalan tapi ada satu lagi"

"Apa tuh?" Tanya Renjun penasaran.

"Mau cuddle, hehe"

Plak

"Eh anjenk, kumat dah penyakit lu"

"Ah yaudah deh gausah" Jaemin mempoutkan bibirnya.

Terpaksa ia memeluk bayi besar ini, dari pada ia semakin merenggek. Memang benar sikap dewasa seseorang tidak dilihat dari umur mereka !!!

"Mau kiss juga" Jaemin seraya memajukan bibirnya.

Plak

"Eh bangsat lu ngelunjak"

***

Jeno meraih tangan Renjun, membawanya keluar kelas.

"Ngapain sih lu? Maen narik aja"

"Anter ke toilet"

"Nyadar diri dong, lu bukan bocah, ke toilet aja masa dianter"

Tapi Jeno tak memperdulikannya, berhubung kelas mereka sudah melaksanakan olahraga, ada beberapa menit sebelum berganti pelajaran.