BM-22

1.3K 152 11
                                    

Setelah 3 hari di rumah sakit, akhirnya Jeno memutuskan untuk pulang dari sana, ia agak risih karena banyak sekali perawat yang malah mengombalinya. Jeno dipapah oleh si Huang karena kakinya belum terlalu pulih.

Hari itu juga Jeno mengajak Renjun ke bioskop, meski di tentang oleh si Huang tapi si Lee pada dasarnya memang keras kepala, mau tidak mau Renjun mengiyakan ajakannya.

Mereka sengaja memesan bangku belakang paling pojok, tidak lupa Renjun memakai masker, topi dan kacamata. Ia takut jika ada salah satu murid disekolahnya memergoki mereka, ia tidak mau menjadi bahan gosipan lagi.

Film yang ditontonnya bergenre horor komedi, sesekali juga si Huang bersembunyi karena takut, namun sesekali ia juga tertawa. Terakhir kali ia pergi menonton bersama Jaemin, itupun si Na tidur dari awal film hingga credit.

Jeno menggenggam tangan Renjun selama film diputar, ia terus menatap si Huang dan tak fokus dengan tontonannya, terpantau kalau Jeno kini sedang mode bucin.

"I love you beb" bisik Jeno, membuat Renjun senyum-senyum sendiri dibalik maskernya.

"Love you too" balasnya.

Renjun bermain dan mungkin bermalam di apartemen Jeno karena besok kebetulan hari minggu, mereka juga melakukan hubungan bercinta. Kali ini Renjun sudah terbiasa mendesah dibawah sana, bahkan ia ingin nambah lagi.

"Yakin kuat?" Sepertinya Jeno tengah mengejeknya.

"Udah lakuin aja"

"Yaudah, desahin nama Nono ya"

"Hm"

Pagi-pagi sekali Renjun sudah mandi setelah semalam mereka berhubungan, ini kali ketiga dirinya menginap di apartemen Jeno.

Renjun membuka lemari pendingin dan mengeluarkan bahan-bahan untuk ia memasak. Terkadang ia agak miris karena isinya tak jauh dari telur, susu dan mie, sepertinya lain kali ia harus menemaninya belanja.

Jeno melingkarkan tangan dipinggang Renjun, mengendus-endus leher pasangannya, "Morning, beb" ucap Jeno dengan suara serak.

"Morning" balas si Huang singkat.

"Buat yang malam makasih loh, aku puas hehe"

Renjun mengangguk pelan.

"Oyah, kamu gaada niatan pindah gitu beb?"

Renjun menuangkan omellete ke piring, ia jadi teringat akan Jaemin di rumah, sedang apa dia? Apa dia sudah bangun? Apa dia sudah sarapan?

"Pengen sih tapi ya mau gimana lagi, aku juga sekarang kan lagi kerja part time di tokonya dan gajinya itu aku kumpulin biar ga nebeng terus sama Jaemin" ungkapnya.

"Ehm... manggilnya aku, ehm..."

Renjun menepuk lengan Jeno, "Jangan gitu dong"

"Hehe iya, iya maaf. Tapi gimana Jaemin sekarang?"

"Biasa aja sih"

"Tapi dia gapapa kan?"

Sejujurnya hubungannya dengan Jaemin kini merenggang, Jaemin tak lagi mau berbicara dengan Renjun. Berangkat dan pergi sekolah saja mereka diantar oleh Guanlin.

****

Siang ini Renjun memutuskan untuk pulang seorang diri, karena motor Jeno memang masih dibengkel, ia juga menolak saat Jeno ingin menganyarnya. Sebelum ia pulang ke rumah Jaemin, Renjun menyempatkan diri untuk ke kosan Haechan yang kabarnya sedang sakit.

"Chan gue mesti gimana ya?" Renjun memainkan kuku-kukunya yang mulai memanjang

"Kenapa?"

Renjun menggeleng, "Gapapa"

Believe ME ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang