BM-7

2K 227 5
                                    

Renjun sampai di sebrang jalan dan terlihat bangunan tingkat yang tidak jauh dari sekolahannya, ini alamat kosan Haechan, baik sekali karena teman sekelas Haechan mau mengantarkannya sampai depan pintu masuk.

Renjun pun menanyakan pintu kamar Haechan pada security, awalnya security tersebut menolak karena Haechan memang sudah berpesan sebelumnya agar ia tidak diganggu saat sedang sakit.

Hampir 10 menitan ia mencoba memohon untuk diizinkan berkunjung, akhirnya dengan pujukan Renjun, security tersebut menujukan ke arah lantai 2 nomor 06.

Tempat ini memang sebenarnya dikhususkan bagi anak yang berprestasi dan mendapatkan beasiswa.

Ragu jika Haechan tidak akan membukakan pintu untuknya, menurut teman sekelas Haechan, ia tipe orang yang akan bersembunyi dan menyendiri jika sedang sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ragu jika Haechan tidak akan membukakan pintu untuknya, menurut teman sekelas Haechan, ia tipe orang yang akan bersembunyi dan menyendiri jika sedang sakit. Maka dari itu salah satu teman Haechan sangat antusis saat Renjun ingin menjenguknya.

Sampailah ia di pintu kamar nomor 06, ia juga tidak lupa membeli buah-buahan di supermarket terdekat.

Tok... Tok... Tok...

Ketuknya pelan.

"Lee Haechan" panggilnya.

Tok... Tok...

"Haechan, ini gue Renjun"

Masih belum ada respon dan Renjun terus mencobanya sampai Haechan mau membukakan pintu, setidaknya ia melihat Haechan hari ini.

Tok... Tok...

"Maaf ga mengabari dulu, hp gue ketinggalan..."

"...Lee Haechan gue boleh masuk ga?"

"Lo lagi tidur ya?"

Hampir 15 menit ia berdiri disana, membuat Renjun agak tidak enak karena ia terus mengetuk pintu kamar Haechan. Terlebih security tengah mengawasinya dari bawah.

"Haechan, kalau gitu gue pulang ya..."

"...Ini gue ada bawain buah buat lo, gue simpen di sini ya"

Saat Renjun hendak pergi, pintu kamar Haechan terbuka, celana pendek, hoddie kebesaran dan headphone di lehernya.

"Haechan" panggil Renjun.

"Sorry ya gue baru bukain pintunya"

"Gapapa, oh iya kalau lo masih mau istirahat gapapa kok, gue pulang aja" ucap Renjun.

Haechan dengan cepat menggeleng.

"Eh~" tangan Renjun ditarik oleh Haechan untuk masuk ke kamarnya.

"Bukannya lo..." Renjun menghentikan ucapannya. Matanya tengah menelusuri seisi ruang kamar Haechan, memang tidak terlalu besar tapi terlihat nyaman, namun Renjun tidak suka suasananya yang agak suram. Maksudnya Renjun lebih suka ruangan yang terang agar terlihat rapi dan luas.

Believe ME ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang