Mendengar temannya dibawa ke rumah sakit, Haechan segera menyusulnya, ia juga melewatkan acara makan-makan yang diadakan teman kelasnya, baginya Renjun yang terpenting kali ini. Namun sayang setibanya ia disana, tidak ada Renjun di ranjang yang dimaksud perawat.
"Loh Renjunnya mana?" tanya Haechan pada salah satu perawat yang bertugas disana.
"Tadi ada disini, mungkin lagi ke toilet?" Ungkap wanita dengan topi kap berbentuk seperti perahu itu.
Haechan segera menyusul ke toilet, barang kali temannya itu ada disana.
"Lah lu disini?" tanya Jaemin yang ternyata ia sedang bergaya di pantulan cermin, memperlihatkan betapa indahnya pemuda rich ini.
"Renjun di dalam?" tanya Haechan, mungkin saja si Na mengantarnya.
Jaemin menggeleng, "Bukannya ada di ranjang sama Jeno?"
Haechan mengerutkan dahi, "Ha? Jeno kesini juga?"
Jaemin mengangguk.
"Sejak kapan tuh makhluk peduli sama orang" sepertinya Haechan memang tidak tahu hubungan Renjun dan Jeno.
"Tapi Renjun gaada di ranjangnya Jaem"
Mendengar itu, segera Jaemin bergegas pergi dan benar saja Renjun tidak ada di ranjangnya, membuat Jaemin keheranan.
"Gue kira lo nganter Renjun ke toilet"
"Ga kok, dari tadi gue sendiri aja disana"
"Terus Renjun kemana?"
Mereka pun menanyai beberapa perawat yang menjaga disana, bisa-bisanya ia menghilang padahal baru beberapa menit Jaemin tinggal.
"Kakinya masih sakit, ga mungkin dia jalan-jalan gitu aja" ucap Jaemin yang dilanda kekhawatiran.
Disisi lain Renjun sedang berada di rooftop rumah sakit, entah kenapa dirinya memiliki kekuatan untuk berjalan keatas sini padahal kakinya terluka.
Sebenarnya sudah lama sekali ia berpikir kearah negatif, semenjak Babanya meninggal. Tao satu-satunya keluarga yang peduli dengannya, bukan berarti Winwin tidak, karena ia jarang sekali di rumah. Dirinya pernah iri pada Winwin, karena Wendy lebih memperhatikannya ketibang Renjun.
Selama ini ia depresi apalagi saat Chenle dan Jisung terus mengganggunya, Renjun sudah kehilangan harga dirinya sebagai lelaki normal.
Kehadiran Jaemin mengubah segalanya, ia orang pertama yang Renjun percayai meski menyebalkan. Beberapa kali Jaemin menyatakan dirinya suka, tapi Renjun tidak ada perasaan lebih selain menjadikannya teman curhat.
Seharusnya dari awal Renjun tidak menerima Jeno, mungkin ini semua tidak akan terjadi. Memang benar, penyesalan selalu datang di akhir. Masalahnya ia sudah membuka kartu, itu yang membuatnya malu.
Siang ini cuaca sangat panas, terik matahari membuat Renjun ingin mendapatkan udara lebih diatas sana. Ia menatap telapak kakinya yang diperban, kemudian tertawa. Ceroboh sekali pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe ME ! [END]
FanfictionNote: RENJUN HAREM AREA "Gue ga butuh pembelaan, gue cuma butuh keadilan" *** "Gue masih normal suka sama cewek, tapi yang ngedeketin gue kenapa cowok semua !!!" ⚠️CAUTION⚠️ WAJIB baca slide pertama terlebih dahulu⚠️ No salty❌ Jangan bawa ke RL❌ Di...