Renjun menyembunyikan diri dibawah selimut, menahan isakan kecilnya disana, ia baru saja dimarahi oleh si pemilik rumah, siapa lagi kalau bukan Na Jaemin.
Ia pulang diantar oleh Mark tak mengabari Guanlin maupun Jaemin, membuat si marga Na panik setengah mati. Ia hanya takut Renjun kenapa-napa, ia tidak mau Renjun terluka, apalagi dekat toko bukunya itu ada Bar, ini malam minggu dan sudah pasti daerah tersebut ramai pengunjung.
Tok... Tok...
"Ren, boleh gue masuk?" Panggilnya dari balik pintu.
Si Huang yang diam-diam menangis segera menghapus air matanya, ia mencoba so tegar di depan si pemilik rumah.
"Sorry gue masuk"
Jaemin tahu Renjun pasti marah apalagi ia sampai kelepasan membentak si Huang, Jaemin menyesal karena emosinya membuat orang lain jadi ketakutan. Jaemin memang sering kali bercanda, jahil dan membuat orang jengkel padanya, tapi jarang sekali Na Jaemin mengeluarkan emosi.
"Ren" Jaemin memegang punggung Renjun yang dilapisi selimut.
"Sorry gue tadi ga bermasuk bentak lo, gue cuma khawatir takut lo kenapa-napa..."
"...Maaf ya, lain kali kalau mau pulang sendiri kabarin Guanlin dulu atau ga gue. Gue ga ngekang lo ko, terserah lo mau pulang jam berapapun dan lo mau pulang sama siapapun itu hak lo, asal kabarin gue..."
"...Sekarang lo jadi tanggung jawab gue, gue gamau anak orang kenapa-napa, apalagi lo sekarang sendirian kan..."
"...Sekali lagi maafin gue ya Ren"
Si Huang tak merespon, ia tetap pada pendiriannya.
"Jangan dulu tidur ya, lo belum makan kan. Gue udah masak tadi, bikin makanan kesukaan lo, nanti kebawah aja ya"
Tetap tak ada jawaban.
Si pemilik rumah keluar dari sana, sepertinya Renjun ingin sendiri !
Jaemin mengepalkan tangan memandang dirinya di cermin kamar mandi.
"Kenapa lo totol banget si Na Jaemin, harusnya lo tahan buat ga seemosi itu"
Tanpa sadar ia melampiaskan diri dengan memukul kepalanya berulang-ulang, guna menormalkan pikirannya.
***
2 minggu berlalu
Di dapur Jaemin tengah merias kue, terlihat simple dengan krim putih yang ia oles di seluruh kue, memberinya hiasan kecil dipinggiran, agar tidak terlalu polos ia menambahkan secuil buah ditengahnya.
"Lo lagi ngapain Jaem?" Renjun baru pulang dari tempat kerjanya.
"Coba tebak"
Renjun mengerutkan dahi, "Kue, lu bikin kue? Tumben"
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe ME ! [END]
FanfictionNote: RENJUN HAREM AREA "Gue ga butuh pembelaan, gue cuma butuh keadilan" *** "Gue masih normal suka sama cewek, tapi yang ngedeketin gue kenapa cowok semua !!!" ⚠️CAUTION⚠️ WAJIB baca slide pertama terlebih dahulu⚠️ No salty❌ Jangan bawa ke RL❌ Di...