Jeno memasuki lift dan menekan tombol 7, tempat tinggal Renjun, walaupun ia memang tidak suka dengan si marga Huang itu, tapi ia tetap harus menjalankan amanah dari Doyoung wali kelasnya.
Setibanya disana, ia melihat seseorang yang tengah berdiri di depan pintu apartemen Renjun, ia Na Jaemin teman satu sekolah atau lebih tepatnya teman masa lalunya.
"Ngapain lo disini?" Tanya Jeno datar.
Jaemin memutar setengah kepalanya dan terkekeh kecil, "Ngapain lo disini?" Tanya Jaemin balik.
Jeno memutar bola kepala sambil menghela napas kasar, sifat Jaemin yang menyebalkan masih melekat ternyata.
"Gue ketua kelasnya" ucap Jeno.
"Terus?"
Jeno menatap tajam si marga Na, "Jaemin, jangan mulai lagi"
"Loh apanya? Gue diem kok"
Jaemin pun berjalan beberapa langkah menjauh dari pintu Renjun sambil melipat kedua tangan.
"Ayo buktiin kalau lo ketua kelas, jangan cuma katanya" ejek Jaemin.
Jeno pun menekan bel pintu apartemen si marga Huang, ia juga mengetuk beberapa kali pintunya, berharap Renjun membukanya. Namun ternyata nihil, tidak ada sahutan dari si pemilik ruangan. Tentu itu membuat Jeno diejek untuk kedua kalinya oleh Jaemin.
Disisi lain Renjun tengah memantau mereka berdua lewat kamera pintu. Renjun sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun termasuk teman satu sekolahnya. Entah kenapa rasa malunya kini bertambah, padahal ia tidak Melakukan kesalahan apapun, hanya karena ia memiliki nilai dan peringkat tinggi.
Renjun menyumpal telinganya dengan headphone, ia menyalakan musik dengan volume tinggi, dirinya pun menaiki ranjang kasur dan langsung memejamkan mata kembali.
Dalam pikirannya, ia sedang menyusun rencana yang mungkin akan membuatnya semakin diusik.
Hubungannya dengan Wendy sudah tidak baik lagi, ini semua terjadi karena kesalahpahaman. Ia tidak pernah bercerita soal ini pada Winwin, karena ia tidak mau menambah beban pikiran Kakaknya itu.
Menanggung beban seorang diri memang melelahkan, lagi pula siapa juga yang mau berbagi beban dengannya? Tidak ada!
Kembali pada Jeno dan Jaemin, mereka yang masih menunggu Renjun disana akhirnya pun bubar, setelah ada petugas yang menegur mereka.
Didalam lift keduanya sama-sama tidak berbicara, bahkan dengan bodohnya mereka sedari tadi menunggu lift berjalan tetapi tombol lantai belum mereka tekan.
FLASHBACK___
Jaemin pergi sekolah seorang diri, tidak dengan Jeno sahabatnya itu. Setelah malam tadi Jeno mengeluarkan semua kekesalannya, membuat Jaemin sedikit menyesal, tapi perjanjian tetaplah perjanjian.
"Na Jaemin" panggil seseorang.
Jaemin menoleh dan ia melihat cewek cantik berambut bergelombang tengah tersenyum manis padanya.
"Oh, K-kak Soodam" bohong jika kini Jaemin tidak senang, jantungnya berdetak lebih cepat sepertinya Jaemin gugup.
Mereka pun dari situ menjadi dekat dan tentu semakin menjauh dari sahabatnya, Lee Jeno.
3 Minggu berlalu setelah PDKT Jaemin dengan kakak kelasnya Soodam, mereka pun resmi berpacaran. Jaemin bahkan menyatakan cintanya di lapangan, membuat semua orang melihat aksinya itu.
Sementara Lee Jeno, ia tentu patah hati. Jeno seakan hanya menjadi tanda plus untuk jalan mereka. Terlebih ia melihat sahabatnya sudah bersama dengan orang yang pernah ia dekati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Believe ME ! [END]
FanfictionNote: RENJUN HAREM AREA "Gue ga butuh pembelaan, gue cuma butuh keadilan" *** "Gue masih normal suka sama cewek, tapi yang ngedeketin gue kenapa cowok semua !!!" ⚠️CAUTION⚠️ WAJIB baca slide pertama terlebih dahulu⚠️ No salty❌ Jangan bawa ke RL❌ Di...