Renjun turun dari motor Jeno, untung saja ia memakai masker sehingga wajah pucatnya tertutupi.
Semua anak kelasnya sudah mulai memesan makanan, hanya Renjun yang masih berdiri, ia berjalan dan matanya menelusuri area tersebut, berharap ia melihat ada bangku kosong untuknya.
Jeno menghela napas melihat Renjun yang masih berdiri, ia segera bangkit dan menarik lengan Renjun dan menyuruhnya duduk di sebelahnya. Renjun celingukan, pasalnya teman sekelasnya kini memperhatikannya, atau malah meperhatikan Jeno?
Selama menunggu pesanan mereka datang, Renjun memainkan ponselnya, guna mengalihkan pikirannya saat naik motor tadi.
Si marga Lee juga tengah sibuk dengan ipadnya, bisa dilihat kalau ia kini sedang mempelajari rangkaian rumus, ia memang ambis soal belajar.
Dari banyaknya teman sekelas Renjun mungkin hanya ia dan Jeno yang terlihat sibuk dengan dunianya masing-masing. Tidak ada percakapan diantara mereka.
"Ckk~" Renjun berdecak kesal karena Jaemin terus menghubunginya, bahkan saat sedang pelajaran dimulai tadi.
Jeno sedikit melirik ponsel Renjun, lalu merampasnya.
"Kalau makan fokus sama makanan, jangan sibuk sama ponsel" ucap Jeno.
"Apa bedanya dengan anda" batin Renjun, ingin sekali ia memaki karena sedari tadi Jeno juga memainkan ipadnya.
Setelah selesai mentraktir teman sekelasnya, mereka tidak lupa mengucapkan terima kasih dan kembali mengucapkan selamat pada Jeno.
Sementara itu Renjun yang bingung dengan arah pulang, segera melihat lokasi lewat maps. Cafe menuju apartemennya lumayan jauh dan untuk mendapatkan bus yang melewati apartemennya, ia harus berputar dahulu baru menemukan terminal.
"Buru naik" kata Jeno.
Renjun menggelengkan kepala, "Gausah" tolaknya.
"Gue mau ke tempat lain dulu" ucapnya beralasan.
"Kemana? Biar gue anter sini"
"Tumben" pikir Renjun.
"Gue dah minjem helm dan repot kalau gue mesti bawa" kata Jeno.
"Yaudah sini biar gue bawa helmnya" Renjun mengambil alih helm yang dipegang Jeno.
Ekspresi Jeno sekarang menandakan kalau ia sedang kesal, yap kesal menghadapi Renjun yang aneh dan susah dipujuk menurutnya.
"Buruan naik" katanya dengan dingin.
Melihat Jeno yang menatapnya tajam, segera Renjun menuruti. Jeno tidak akan pernah tahu kalau Renjun mempunyai masa kelam saat menaiki motor dan Renjun juga tidak ingin membahasnya lagi. Ia tidak mau terus dihantui rasa bersalah atas kematian Babanya.
"Jadi mau kemana?"
"Pulang aja" jawab Renjun pelan.
Tanpa diberitahu arah jalannya, Jeno sudah masuk ke bangunan tersebut dan memarkirkan motornya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe ME ! [END]
ФанфикNote: RENJUN HAREM AREA "Gue ga butuh pembelaan, gue cuma butuh keadilan" *** "Gue masih normal suka sama cewek, tapi yang ngedeketin gue kenapa cowok semua !!!" ⚠️CAUTION⚠️ WAJIB baca slide pertama terlebih dahulu⚠️ No salty❌ Jangan bawa ke RL❌ Di...