BM-9

1.7K 212 5
                                    

Jeno melirik bangku Renjun yang kosong, ia tidak memasuki kelas setelah istirahat dan ya sudah pasti Renjun mendapatkan nilai nol di kuis pertama pelajaran Matematika.

Jeno menggelengkan kepala, seharusnya ia tidak peduli, toh Renjun adalah saingannya sekarang, justru ia harusnya senang karena bisa mendapatkan peluang besar untuk memperbaiki peringkatnya itu.

***

Setelah beberapa menit Renjun menangis, barulah ia mereda. Ada rasa malu karena ia sedari tadi dipelukan Jaemin dan ya sekarang Renjun kembali kesifat aslinya, gensi.

"Gimana?" Tanya Jaemin sambil menyodorkan botol air pada Renjun.

"Lo bisa percaya sama gue?..."

"...Dan apa gue bisa percaya sama lo?"

Jaemin belum merespon, ia masih mencerna yang dikatakan Renjun. "Tentu" ucapnya.

Renjun terdiam sebentar, ia menatap mata Jaemin yang juga menatapnya. "Jangan natap gue" ucap Renjun.

"..." Jaemin segera mengalihkan pandangannya.

"O-oke"

Renjun menghela napas berat, "Apa lo percaya kalau gue kemarin rangking 1 di angkatan?"

"Ya, gue lihat lo" jawab Jaemin cepat.

"Menurut lo apa gue pantas dapet peringkat 1?"

Jaemin mengangguk, "Sudah jelas, pastinya"

Renjun terdiam, ia sedikit menunduk sekarang.

"Lo tau, gue sebenarnya manipulasi nilai, apa lo percaya itu?..."

Renjun tertawa paksa, "...Haha~ gue bahkan nyingkirin 2 orang yang katanya paling pintar di angkatan kita. Keren kan?" lanjutnya.

Jaemin terdiam tidak menjawab.

"Apa lo percaya kalau gue pernah pacaran sesama jenis?" Ucapnya pelan.

Jaemin sontak menoleh, lalu mengangguk ragu "Ya, bi-bisa aja"

"Menurut lo apa wajar sesama jenis ngejalanin hubungan?"

Pertanyaan Renjun membuat Jaemin terdiam kembali, ia tidak tahu harus menjawab apa, terlebih ia juga takut salah jawab.

Renjun menoleh lalu tersenyum paksa, "Hhh~ muka lo kenapa, pucat kaya mayat..."

"...Tenang itu masa lalu..."

"...Bukannya udah gue bilang jangan natap gue" ucap Renjun.

Segera Jaemin membuang muka dan mengarah pandang kearah lain.

Renjun meneguk air di botolnya dan menyisakan setengahnya, "Gue bahkan ngebunuh Baba gue sendiri, apa lo percaya juga?"

"Renjun..."

"Gue termasuk manusia yang jahat dan kotor ya ga sih? Haha lengkap sudah"

"Renjun" Jaemin rasa Renjun sudah berlebihan berbicara.

"Gue harusnya ga pantas ada disini, bahkan ngajak lo duduk sama manusia kotor kaya gue"

"Stop Ren" Jaemin langsung memeluk Renjun, walaupun si marga Huang memberontak, tapi pada akhirnya Renjun memang butuh pelukan.

Kini Renjun tengah menangis lagi dan Jaemin bisa merasakan bahu Renjun bergetar, Jaemin sebenarnya agak bingung untuk mencerna semua itu.

"Lo ja-ngan terla-lu baik sama g-gue Jaem" ucap Renjun terbata-bata, ia melepaskan diri dari Jaemin.

Jaemin tidak meresponnya, ia malah semakin mempererat pelukannya.

Entah seberapa lama mereka berpelukan, Renjun kembali memberontak, "Lepasin Jaem, gue sesek"

Believe ME ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang