12. Rumah sakit

840 146 16
                                    

"Satu kesalahan bisa membuat semua hancur tak tersisa"

*****
Ketika mereka membuka pintu, alangkah terkejutnya mereka melihat keadaan Ellena.

"ELLLENAAA!!!!"

Ellena tergeletak tak berdaya dengan sebuah pisau yang tertusuk di dadanya. Apa yang terjadi? Apakah Ellena bunuh diri? Atau ada seseorang yang membunuhnya?

Darah mengalir dari dada dan mulut Ellena. Pecahan kaca berserakan dimana-mana. Pas bunga pecah, make up berserakan, tamat sudah kamar Ellena yang bak kapal pecah ini.

Mereka masih terkejut melihat darah mengalir tetapi tidak dengan Rafa yang segera sadar dari keterkejutan nya dan menggendog Ellena menuju mobil, dengan segera semua orang disini menyusul mereka.

Sesampainya dirumah sakit pusat milik Rafa, Rafa kembali menggendong Ellena menuju Ruang ICU dan menanganinya dengan beberapa suster.

Sedangkan diluar ruangan. Semua orang tampak cemas dan khawatir dengan keadaan Ellena. Terutama Della yang saat ini sedang menangis.

"Paa. Ellena ngga akan kenapa napa kan? Jawab mama paa. Paa! Ellena paa" Tangis Della memeluk suaminya.

"Ellena pasti akan baik baik aja. Mama tau Ellena itu gadis Tegar. Ia akan melewati semua rintangan yang menimpa kehidupannya meski itu sulit sekalipun" Ucap Albert mencoba untuk menenangkan istrinya.

"Aku akan mengabari kakak agar dia menyesal dengan perbuatannya" Gumam Stela.

Stela menghubungi Evan yang ternyata nomor nya masih terhubung berarti dia masih ada di Negara ini.

Dengan segera ia meninggalkan semua orang dengan berbagai alasan.

"Hallo"

"Ada apa Stela?"

"Atas semua yang kakak lakukan pada kak Ellena, kakak bertanya ada apa? Apa kakak ga pernah mikirin kak Ellena, dia sedang berjuang mempertahankan nyawa nya disini, sedangkan kakak diluar sana sedang bersenang senang dengan wanita jalang itu"

"A–apa maksudmu"

"Kak Ellena tertusuk pisau. Dan sekarang dia sedang berada dirumah sakit pusat Harapan"

Tut tut

Sambungan telepon terputus sepihak oleh Evan. Entah apa yang terjadi padanya Stela tidak peduli.

Beberapa jam telah berlalu. Kini ruang operasi terbuka menampakan Rafa dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Bagaimana keadaan Ellena?" Tanya Della

"Untuk Operasi berjalan dengan lancar. Beruntung pisau tersebut tidak mengenai jantungnya, telat sedikit dalam membawa nya kesini itu akan berakibat buruk pada nyawanya. Tetapi dengan berat hati aku menyampaikan bahwa Ellena sekarang dalam keadaan Koma. Dan jika besok pagi ia tak juga terbangun maka mohon maaf nyawanya tidak bisa terselamatkan" Ucap Rafa panjang lebar dengan raut sedih.

Baru siang tadi ia bersenda gurau dengan Ellena, dan sekarang ia melihat Ellena terbaring lemah tak berdaya di brangkar rumah sakit.

"Papaaaaaa. Ellenaa paa" Tangis Della histeris.

"Ini semua gara-gara kau Evann dan wanita jalang itu. Akan ku balas mereka" gumam Mery merasa sedih melihat sahabatnya tengah menangisi putri semata wayangnya.

"Apa kami bisa masuk ke dalam?" Tanya Albert

"Tentu bisa tetapi Maksimal 2 orang. Silahkan" Ucap Rafa tersenyum.

"El Ellenaaa. Dimana Ellena? Gimana keadaan nya" teriak seorang pria dengan raut khawatir.

"Kau brengsekkk Evann"

Bugh bugh

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang