44. Kembali Tersakiti

525 31 9
                                    

*****
2 hari telah berlalu
Kini Ellena sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Rafa di Rawat.

Ia senang pagi tadi bunda mengabari bahwa Rafa sudah sadar dari koma nya.

Dengan semangat 45 ia segera mengemas keperluannya dan segara pulang untuk menemui Rafa.

Setelah sampai di rumah sakit
Ia setengah berlari menuju ruangan Rafa dan ketika membuka pintu senyumnya luntur.

Rafa sedang bersenda gurau dengan wanita dihadapannya, tampaknya keduanya bahagia dengan candaan yang mereka buat.

"Permisii" ucap Ellena.

"Ellena" ucap Rafa terkejut
Dan wanita itu juga memutar badanya untuk melihat Ellena.

"Kamu udah merasa baikan?" Tanya Ellena menghampiri Rafa dan berdiri disamping brangkarnya.

Rafa mengangguk dan tersenyum "Iya El, aku merasa jauh lebih baik"

Namun Ekspresi Ellena tidak ada perubahan, ia melihat ke sekeliling
"Bunda ayah dimana?" Tanya Ellena.

"Mereka pulang terlebih dahulu untuk beristirahat. Disini ada Refania yang bergantian menjagaku" ucap Rafa.

"Tadi Mila dan sekarang Refania. Stok wanita mu ternyata banyak ya Rafa" batin Ellena menggerutu.

"Ohh Refania. Hi, aku Ellena" ucap Ellena tersenyum paksa.

"Refania. Calon istri Rafa" ucap Refania.

Ellena terkejut mendengar ucapan yang terdengar langsung dari mulut wanita ini.

"Ca–calon istri?"

"Iya calon istri. Kami akan menikah bulan depan. Iya kan sayang?" ucap Refania mengecup pipi Rafa.

"Me–menikah?" Beo Ellena
Ia masih mencerna kenyataan ini bahwa pria yang ia cintai ternyata sudah memiliki calon istri.

"Apa ini benar Rafa? B–bukannya kamu bilang?" Ellena menggantung ucapannya.

"Iyaa"

Hati Ellena kembali tergores.
Luka yang kemarin sempat terobati kembali terbuka lebih lebar.

Apa belum cukup penderitaannya? Pria yang pertama ia cintai menghianatinya. Lalu ini pria yang sekarang sudah ia cintai, kembali menyakiti hatinya.

Ellena tersenyum getir "Pernyataan cinta waktu itu artinya apa?"

"Ga ada, sekarang aku hanya mencintainya" ucap Rafa dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.

"Secepat ini rasa itu hilang?" Tanya Ellena.

Air matanya sedikit demi sedikit jatuh melewati pipinya. Banyaknya air mata tidak sebanding dengan goresan pada hati yang telah mereka torehkan.

"Kamu ga cinta sama aku El. Jadi buat apa air mata kamu itu?" Tanya Rafa.

"Siapa bilang? Kamu tau saat kejadian yang menimpa kita berdua dijurang itu. Cinta aku ada sampai saat ini" ucap Ellena.

"Lalu sekarang saat aku mulai mencintaimu dengan mudahnya kamu bilang hanya mencintai wanita lain?"

"Kalo kamu ga mampu menepati ucapan kamu ya jangan diucapkan. Karena itu hanya akan membuat seseorang berharap tanpa tau kepastian yang jelas"

"El–ellena" ucap Rafa namun dengan segera Ellena berbalik arah dan ingin berlalu dari tempat ini.

Namun alangkah terkejutnya ia mendengar suara dorr

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang