66. Diganggu (END)

748 29 0
                                    

*****
Mereka berjalan menuruni tangga dan menghampiri Haris yang tengah duduk di sebuah sofa.

Haris yang menyadari kedatangan mereka segera menurunkan ponselnya dan menatap tuan dan nona nya yang kini duduk di sofa juga.

Rafa yang menyadari tatapan Haris padanya mengangguk "Biarkan dia tau. Bahwa temannya itu tidak sebaik apa yang ia kira"

Ellena sangat heran dengan pembicaraan kedua pria ini. Siapa yang dibicarakan dan siapa yang akan di kasih tau.

"Begini tuan, nona. Lebih tepat nya tadi saya menemukan hasil lab yang menunjukkan bahwa janin yang dikandung Sofia adalah anaknya Satya. Mungkin kalian sedikit tidak percaya tapi inilah kenyataannya"

Singkat namun mampu membuat Ellena terkejut.

"Dan yang merencanakan penculikan anda adalah Sofia sendiri. Awalnya Satya menolak mengikuti rencana Sofia. Namun karena ancaman Sofia yang akan menunjukkan hasil lab pada anda, akhirnya satya mengikuti rencananya dengan syarat tidak akan melukai anda"

"Dan maaf saya harus mengatakan ini. Saat keberadaan Sofia ditemukan ia berusaha untuk menghindari kejaran polisi dan berakhir terjatuh ke jurang yang cukup dalam. Dan saat ini kondisi nya masih dalam keadaan koma, namun janin nya tidak terselamatkan" ucap Haris pelan. Ia melihat ekspresi Ellena yang tidak menunjukkan apa-apa.

"Dia pantas mendapatkan semua ini. Apapun yang terjadi padanya saat ini maupun yang dulu itu tidak ada urusannya denganku. I don't care, never will" ucap Ellena santai. Tangan dan kaki nya tidak lupa menyilang.

"Anda ingin menjenguk nya nona?" Tanya Haris.

Ellena segera menjawab "Untuk saat ini tidak"

"Ada lagi yang perlu kau bicarakan haris?" Tanya Rafa.

"Tidak ada tuan. Kalo begitu saya permisi" pamit Haris mengundurkan diri.

Rafa jahat banget. Secara tidak langsung ia mengusirnya:v

"Are you okay baby ?" Tanya Rafa merangkul pinggang Ellena. Sebelah tangannya meraih dagu Ellena agar menatap nya.

"I'm okay" ucap Ellena tersenyum.

Rafa menatap Ellena dalam. Seolah-olah ia mencari kebohongan dalam mata Ellena namun nihil ia tidak menemukan nya sama sekali.

"I love you sayang" Rafa mengecup kening Ellena cukup lama.

*************
3 tahun kemudian

Dorr dorr dor

"Papaaa!! mamaaaa!! Buka pintunya Ello mau masukk" teriak Raello menggedor pintu kamar Rafa dan Ellena.

Sedangkan di dalam sana Ellena kelabakan mendengar teriakan putranya.

"Sayang udah dulu ya. Ello manggil, kita lanjut nanti setelah Ello tidur" tampak nya Ellena berucap dengan sangat hati-hati agar suami nya mengerti.

"Arghh. Nanggung sayang shh. Bentar lagi" ucap Rafa mencium bibir Ellena agar memperdalam penyatuan mereka.

"Mamaaaa! Papaaaaaa!" teriak Raello kembali.

"Iyaa bentar sayangg" balas teriak Ellena setelah ciumannya terlepas.

"Kita lanjut nanti ya. Kasian Ello kamu tau kan kalo dia ngambek kaya gimana?" Ucap Ellena berusaha memberikan pengertian pada Rafa yang kini makin mempercepat ritme nya.

Rafa memberhentikan gerakannya dan menatap Ellena sayu. Dengan tatapan yang dipenuhi hasrat Rafa terpaksa melepaskan penyatuan mereka dan berjalan menuju kamar mandi.

Ellena memakai pakaian nya kembali dan membuka pintu nya.

Ia melihat Raello yang menenteng bantal dan selimut bergambar robot nya.

"Kenapa lama bukanya. Ello pegel beldiri disini telus" cabik Raello.

"Maaf ya. Tadi di badan mama ada cicak gede yang terus nempelin mama. Jadinya mama lama buka pintunya" jelas Ellena berjongkok dihadapan Raello.

"Mana cicak gede nya ma? Mau Ello hajal kalena udah bikin kaki Ello pegel" ucap Raello celingukan.

"Cicak nya ada di kamar mandi. Nanti kalo cicak nya udah keluar baru Ello hajar cicak nya sampe pingsan, oke?" Ucap Ellena menuntun Raello untuk duduk diatas kasur.

"Oke siap ma" ucap Raello dengan semangat 45.

"Ello mau ngapain hem kesini? Mana bawa bantal sama selimut lagi" ucap Ellena terkekeh melihat tingkah anaknya.

"Ello pengen tidul sama mama. Boleh ya boleh ya?" Pinta Raello menampilkan wajah babyface nya pada Ellena.

"Boleh dong sayang" ucap Ellena mengacak rambut Raello.

Raello berjalan mengendap-endap ketika mendengar suara kunci pintu kamar mandi telah dibuka.

"Lasain nih cicak. Hyaaaa suluh siapa kamu telus nempelin mama. Buk jduk buk buk" hajar Raello bertubi-tubi pada cicak eh Rafa yang kini kewalahan dengan serangan Raello.

"Eh eh eh. Udah udah. Ini papa bukan cicak. Ello udah. Astaga Ell bantu aku" ucap Rafa kewalahan.

Pasalnya kini Raello sudah duduk di atas tubuh nya yang terbaring dilantai.

"Eh papa. Ko papa bukannya tadi cicak?" Raello berhenti untuk memukuli Rafa.

"Dari tadi juga papa, bukan cicak" Rafa mengangkat tubuh Raello dan meletakannya di pundak nya.

Ia melihat Ellena yang masih tertawa melihat tingkah keduanya tadi.

"Kamu seneng kan liat suamimu dihajar sama bocil satu ini?" Rafa menunjuk Raello yang kini sudah memelototi nya.

"Ello bukan bocil" hardiknya.

Ellena kembali tertawa melihat keduanya yang kini sudah menduduki kasur.

"Iya iya bukan bocil tapi masih cadel" ejek Rafa berbaring dengan Raello yang kini sedang berbaring diatas tubuhnya.

Ellena tidak mau kalah ia ikut berbaring disamping Rafa dengan tangan Rafa yang menjadi bantalan.

"Aw ah iya Ello ngga cadel" ucap Rafa refleks ketika Raello mencubit dada nya yang hanya berbalut kaos oblong.

"Makanya jangan macem-macem sama Ello" kata Raello sedikit sombong.

"Papa cuma satu macem ko" kekeh Rafa.

Tangannya mengusap punggung Raello agar ia cepat tertidur dan ia bisa dengan leluasa kembali melanjutkan kegiatan tadi yang sempat tertunda.

"Oh iya ngapain malem-malem Ello kesini? Kenapa ngga tidur aja dikamar Ello?" Tanya Rafa heran.

Karena akhir-akhir ini memang Raello sering tidur bersama mereka.

"Ello belum siap punya ade" keluh Raello.

Rafa dan Ellena saling pandang
"Hah?" Beo keduanya.

"Pokoknya Ello belum siap punya ade. Ello ga mau setiap malem kalian bikin ploduk ade" ucap Raello dengan cepat.

"Siapa yang bikin produk ade?"

"Papa sama mama lah. Siapa lagi" cebik Raello mendudukan dirinya diatas perut Rafa.

"Astagaa. Diajarain siapa Ello tau hal kaya gitu hem?" Tanya Ellena lembut.

"Kata aunty ga boleh di kasih tau ke siapa-siapa. Eh ups" ucap Raello refleks menutup mulutnya yang keceplosan.

"Maafin Ello aunty"

"Refaniaa. Awas kau yaa"

***********
End?

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang