55. Kamar di pesawat

370 26 20
                                    

*****
"Selamat siang semua. Maaf mengganggu jam kerja kalian. Pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan wanita disamping saya. Dia istri saya sekaligus pemilik perusahaan ini, dia wanita yang saya cintai dan disini mau siapapun, bergelar jabatan apapun itu. Tidak ada yang boleh mengganggu nya barang sedikitpun" ucap Rafa tegas.

Mata nya menyorot dengan tajam, menatap mereka satu persatu.

"Jika ada yang mengganggunya kalian akan tau akibatnya" ucap Rafa setengah mengancam mereka.

Mereka tampak ketakutan tapi tidak lagi karena Ellena mulai membuka suara.

"Hi semua. Seperti yang tadi tuan Rafa katakan saya Ellena Kylendra istri dari Rafa Denandra. Saya tidak tau bahwa para atasan di perusahaan ini bersikap semena-mena. Kalian mempunyai derajat yang sama jadi tidak perlu takut dengan jabatan. Lawan mereka yang mengganggumu" Ucap Ellena kepada semua orang.

"Dan jika ada perlakuan seperti tadi dihadapan kalian. Kalian harus melerainya bukan hanya sekedar menontonnya. Karena ini termasuk tindak kriminal. Paham?" Ucap Ellena tegas.

Mereka menunduk karena merasa bersalah dengan apa yang mereka lakukan tadi.

Tidak lama Ken datang dan dengan Kepala keuangan di bawah kendalinya.

Ia menganggukan kepalanya pada Rafa. Bahwa tugas yang Rafa berikan sudah ia laksanakan.

"Minta maaf lah pada nona Ellena" titah Ken sedikit mendorong wanita itu agar tepat berdiri dihadapan Ellena.

Wanita itu menundukan kepalanya, tangannya terkepal karena merasa dipermalukan.

"Cepatlah. Mereka tidak punya waktu untuk terus melihatmu berdiri bak patung disini" ucap Ken setelah melihat Wanita itu diam saja.

"S–saya minta maaf nona" ucap Wanita itu. Terdengar dari suaranya ia tidak tulus dalam mengucapkannya.

"Minta maaf dengan benar bisa kan? Apa perlu saya ajari" Ucap Ken menatap wanita itu tajam.

Seketika sekujur wanita itu panas dingin
Maklum wajah Ken kaya ibu-ibu yang lagi ngepel terus ada kucing lewat, ngamuknya ga ketara.

"S–saya atas nama Nesa minta maaf nona. Saya menyadari kesalahan saya dan tidak akan mengulanginya lagi" ucap wanita itu tersenyum paksa.

"Tidak apa-apa. Tapi kalo kamu mengulanginya lagi saya tidak segan-segan untuk melaporkan mu pada pihak berwajib" ucap Ellena.

"Ada lagi yang perlu disampaikan nona?" Tanya Ken pada Ellena.

Ellena menggelengkan kepalanya tanda tidak.

"Baiklah. Ikuti saya" ucap Ken pada Nesa.

Mereka berlalu pergi menuju keluar perusahaan
Iya, Nesa dipecat.
Sorakk dong.

"Itu saja yang dapat saya sampaikan. Kedepannya saya harap kalian bisa menjaga sikap pada siapapun, dan hargai mereka yang berbicara padamu bukan malah mengolok-olok nya" ucap Rafa.

"Kembali bekerja" titah Rafa mengibaskan tangannya. Mereka langsung bubar berhamburan menuju meja masing-masing.

"Cape ya?" Tanya Rafa pada Ellena. Tangannya merangkul pinggang Ellena.

Bisa-bisanya mereka bermesraan di depan Haris, si jomblo akut.

Haris menatap datar keduanya lalu membungkukan badannya dan berlalu pergi dari aula ini.

"Ayo pulang. Kamu butuh istirahat untuk keberangkatan besok" ucap Rafa berjalan dengan merangkul pinggang Ellena.

"Ngga boleh gini sayang. Ini masih diperusahaan lohh" ucap Ellena melepaskan tangan Rafa dari pinggangnya.

"Gapapa. Biar mereka tau kalo kamu hanya milik Rafa" ucap Rafa kembali melingkarkan tangannya dipinggang Ellena.

Pasalnya saat mereka lewat banyak karyawan pria yang melirik Ellena diam-diam.

"Posesif" gumam Ellena tapi masi0h didengar oleh Rafa.

"Posesif sama istri itu diwajibkan. Kamu mau suami kamu posesif sama wanita lain?" Tanya Rafa disepanjang jalannya.

"Mau mati hem?" Ancam Ellena mengadahkan kepalanya menatap Rafa.

"Ya ngga. Kan belum bikin produk buatan kita masa mau langsung mati" ucap Rafa dengan sengaja tangannya mengusap pinggang Ellena.

"Rafaaa" pekik Ellena saat merasakan geli di area pinggang nya.

"Iya sayang kenapa? Tenang aja nanti kita lanjut dirumah ya" Ucap Rafa membukakan pintu mobil untuk Ellena.

Ellena mencubit pinggang Rafa sebelum masuk.

Rafa tersenyum geli melihat tingkah istrinya
Kenapa ngga dari dulu aja coba mereka kaya gini.

Rafa menjalankan mobilnya menuju rumah mereka
Setelah sampai Ellena mandi terlebih dahulu. Lalu menuju dapur untuk memasak makanan sore ini.

Sudah lama ia didapur tapi masih berkutat dengan peralatan dapur. Tidak lama sebuah tangan kekar melingkar dipinggangnya.

Ellena dapat mencium parfume Rafa yang sudah sangat ia hafal.

"Kenapa hem?" Tanya Ellena melirik wajah Rafa yang berada dipundaknya.

"Malam ini kita langsung berangkat El. Jadi persiapkan dirimu untuk aku terkam" ucap Rafa mengecup leher Ellena.

Sebelum kena amukan Ellena dengan segera ia berlari menuju meja makan.

Ellena cukup sabar, ia mengusap lehernya yang terasa geli.

Tangannya sibuk menyiapkan makanan yang sudah ia sajikan
Tidak lupa ia membawanya menuju meja makan.

"Dimakan ya. Kamu pasti lapar" ucap Ellena menyodorkan mangkuk berisi makanan yang ia masak tadi.

"Iya sayang. Kamu juga makan gih" ucap Rafa tersenyum.

*****
Ellena mengerjapkan matanya. Ia melihat Rafa tertidur disampingnya dengan tangan yang melingkar diperutnya.

Tapi ada yang beda ini kamar siapa?

"Emm sayang kenapa?" Gumam Rafa dengan suara serak.

Ia merasakan pergerakan Ellena yang kini sedang duduk mengamati setiap sudut kamar.

"Maaf aku jadi mengganggu tidur kamu" ucap Ellena menatap Rafa.

"Ngga, kamu butuh sesuatu?" Tanya Rafa.

Perlahan ia ikut duduk disamping Ellena.

"Ini kamar siapa?"

"Kamar kita" jawab Rafa singkat.

"Kamar kita bukan kaya gini yang. Perasaan beda sama kamar kita yang kemarin"

"Iya emang beda tapi ini tetap kamar kita"

"Bedanya?" Tanya Ellena kebingungan.

"Kamar ini dipesawat kalo kemarin-kemarin kita tidur dikamar rumah kita"

"Apaa!"

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang