31. Kafe XX

560 58 13
                                    

*****
Di luar rumah Ellena.

"Masuk dan istirahat. Jangan sedih lagi ya, aku ngga suka" ucap Rafa mengusap kepala Ellena.

Ellena mengangguk lesu dengan tatapan yang terus menatap kebawah.

Rafa mengangkat dagu Ellena dengan telunjuknya lalu berucap "Masuk El"

"Hati-hati" ucap Ellena tersenyum lalu masuk kedalam rumah.

Rafa tersenyum lalu kembali masuk ke mobil dan menjalankan nya menuju kediaman nya.

"Pa, kayanya mereka cocok deh kalo dijodohin. Papa liat sendiri Rafa kayanya sayang banget sama Ellena" ucap Della dari atas balkon melihat mobil Rafa yang sudah menjauh.

"Biarkan mereka saling mengenal dulu Ma. Dengan begitu mereka bisa tau kekurangan dan kelebihan dalam diri mereka masing-masing tanpa campur tangan kita sebagai orangtua" ucap Albert.

"Keputusan papa yang terbaik" ucap Della memeluk Albert, suaminya.

Kembali pada Ellena
Ellena sedang duduk di sofa yang berada dikamarnya dengan kimono yang masih melekat pada tubuhnya. Tidak lupa handphone berada ditangannya.

Ting Ting

Dua kali bunyi notifikasi tanda ada pesan masuk.

"Evan. Ada perlu apa dia?" Gumam Ellena melihat Handphone nya yang ternyata notif dari Evan.

Evan
Ell
Kamu sibuk?

Ellena
Knpa?

Evan
Bisa kita bertemu di kafe XX sekarang?

Ellena
Pnting?

Evan
Ada hal yang harus aku bicarakan sama kamu

Ellena
Aku ksana

Evan
Aku tunggu

"Aku akan menemuinya" ucap Ellena menyemangati dirinya.

Kemudian ia berganti baju dengan setelan kemeja dan celana kulot.

"Kamu emang cantik, Ell" pujinya. Lalu ia berangkat menuju kafe yang disebutkan Evan tadi menggunakan mobil.

Sesampainya dikafe. Keadaan kafe lumayan ramai hari ini. Pengunjung berlalu lalang keluar masuk dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Ellena celingukan setelah masuk kedalam kafe dan tidak menemukan keberadaan Evan.

Ting

Evan
Aku dilantai dua

Ellena berjalan menuju lantai dua dan menemukan Evan yang sedang duduk disofa memandangi keluar ruangan dengan rokok dimulutnya.

Ellena segera berjalan menuju Evan dan duduk dihadapannya dengan tatapan datat yang mengarah pada nya.

"Ellena" ucap Evan tersenyum.

Tetapi Ellena diam memandangi wajah Evan dan rokok secara bergantian.

"Maaf" ucap Evan segera mematikan puntung rokok dan menaruhnya di asbak yang tersedia.

"Sejak kapan kamu kembali merokok?" Tanya Ellena melipat kedua tangannya.

"Maaf. Aku tidak akan merokok lagi" ucap Evan berjalan menuju Ellena dan duduk disamping Ellena.

Namun dengan segera Ellena menjauh.

"Cuci tangan dan mulut kamu" ucap Ellena.

"Ah iya" ucap Evan kikuk sambil beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi.

Tidak lama kemudian setelah Evan pergi ada seseorang yang meneriaki Ellena. Dan pengunjung seketika melihat ke sumber suara.

"ELLENAA!"

Ellena mengernyitkan dahinya. Bingung kenapa Riko meneriakinya.

"Berani berani nya kamu memasukan Sofia ke penjara" bentak Riko.

Plak

Satu tamparan mengenai pipi Ellena. Ellena memegang pipinya dan menatap Riko tak percaya.

Seketika semua pengunjung dibubarkan oleh bodyguard yang Riko bawa.

Tersisa Ellena, Riko dan keluarga Sofia serta Evan yang berada dikamar mandi.

"Kak Riko menamparku?" Lirih Ellena menatap Riko dengan tatapan kecewa.

Plak

Tamparan kedua kembali mengenai pipi Ellena.

"Apa salah putriku padamu sampai sampai kamu memasukannya ke penjara dan mencoreng nama baik keluarga kami" ucap mama Sofia menampar Ellena.

Satu tamparan lagi ingin mengenai pipi Ellena namun Evan datang dan memegang tangan Riko yang ingin kembali menampar Ellena.

"Evan. Katakan pada tunangan murahan mu ini kenapa dia berani memasukan Sofia ke penjara" ucap Riko menunjuk Ellena.

"Murahan?" Batin Ellena tersenyum getir.

"Jaga bicaramu Riko" teriak Evan.

"Sofia dia yang telah menyakiti Ellena. Dia yang–" Ucapan Evan terpotong.

Tangan kanan Ellena mengadah tanda untuk diam.

"Biarkan mereka tau kebenarannya secara langsung" ucap Ellena.

"Aku tidak mau membuat keributan dikafe orang lain. Selesai kan masalah ini dikantor polisi" ucap Ellena.

"Satu hal yang harus kalian tau bahwa hubunganku dengan Evan tidak lagi terjalin karena Sofia." ucap Ellena dingin kemudian berlalu pergi.

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang