20. Kembali tergores

831 122 19
                                    

*****
"Jus jeruk udah datang sayangg" Gada akhlak emang si Rafa. Datang datang langsung panggil sayang.

Rafa berjalan menuju keberadaan Ellena dan tidak menyadari bahwa diruangan ini ada seorang pria yang sedang menatapnya tajam.

"Minumlah yang banyak biar kamu cepat sehat" Ucap Rafa tersenyum mengacak-acak rambut Ellena, mungkin ini akan jadi salahsatu hobinya.

"Makasih" Ucap Ellena tersenyum.

"Apa sih yang ngga buat calon istri" Ucap Rafa tersenyum menyebalkan
Dan seketika Ellena yang sedang minum terbatuk.

"Kalo lagi minum itu hati-hati. Ngga ada yang mau merebut minumanmu" Rafa mengelap sudut bibir Ellena dengan ibu jarinya.

Entah jin apa yang sedang merasuki tubuh Rafa sehingga ia jadi bersikap manis seperti ini.

Ellena hanya tersenyum.

"Kalo disini ngga ada Evan. Kamu udah aku lempar ke balkon. Seenak nya dia mengklaim ku sebagai calon istri" batin Ellena tersenyum paling manis yang tertuju pada Rafa.

"Ehhmm" dehem Evan.

"Ngapain disini?" tanya Rafa berbalik dan melihat Evan yang sedang berjalan kearahnya.

"Siapa kamu?" Tanya Evan memasukan kedua tangannya di saku depan celananya.

"Rafa" Ucap Rafa dingin.

"Ada hubungan apa kamu dengan Ellena?" Tanya Evan kembali.

"Calon suaminya" jawab Rafa enteng.

Ellena yang berada dibelakang Rafa melotot.

"Aku ngga percaya. El ada hubungan apa kamu dengannya" tanya Evan pada Ellena dengan kemarahan yang ditahan.

"Yan–" Ucap Ellena terpotong.

"Ohh. Kamu juga ternyata berhubungan dengan pria ini saat kamu masih menjadi tunanganku El?" Bentak Evan tersulut emosi.

"Ti–" Ucapan Ellena lagi-lagi terpotong

"Murahan. Kamu ga ada bedanya dengan aku yang seorang penghianat.
Kamu jalang, dengan statusmu yang masih tunanganku kamu berhubungan dengan pria lain. Cihh" ucap Evan menatap Ellena rendah.

"Jaga bicaramu Evan" bentak Rafa mengepalkan tangannya.

"Dan kau Rafa. Kau sudah tau bahwa dia sudah bertunangan. Kenapa kau masih ingin berhubungan dengannya yang tidak jauh berbeda dari wanita malam diluaran sana" Ucap Evan menunjuk Ellena yang diam mematung menatap keduanya dengan air mata yang mengalir.

"Ku bilang jaga bicara mu Evan" bentak Rafa memukul rahang Evan hingga tersungkur.

"Kau puas melihat ku seperti ini Ellena? Kau menyudutkan ku seolah-olah aku yang paling bersalah disini. Lalu kau yang tidak ada bedanya dariku. Kau merasa dirimu paling benar, cihh kau pasti menyuap Rafa dengan tubuhmu itu" ejek Evan berdiri dari duduknya.

"Kenapa kau diam saja hah? Kau merasa bersalah bukan, minta maaflah kau juga tidak lebih dari seutas sampah!" Ucap Evan mendekati Ellena yang sedang menatapnya.

"Udah selesai?" Tanya Ellena

"Udah puas mengataiku? Kalo belum lanjutkan lah hatiku masih kuat untuk mendengarkan semua tuduhan mu padaku" namun Evan diam menatap Ellena dengan tatapan yang tidak bisa diartikan

"Aku murahan? Aku jalang? Aku sampah? Aku menjual tubuhku? Ada lagi Evan?" Tanya Ellena menghapus air matanya yang masih tak berhenti mengalir.

"Cukup! Sudah cukupp! Sudahi semua ini aku lelah" lirih Ellena menyenderkan punggunya ke brangkar dan menatap atap ruangan ini.

"Kalo aku ngga punya orang orang yang menyayangi ku. Lebih baik aku mati. Aku ngga ada gunanya di dunia ini. Aku murahan aku sampah dan itu semua benar di otak mu. Mau kamu mengatai ku apapun itu terserah kamu. Satu hal yang harus kamu ingat kenali sebelum memaki" Ucap Ellena kembali duduk menyandarkan punggungnya dan menatap Evan dengan tersenyum.

"Kamu bilang aku menjual tubuhku? Sebanyak apapun uang yang mereka berikan padaku ngga sebanding dengan harga diri yang selama ini aku jaga. Aku bahkan menjaganya melebihi apapun. Dan dengan mudahnya kamu bilang aku seorang wanita malam? Cih dunia memang kejam. Melihat dan mendengar tanpa memastikan semuanya"

"Aku menerima semua takdir yang menimpaku. Dimulai dari kamu yang menghianatiku dengan temanku sendiri aku menerimanya. Apa kamu pernah berpikir gimana perasaan aku saat ini? Aku dihianati, aku dicaci-maki. Itu semua dilakukan oleh mu. Apa kamu ngga merasa bersalah sedikitpun? Bahkan kalo kamu meminta maaf padaku aku akan memaafkannya, ahh aku tidak mengharapkan maaf mu Evan, ga penting"

"Aku yang berkali kali kamu sakiti ini menerimanya. Aku meminta kamu untuk berbahagia diatas penderitaanku, kurang baik apalagi aku padamu? Aku merelakan hubungan kita demi perbuatan yang telah kamu buat Evan. Aku rela mengorbankan semua perasaanku demi janin yang telah kamu tanam dirahim wanita lain"

"Pergilah dari hadapanku. Jangan tampakan wajahmu dihadapanku lagi. Aku akan melupakan semua komitmen dan kenangan yang telah kita buat. Aku akan menghapus itu semua anggap hubungan ini ngga pernah terjadi. Bahkan kalo kamu pura pura tidak mengenalku itu lebih baik" ucap Ellena menatap lantai

"Hapus semua cintamu untukku, itu tidak penting lagi bagi siapapun. Kamu berbahagia dengannya aku pun akan berbahagia dengan pria yang aku cintai kelak. Sekarang tujuan kita berbeda. Kamu harus ingat itu" Ucap Ellena melepaskan kalung yang melingkar dilehernya dan berjalan dengan memegangi dadanya yang masih terasa sakit

Ia memegang tangan Evan dan menaruh kalung tadi ditangannya

"Aku tidak membutuhkannya lagi" Ucap Ellena berjalan keluar ruangan
Dengan Rafa dibelakangnya.

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang