46. Mengunjungi Sofia

489 33 10
                                    

*****
1 hari sebelum hari pernikahan Ellena dan Rafa.

Mereka mengunjungi Sofia di kantor polisi.

Setelah mereka sampai di sana mereka melihat jika sofia sedang duduk memandangi makanan dan segelas susu dihadapan nya tanpa mau menyentuhnya.

"Sofia. Makanlah, janin mu butuh asupan untuk bertahan hidup" ucap Ellena mengahampiri Sofia yang terhalang oleh jeruji besi.

"Jangan dekat dekat El. Dia berbahaya" ucap Rafa menarik tangan Ellena agar tidak terlalu dekat dengan penjara.

Sofia menatap Ellena tajam bak ingin membunuhnya "Peduli apa kamu cih?"

"Siapa yang bilang aku peduli padamu. Dengar baik-baik aku hanya peduli pada janin mu bukan kamu" ucap Ellena menunjuk Sofia. Tidak ada maaf untuknya bagi seseorang yang telah menghianatinya.

"Aku akan membunuh janin ini. Dia hanya pembawa sial dalam hidupku" bentak Sofia yang ingin memukul perut nya tetapi salah satu polisi menahan kedua tangan Sofia.

"Lepass. Aku akan membunuh janin ini. Kubilang lepass" teriak Sofia kesetanan. Ya emang setan.

"Dia tidak bersalah Sofia. Justru kamu yang membawa sial dalam hidupmu sendiri. Karena kesalahanmu, kecerobohanmu kamu jadi seperti ini. Kamu yang membuat dirimu sendiri masuk jurang bukan janin tidak bersalah ini" ucap Ellena dengan sorot kemarahan.

Rafa mengusap punggung Ellena "Sabarr El. Kamu harus mengontrol emosimu"

"Ku mohon jaga dia dalam sembilan bulan ini. Kalo kamu tidak sanggup untuk mengurusnya aku bisa mengurusnya dengan sepenuh hati" ucap Ellena.

"Tidak sudi aku memberikan bayi ku pada wanita jalang seperti mu" ucap Sofia dengan sorot kemarahan.

Rafa ingin menghampiri Sofia dan menamparnya namun Ellena segera menahan tangan Rafa dan mengusapnya.

"Aku jalang? Lantas kamu apa? Wanita bayaran? yang mau memuaskan nafsu tiap pria, bahkan yang sudah beristri. Ck ck" ejek Ellena bersidekap dada.

"Kau!!" Geram Sofia mengepalkan tangannya.

"Ah iya. Tujuanku datang kesini sebenarnya bukan ingin menjengukmu. Tetapi aku ingin memberi tau bahwa besok adalah pernikahan ku" ucap Ellena tersenyum remeh pada Sofia.

"Kau mau menikah dengan pria yang aku cintai hah? Kau mau menghianati sahabatmu sendiri. Kau jalang Ellena" teriak Sofia memberontak.

"Siapa pria yang kamu cintai? Evan? Hohoho. Aku tidak lagi mencintainya. Kamu harus ingat itu" ucap Ellena dengan nada masih mengejek.

"Lalu kamu menikah dengan siapa? Pria tua namun kaya yang sudah menyetubuhi mu heh" ucap Sofia kembali mengejek.

Tetapi bukan Ellena namanya jika terpengaruh dengan ejekannya.

Ellena balik memandang Sofia dengan sorot mengejek "Dengar nona! Aku bukan kamu. Kamu dan aku beda. Perlu diingat aku masih suci tidak seperti kamu sana sini dicicipi"

Sofia mengepalkan tangannya. Ia termakan oleh ucapannya sendiri. Betapa malunyaa.

"Aku calon suaminya. Rafa Denandra" ucap Rafa merangkul pinggang Ellena.

"Bukankah anda pemilik RD Company yang perusahaan nya akhir-akhir ini melambung tinggi dan berada diatas pencapaian yang paling semua perusahaan ingin kan?" ucap polisi yang memegangi tangan Sofia.

"Anda tau itu pak polisi. Ini semua berkat dia yang telah menyemangatiku" ucap Rafa mencium pucuk kepala Ellena dari samping.

Sofia menatap mereka iri. Dia sedang berada dalam penjara namun diluar sana Ellena dengan raut bahagianya akan menikah dengan pria yang mencintainya.

"Mau bagaimana pun kejahatan tidak akan pernah menang dari kebaikan. Kamu sudah dewasa. Dan kamu bisa membedakan mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah" ucap Ellena.

"Terimakasih atas waktu yang telah diberikan pak. Kami permisi" ucap Ellena berlalu dengan menggandeng tangan Rafa.

"Abis ini kita makan dulu ya? Kamu belum sarapan tadi pagi" Ucap Rafa.

"Tapi stok bahan makanan di apartemen aku abis. Aku lupa untuk mengisinya" ucap Ellena.

"Ke apartemen aku aja ya sayang" ucap Rafa.

Setelah mereka sampai di apartemen Rafa.

Ellena tidak kaget dengan interior ruangan ini yang serba gelap. Ia sering kesini dalam satu minggu ini. Entah membuatkan sarapan untuk Rafa, bahkan dua hari yang lalu Rafa sakit dan Ellena kesini untuk merawatnya.

"Rafa. Mau aku masakin apa?" Ucap Ellena siap dengan celemeknya.

"Kita masak pasta bareng-bareng" ucap Rafa menghampiri Ellena.

"Yang ada kamu hanya mengganggu" ucap Ellena mendelik.

"Hahaha ngga lagi deh yang" ucap Rafa cengengesan.

*****
"Ellena pelan-pelan tanganmu bisa aja terkena pisau tajam itu"

"Memotong sepelan ini. Diminta untuk kembali pelan-pelan. Pasta nya kapan jadi" batin Ellena.

"Awas terkena cipratan minyak panas El. Makanya ditutup wajan nya"

"Kalo ditutup pastanya akan gosong Rafaaaa"

"Rafaaa. Awass ishh aku gelii" ucap Ellena.

"Biarin dulu kaya gini" ucap Rafa memeluk Ellena dari belakang dan mendusel-duselkan kepalanya diceruk leher Ellena.

"Pasta nya udah jadi. Makan dulu" ucap Ellena mengambil piring dengan Rafa yang mengekorinya

"Sayang. Lepas dulu ya. Aku kesusahan menaruh pastanya kepiring" ucap Ellena

"Iyaa iyaa cup" ucap Rafa mengecup bibir Ellena singkat dan berlalu menuju Meja makan.

"Jantungkuu astagaaa"

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang