21. Taman kota

725 116 15
                                    

*****
"Aku ga butuh ini lagi" Ucap Ellena berjalan keluar ruangan
Dengan Rafa dibelakang nya.

"Argh bodoh. Aku lagi lagi nyakitin dia" Gumam Evan menjambak rambutnya sendiri.

Sedangkan Ellena masih berjalan diikuti Rafa.

Rafa melihat disamping ruangan ada kursi roda yang tidak berpenghuni
Lalu ia mengambil nya dan membawanya mengejar Ellena yang tidak jauh darinya.

"El duduklah disini" pinta Rafa.

Ellena hanya melirik kemudian ia duduk tanpa protes sedikit pun. Jujur luka nya sangat sakit, ia tidak tahan lagi untuk berjalan lebih jauh.

Terlihat dari arah pandangan Ellena. ia menatap kedepan tapi tidak ada sesuatu yang dipikirkan yaa mungkin bisa dibilang menatap dengan pandangan kosong.

Setelah kejadian tadi, mungkin bisa dipungkiri bahwa hati Ellena kembali terluka oleh laki-laki yang masih singgah dihatinya.

Kebanyakan orang yang menyakiti kita adalah orang terdekat kita pula.

Sesampainya dilobi rumah sakit.

"Mau kemana El?" Tanya Rafa berjongkok di depan kursi roda Ellena dan menatap Ellena dengan tatapan teduh.

"Ngga tau" singkat Ellena mengalihkan pandangannya dari Rafa.

"Jangan terlalu mikirin banyak hal. Itu bisa berakibat buruk pada kesehatan kamu" ucap Rafa tetapi Ellena tidak menanggapinya.

"Kita ke taman kota" Ucap Rafa mendorong kursi roda Ellena menuju taman kota.

Kebetulan taman kota tersebut tidak jauh dari rumah sakit ini. Dengan begitu Rafa bisa berjalan kaki tanpa harus menggunakan mobil.

Setelah ditaman kota Ellena tetap diam melihat sekitar yang lumayan banyak orang-orang yang berlalu lalang.

Ada yang pacaran, berjualan asongan, ada pula anak-anak yang sedang berlari kesana kemari dengan orangtua yang mendampingi mereka.

Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki kira kira berusia 3 tahun menghampiri Ellena tanpa didampingi oleh orangtua nya.

"Kakak cantik" panggil anak tersebut setelah sampai di hadapan Ellena. Sedangkan Rafa hanya menatap keduanya.

"Iyaa. Kenapa sayang?" Jawab Ellena tersenyum.

"Kakak kenapa pake kulsi loda?" tanya anak tersebut dengan logat cadel.

"Ngga papa. Kakak cuma kelelahan aja" jawab Ellena seadanya tapi tetap tersenyum.

"Kaki kakak pasti cakit ya? Wili belikan esklim ya kak bial kaki kakak cembuh" Ucap anak tersebut yang bernama Willi.

"Nama kamu Wili?" Tanya Ellena memastikan.

"Iyaa. Wili Andlean" ucap Wili.

Seketika raut wajah Ellena menunjukkan bahwa ia terkejut.

"Dimana orang tua Wili?" Tanya Ellena celingukan.

Seketika ada seseorang yang memanggil nama Wili.

"Williiiii" panggil seorang pria dan seorang wanita dibelakang nya.

"Wili disinii" teriak Wili dengan melambaikan tangannya.

"Kakak cantik. Pelkenalkan ini mama papa wili" ucap Wili memegang tangan kedua orangtua nya.

"Kak Riko kak Elsa" Ucap Ellena tak percaya. Bahwa yang didepannya ini adalah

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang