24. Keputusan

667 94 19
                                    

*****
"Ngga janji" Ucap Rafa tersenyum menyebalkan. Ellena yang mendengar ucapan Rafa mengerucutkan bibirnya.

"Menyebalkan" rajuk Ellena.

"Menyebalkan gini juga kamu sayang kan?" ucap Rafa menaik turunkan alisnya.

"Iya sesama manusia udah sepatutnya saling menyayangi" ucap Ellena santai.

Seketika senyuman Rafa luntur,
Rafa melanjutkan langkahnya dan tetap mendorong kursi roda Ellena.

Sesampainya nya di ruang inap.
Ternyata Evan masih ada disini, bedanya sekarang ada keluarga Evan dan Ellena berkumpul diruangan ini.

"Ellena. Kamu dari mana saja? Kami mencarimu di sekitaran rumah sakit ini tidak ada. Menelpon mu ternyata handphone mu tertinggal diruangan ini" ucap Della memeluk Ellena.

"Ellen dari Taman kota Maa. Ditemani Rafa" ucap Ellena balas memeluk Della dan melepaskan nya kembali.

"Terimakasih nak Rafa sudah mau menjaga Ellena" ucap Della tulus kepada Rafa.

"Gapapa tante. Lagian Rafa juga teman Ellena. Sudah sewajarnya Rafa menjaganya" ucap Rafa tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh Della.

Seketika raut wajah Evan berubah menjadi raut penyesalan.

Rafa hanya teman Ellena tidak lebih seperti apa yang ia pikirkan tadi
Ahh sudahlah nasi sudah menjadi bubur, apa boleh buat.

Dan Ellena kembali duduk dibrangkar yang tersedia.

"Aku akan memberitahukan kepada kalian terutama kau Evan. Aku akan membatalkan pernikahan mu dengan putriku Ellena" ucap papa Albert tegas.

"Paa bagaimana mungkin papa memutuskan hubungan ini tanpa persetujuan kami" ucap Evan tidak terima.

"Siapa bilang papa ngga minta persetujuan aku. Aku setuju dengan keputusan papa" ucap Ellena menatap  Evan dingin.

"Aku ngga setuju. Aku ngga mau batalin pernikahan kita El" ucap Evan menghampiri Ellena dan memegang tangannya. Tetapi dengan segera Ellena menepisnya.

"Maaf tapi aku ngga bisa. Bukannya ini yang kamu mau Evan? Kamu mau aku menjauh dan kamu secepatnya bisa menikahi Sofia tanpa terhalang oleh hubungan kita, that's rigt?" Ucap Ellena .

"Bukan. Kamu salah El aku hanya mencintaimu, bukan siapapun" ucap Evan dengan tatapan sendu.

"Aku mendengarnya dari mulut kamu langsung, so berhenti mengelak" ucap Ellena.

"Aku mohon percaya padaku El, dan tarik kembali ucapan mu tadi"

"Percaya? Dulu aku membangun tinggi tinggi kepercayaan ini Evan. Tapi apa yang aku dapatkan? Kamu menghancurkan nya" Ucap Ellena menatap sendu Evan yang sedang menatapnya.

"Maafkan aku. Beri aku kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya El. Aku janji aku ngga akan mengecewakan kamu lagi" ucap Evan sungguh sungguh.

Ellena merasa iba melihat Evan memohon kepadanya. Ia merasa ia yang paling egois disini.

"Aku–"

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang