13. Kedatangan Evan

1K 138 16
                                    

"Kebencian tumbuh karena kesalahan diri sendiri"

*****
"El Elenaaa. Dimana Ellena? Gimana keadaan nya" teriak seorang pria dengan raut khawatir.

"Kau brengsekkk Evann"

Bugh bugh

"Gara-gara kamu putriku jadi terbaring lemah disini. Dia sekarang koma kau puas hah? Saya ngga sudi mempunyai calon menantu sepertimu cihh" bentak Albert memukul Evan secara brutal.

"Udah om udah. Kendalikan emosimu. Jangan membuat keributan dirumah sakit" lerai Rafa memisahkan keduanya.

Sedangkan Johan dan yang lainnya hanya diam tak berkutik, karena mereka sadar Evan salah dalam hal ini jadi Albert berhak menghukumnya.

"Pergi kau dari sini. Saya muak melihat wajah pria brengsek sepertimu. Jangan tampakan wajahmu lagi dihadapan Ellena" Albert masuk ke ruangan Ellena diikuti Della yang melirik Evan sinis.

"Kau salah dalam hal ini. Jadi perbaiki kesalahan mu itu. Jangan lagi mempermainkan perasaan wanita, karena sekalinya tersakiti dia tidak akan mudah dirayu lagi" Ucap Rafa menepuk pundak Evan dengan keras saking kesalnya. Lalu masuk ke ruangan Ellena.

"Papa ngga nyangka kamu melakukan semua ini van. Papa kecewa padamu. Kamu telah menghancurkan semua kepercayaan kami dengan cara menghianati Ellena" Ucap Johan meninggalkan semua orang.

"Ck ck kau bodoh sekali Evan Anderson. Kamu membuang berlian demi sebuah sampah. Kamu udah tau seluk beluk dan sifat Ellena tentu baik kan? Sedangkan wanita itu? Kamu baru mengenalnya satu bulan yang lalu dengan mudahnya kamu percaya padanya. Ckk bodohh" Ucap Mery menyusul Johan

"Semangat ya kak. Kakak pasti bisa melewati semua rintangan ini. Satu hal yang harus kakak ingat percayalah pada yang pasti, zaman sekarang semua orang bisa melakukan semua hal demi apa yang diinginkannya terkabulkan. Apa kakak yakin wanita itu sedang mengandung anakmu? Dengan mudahnya kakak percaya pada perkataanya tanpa bukti. Lain kali pakai logika kalo ingin memutuskan sesuatu" Ucap Stela tersenyum lalu meninggalkan Evan seorang.

Evan jatuh terduduk dilantai dengan air mata yang perlahan jatuh mendengar lontaran demi lontaran yang terucap dari mulut mereka.

"Aku disini salah. Dengan mudahnya aku mempercayai Sofia dan menghianati Ellena yang udah lama mendampingiku dalam keadaan apapun. Aku salah Ellena aku tau aku salah, tapi kamu jangan menghukumku seperti ini. Aku ngga mau kehilanganmu, aku mohon kamu cepat sadarlah dari alam bawah sadar mu, maaf Ellen" Lirih Evan memukul  dinding dan duduk diruang tunggu dengan kepala yang menatap lurus kepada pintu ruangan Ellena.

Sedangkan di dalam ruangan.

"Ellena akan segera dipindahkan ke ruang rawat inap yang sudah Rafa siapkan" Ucap Rafa.

"Baiklah Raf. Berikan perawatan sebaik mungkin untuk Ellena" Ucap Albert.

"Tentu"

Dengan segera beberapa suster dan Rafa mendorong brangkar Ellena menuju ruang rawat inap.

Saat diluar ruangan Evan berdiri dan mengikuti brangkar Ellena tapi Albert menahannya.

"Masih disini ternyata, Belum cukup puas menyakiti putriku?" Tanya Albert dingin

"Aku ingin melihat keadaan Ellena pa. Mengertilah" Ucap Evan yang masih menatap Ellena.

"Tidak perlu. Tidak dijenguk kamu juga Ellena akan sehat. Pergilah sebelum aku kembali memukulmu" Ucap Albert mengibaskan tangannya.

"Tapi pa–"

"Pergi! Kubilang pergi!!!"

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang