34. Cemburu

679 51 27
                                    

*****
Di lobi perusahaan, sebagian karyawan bisik-bisik karena melihat Presdir mereka keluar dari sebuah mobil yang asing.

Biasanya Ellena selalu keluar dari mobil milik Evan yang sudah mereka hafal.

Tidak lupa ini jam makan siang, jadi semua karyawan berlalu lalang keluar masuk untuk mengisi perut mereka.
Dengan begitu mereka akan kembali semangat melakukan pekerjaan yang telah diberikan.

Ellena berjalan dengan tergesa-gesa menuju lift. Hati nya tidak karuan, jantungnya masih berdegup dengan kencang. Ia belum bisa menetralkan rasa gugupnya didepan semua orang.

Hingga ia tidak sadar. Ia menabrak seorang pria yang berdiri dihadapannya.

"Hi sist. Are you ok?" Ucap pria tadi memegang tangan Ellena.

"Yes, i–Brotherrr" ucap Ellena kegirangan refleks memeluk pria tadi.

"Nakal! Dalam tiga Minggu ini ngapain aja? Kenapa ngga ngabarin hem" Tanya pria tadi menyentil dahi Ellena.

Mereka berjalan menuju lift dan masuk ke ruangan Ellena. Seketika Ellena lupa dengan kejadian tadi yang membuat hatinya tidak terkondisi.

"Maaf bro. Akhir akhir ini aku sibuk dengan pekerjaan" Ucap Ellena duduk disofa diikuti pria tadi duduk disampingnya.

"Kamu kira aku ga tau sama kejadian yang menimpa kamu? Kamu lupa bawahan aku ga terhitung buat ngawasin kamu. Aku paling ga suka kalo orang lain yang menceritakan semua hal yang menyangkut kamu. Aku mau kamu yang bercerita langsung padaku El" Cerocos pria tadi sambil memeluk Ellena.

Ellena tersenyum "Aku gapapa"

"Kapan pun kamu butuh sandaran datangi aku. Bahu ini siap untuk jadi tempat beban kamu" ucap pria tadi tersenyum.

"Makasih Steve. Kamu emang sepupu yang terbaik" ucap Ellena memeluk Steve.

"Kapan kamu sampai di negara ini? Kenapa ngga ngabarin" tanya Ellena.

"Tadi pagi. Mau jalan nona?" Ucap Steve menyodorkan tangannya.

"Nanti sore Steve. Aku baru sampai di sini yakali mau langsung pergi lagi" tolak Ellena mentah mentah.

"Yaa udahlah, nanti sore ya" ucap Steve memastikan pasalnya Ellena itu sering PHP (Pemberi Harapan Palsu):v

"Iya iyaa"

Tepat sore hari, Steve kembali muncul dengan pakaian santainya, ia menghampiri Ellena yang sedang duduk dikursi tunggal lalu menyerahkan paperbag ditangannya.

"Pake dulu" ucap Steve.

Ellena melihat jam tangannya lalu masuk ke suatu ruangan dengan menenteng paper bag yang Steve sodorkan tadi.

Setelah berselang lama, Ellena keluar dari ruangan tersebut dengan penampilan yang sangat memukau bagi kaum pria yang melihatnya.

"Udah siap?" Tanya Steve.

"Lets's go"

Mereka terlebih dahulu pergi menuju sebuah restoran.

Kini mereka sedang menyantap makanan, sesekali bersenda gurau, saling menukar suapan. Mungkin oranglain mengira mereka itu pasangan, padahal apa yang mereka pikirkan itu salah, mereka hanya sepupu yang umurnya terpaut 1 tahun

Dari kejauhan seorang pria yang sedang melakukan meeting seketika teralihkan ke meja yang ditempati Ellena.

"Bukannya itu Ellena. Siapa pria yang bersamanya?" Gumam Rafa mengepalkan tangannya.

"Meeting hari ini cukup sampai sini saja. Selanjutnya akan dilakukan meeting kembali, sektretaris saya yang akan mengatur jadwalnya. Terimakasih, kalo begitu saya permisi" ucap Rafa tiba-tiba kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka yang bingung dengan Rafa yang tiba-tiba menyela meeting mereka.

Kembali pada Ellena

"Aku ngga bisa bayangin gimana ekspresi Sofia pas dia bangun udah ada di jeruji besi" ucap Ellena tertawa seketika tawanya berhenti mendengar namanya disebut.

"Ellena"

"Iya? Rafa" ucap Ellena bingung dengan keberadaan Rafa yang kini berdiri disamping nya.

Rafa tidak menjawab tetapi dengan segera ia memegang tangan Ellena dan menatap Steve dingin.

"Siapa?" Tanya Rafa.

"Aku? Aku kekasih Ellena. Bukan begitu honey?" Tanya Steve tersenyum miring.

"Bu–"

"Kamu ikut aku El" ucap Rafa menarik tangan Ellena pergi meninggalkan restoran ini menggunakan mobil dengan berkecepatan tinggi.

Didalam mobil
"Rafaaa. Hentikan mobilnyaa. Kamu kenapaa si?" Teriak Ellena ketakutan ketika melihat Rafa kembali menginjak pedal gas nya lebih cepat.

Citttt

Rafa menginjak rem secara mendadak di area sepi.

Ia menatap Ellena dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Hampir aja kamu mencelakai dua nyawa. Kenapa?" Ucap Ellena lembut menatap Rafa.

Tiba-tiba Rafa mencium bibir Ellena denga sangat tergesa. Sesekali ia menggigit bibir Ellena agar lidahnya bisa menelusuri setiap rongga mulut Ellena.

Ellena tentu kaget dengan serangan yang tiba-tiba ini ia berusaha lepas dari pegangan Rafa yang memegang tengkuknya.

Tetapi nihil. Usaha untuk lepas dari Rafa tidak bisa Ellena lakukan. Tenaga Rafa lebih kuat darinya yang seorang wanita.

Tiba tiba Rafa mengangkat tubuh Ellena untuk duduk dipangkuannya, tangannya mulai nakal masuk kedalam dres Ellena

Ellena membelalakkan matanya tidak percaya atas tindakan Rafa yang menurutnya sangat jauh ini.

Ellena memukul dada Rafa sekuat tenaga. Dan akhirnya ia berhasil lepas dari pangutan Rafa dan menatap Rafa tak percaya degan nafas yang memburu.

Rafa akan kembali mencium Ellena. Tetapi dengan cepat Ellena menjuhkan wajahnya.

"Stoppp" teriak Ellena.

"Kamu ini kenapa si?"

"Aku cemburu Ellena! Kamu paham! Aku mencintai kamu" ucap Rafa keras tepat dihadapan Ellena.

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang