19. Kedatangan Evan

775 122 18
                                    

*****
"Siapa Rafa?"

"Evan, mau apa kamu kesini" Ucap Ellena terkejut.

"Gimana keadaan mu sayang?" Tanya laki-laki yang berjalan menuju brangkar Ellena.

"Aku bukan tunanganmu lagi. Jadi berhenti memanggilku sayang" Ucap Ellena ketus.

"Oke oke. Gimana keadaan mu El?" Tanya Evan kembali. Ia meletakkan parsel dan buket coklat yang ia bawa di lemari kecil tepatnya disamping brangkar.

Bagaimana ia tau letak ruang inap Ellena? Sebelum ia pergi diusir oleh Albert. Evan terlebih dahulu mengikuti brangkar Ellena secara diam-diam.

"Aku selalu baik" ucap Ellena memainkan ponselnya dan mengetik pesan pada Rafa 'cepatlah. Aku haus'
Sungguh tidak berperikemanusiaan sudah dibelikan memaksa untuk segera jadi pula.

"Kalo orang lagi bicara padamu tataplah matanya" Ucap Evan mengingatkan.

"Ada hak apa kamu mengatur?" Ucap Ellena yang masih memainkan ponselnya

"Dengan sikap kamu yang begitu kamu ga sopan El" ucap Evan

"Lalu dengan kamu menghianatiku dengan teman ku sendiri ups maaf rivalku. Apa itu sopan?" Akhirnya apa yang ia tahan tadi keluar juga dari mulutnya.

"Lupakan tragedi kemarin" ucap Evan menatap Ellena sendu.

"Ck dengan mudah nya kamu bilang lupakan. Kamu kira melupakan semua ini mudah? Kamu yang melakukannya memang mudah. Tapi target yang kamu sakiti ini sulit untuk  melupakan nya Evan" ucap Ellena mulai terisak.

Jika yang bersangkutan nya hati maka ia lemah. Ellena tidak sekuat apa yang mereka pikirkan. Manusia pasti ada titik kelemahan nya, termasuk Ellena.

Mau setegar apapun jika hati tergores air mata akan tetap mengalir, kan?

"Maafkan aku. Aku tau aku salah dalam hal ini. Tapi tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya" ucap Evan yang ingin memeluk Ellena.

Tetapi dengan cepat Ellena mengadahkan kedua tangannya ke depan agar Evan tidak mendekat.

"Kamu tau prinsip aku kan. Kalo satu kesempatan udah dihancurin, maka ga ada kesempatan kedua yang akan dimulai" Ucap Ellena menghapus air matanya.

"Dengan tujuan apa kamu datang kemari?" Tanya Ellena menatap Evan dengan wajah yang menahan kemarahan.

"Aku ingin melihat keadaan mu" jawab Evan tersenyum.

"Kamu sekarang udah liat keadaan aku gimana. Jadi bisa kamu pergi dari hadapanku, sekarang" tekan Ellena diakhir ucapannya.

"Aku akan tetap berada disini sebelum kamu pulih" Ucap Evan duduk di sofa. Tapatnya disamping pintu.

"Aku muak melihat wajahmu Evan. Jadi pergilah. Pintu keluar ada disana" Ucap Ellena menunjuk pintu.

"Aku ga peduli. Aku akan tetap disini menjagamu" Tegas Evan.

"Disini udah ada yang menjagaku. Jadi pergilah Evan" ketus Ellena.

"Siapa?" Tanya Evan heran. Ia rasa hanya dia dan Ellena lalu siapa yang menjaganya.

"Aku lihat disini ga ada siapa siapa selain kita dan bodyguard di depan. Lalu siapa yang menjagamu di ruangan ini" Tanya Evan kembali.

"Di–" Ucapan Ellena terpotong oleh ucapan seseorang dari arah pintu.

"Jus jeruk udah datang sayangg"

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang