06: Permohonan Maaf Dafa

35K 2.9K 74
                                    

"Lihat keadaan kamu, ck-ck, sudah mirip gelandangan." Jordi bersedekap menatap miris Celine.

Celine sebenarnya malu terlihat menyedihkan dihadapan lelaki ini, tapi sekarang bukan harga diri lagi yang ia pikirkan. "Gimana lo bisa temuin gue?"

Jordi tersenyum miring. "Kenapa? Kamu malu terlihat seperti ini dihadapan aku?" Cibirnya.

Celine menggeram tertahan. "Lo kesini cuma buat sindir gue? Mending lo pergi sana!" Usir Celine marah berjalan besar-besar untuk pergi.

Tapi Jordi keburu mencekal pergelangan tangannya, lelaki itu menatap Celine dengan wajah tenangnya. "Om Cakra khawatir sama kamu." Ujar Jordi pelan.

Celine tersentak, ah ... iya ia melupakan Ayahnya. "Halah palingan juga karena pengen gue kawin sama lo!" Dengus Celine malas.

Jordi menghela napas panjang. "Pulang ya, kamu beneran gak kasihan sama keluarga kamu?" Jordi menatap serius Celine.

"Gak! Mereka aja gak kasihan sama gue!"

Jordi jadi berjalan mendekat, melepas jas nya dan memakaikannya ke tubuh Celine yang tak ayal membuat Celine langsung mendelik tak suka.

"Jangan dilepas, pake aja, udaranya dingin." Ucap Jordi tulus. Celine dengan setengah hati menuruti. "Kamu tinggal dimana sekarang? Kamu punya kerjaan? Kamu bisa makan, kan?"

"Dih gak usah cari muka, gue gak bakal luluh sama lo!"

Jordi jadi menghela napas panjang dengan sabarnya, menghadapi perempuan seperti Celine memang cukup menguras emosinya. "Aku gak tega lihat kamu dengan keadaan seperti ini."

Celine diam-diam melirik kearah Jordi, sebenarnya lelaki ini baik dan perhatian, tapi apa mau dikata, kalau tidak cinta juga percuma.

Grep.

Celine tersentak melihat Jordi tiba-tiba memegang pergelangan tangannya. "Ini gak seberapa, tapi kamu ambil ya." Jordi meletakkan beberapa gumpal kertas berwarna merah yang pastinya disukai manusia jenis apapun.

Celine tertegun, entah kenapa jadi sedikit tertarik oleh kebaikan lelaki ini. "Lo yang kasih loh, bukan gue yang minta. G-gue ambil." Ujarnya masih saja gengsi sambil membuang muka.

Jordi tersenyum, setidaknya lega Celine masih mau menerima pemberiannya. "Kamu gak mau cerita sama aku soal kehidupan kamu sekarang?"

Celine menghela napas panjang. "Gue--"

"Celine!"

Celine terperanjat, reflek menoleh kearah suara. Jordi pun juga ikut menoleh.

Dafa, berdiri menatap mereka dengan pandangan yang tak dapat diartikan.

"Pak Dafa?" Gumam Celine pelan tapi mampu membuat Jordi mengernyit.

"Siapa?" Tanya Jordi, Celine meringis kebingungan. Belum sempat mencari alasan Dafa sudah berjalan mendekat.

Dafa menatap Celine dan Jordi lekat, karena wajahnya selalu datar membuat Celine tak paham arti tatapan Dafa.

"Zee sakit."

"Apa?!" Celine terperanjat, spontan berdiri tegak. "Sakit apa?!" Tanyanya dengan nada menuntut.

Dafa sedikit lega karena ternyata Celine benar-benar perhatian pada anaknya. "Dia demam, sekarang di Rumah Sakit."

Celine makin panik, bahkan wajah piasnya sudah tidak dapat disembunyikan. "Pak saya mau ketemu Zee, bawa saya ke Zee Pak!" Mohon Celine memegang lengan Dafa.

Dafa diam-diam tersenyum kecil, ia pikir Celine akan bodoamat karena ia telah memecatnya. Tapi dugaannya ternyata sangat salah.

"Tunggu-tunggu! Zee itu siapa? Trus Anda juga siapa?" Jordi jadi plonga-plongo kebingungan.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang