40: Pelajaran

13.2K 1.1K 23
                                    

Ting Tong!

Celine yang sedang bermain dengan Zee tersentak, spontan menatap pintu utama. Celine berdiri, bergegas pergi.

"Itu pasti Papahmu, Mamah buka dulu ya." Pamitnya diacungi jempol Zee, bocah itu sedang sibuk dengan robot-robotannya.

Ia kira Dafa akan agak lamaan di rumah orang tuanya tapi ternyata secepat ini, bahkan 2 jam saja kurang.

Ceklek.

"Celine."

Zonk! Yang datang ternyata bukan Dafa, tapi Jordi. Lelaki itu tersenyum menyapa, senang melihat Celine.

"Ngapain lo kesini?" tembaknya langsung.

Jordi menghela napas pelan, "aku kangen sama kamu."

Sontak saja mata Celine membelalak tidak santai, "jangan ngelawak lo, gak lucu, bukanya waktu itu lo bilang jadi perpisahan terakhir!" sinisnya.

Jordi tersenyum masam, tanpa sengaja matanya menatap kearah Zee yang sedang duduk anteng bermain. "Yaudah aku kangen sama bocah itu," lalu tanpa permisi Jordi masuk ke dalam rumah mendekati Zee. Celine jelas kaget, berlari mengejar.

"Lo ngapain sih sebenarnya? Perg—"

"Wah ini Bumblebee ya?"

Zee yang sedang anteng sontak mendongak, senyuman lebarnya terbit. "Om tau namanya?!" tanyanya antusias.

Jordi terkekeh geli, "mau main sama Om?"

"Mau-mau-mau! Main sama Mamah gak asik dia gak tau nama-namanya!"

Mendengarnya tentu saja membuat Celine mendelik, oh gitu ya awas aja ntar nih bocah ia pites.

Jordi makin tertawa renyah, dan begitulah tanpa diduga dua orang itu ternyata cocok.

***

Dafa mematikan mesin mobilnya, lalu dengan cepat turun untuk masuk rumah. Namun langkah buru-burunya terhenti sesaat ketika ia melihat mobil lain di pekarangan rumahnya. Ada tamu?

Dafa makin mempercepat langkahnya, dan seketika alisnya makin terangkat tinggi saat melihat pintu rumahnya tidak di tutup. Dafa masuk tanpa salam, dan spontan melotot sengak saat melihat Jordi yang sedang asik bermain dengan anaknya, Celine pun justru ikut gabung mereka.

"Ada apa ini?"

"Mas Dafa," gumam Celine langsung mendekat senang.

Semua orang spontan menoleh mendengar suaranya, Dafa makin mendekat dengan wajah sangat tidak santai. "Kenapa kamu disini?" sinisnya memicing tajam kearah Jordi.

Jordi menggedik, "main sama bocah bulet ini," lalu menunjuk Zee yang langsung ditepis Zee.

"Nama aku Zee Om, Z-E-E." Zee ganteng gini kok dipanggil bocah bulet, Zee kan gak terima.

Dafa menarik napas lelah, memijit pelipisnya pusing. "Ini ada apa sih, Cel kamu juga gak usir dia?" Dafa menatap Celine menuntut.

"Udah aku usir tapi gak dibolehin Zee!" adunya tak terima. "Ya kan? Ngaku lo!" ancamnya pada Jordi agar di dukung tapi Jordi malah terkekeh tak peduli.

"Ngapain sih sebenarnya kamu kesini? Pergi sekarang!"

"Astaga kamu itu jangan terlalu posesif, lama-lama Celine juga bisa risih, lagian dari tadi saya juga gak gangguin Celine kok."

Dafa terdiam, Jordi berdiri menepuk bagian belakang tubuhnya sesaat karena kotor. "Saya sengaja nungguin kamu," Dafa dan Celine memicing kompak, Jordi melangkah maju mendekati Dafa, seulas senyuman tipis terbit di bibirnya.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang