Usia kandungan Celine sekarang tepat 5 bulan, badan perempuan itu yang dulunya kurus sekarang nampak sekali berbeda dengan perut yang membuncit. Celine mematut tubuhnya di depan cermin, sampai tak lama sebuah tangan kekar melingkar di perutnya, Celine tidak terkejut karena sudah melihat Dafa dari pantulan cermin.
"Cium," bisik Dafa membuat Celine dengan geli memutar kepalanya ke belakang membiarkan lelaki itu melumat bibirnya.
Dengan masih berciuman tangan Dafa yang semula berada di perut secara perlahan naik sampai dada, Celine seketika memundurkan kepalanya dan menatap Dafa memicing.
"Masih pagi juga!" sungutnya karena tau kode suaminya.
Dafa mencebik, menyungsupkan wajahnya ke ceruk leher Celine. "Main sekali aja yuk," ajaknya merengek.
"Nggak ah kemarin kamu bilangnya sekali tau-taunya bablas gak karuan, nih pinggang aku bisa-bisa encok loh Mas!" tukas Celine blak-blakan. Memang karena trimester awal-awal mereka tidak diperbolehkan berhubungan jadi mereka baru boleh melakukannya saat usia kandungannya 3 bulanan, dan saat sudah boleh melakukannya lelaki ini benar-benar meminta hampir setiap hari, apalagi Celine tidak haid jadi tidak ada jeda sama sekali.
"Aku puasa 3 bulan loh Cel masa kamu tega." Alasan klasik basi itu-itu saja yang selalu Dafa keluarkan.
Celine jadi menyentil jidat Dafa gemas, lelaki ini makin tua malah makin menjadi aja. "Udah mending sekarang kamu siap-siap ke kantor, masa Bos telat!" omel Celine galak khas Emak-emak.
Dafa makin merengut, "Bos kan bebas," gumamnya tapi langsung ngacir lari ke kemar mandi saat Celine bersiap melemparkan tamparan mautnya.
Begitulah rutinitas keduanya setiap pagi, bukanya terlihat seperti suami istri namun justru seperti ABG yang baru jadian.
***
"Hueekk!"
Dafa yang baru berjalan turun tangga langsung berlari menghampiri istrinya yang muntah di wastafel, dengan perhatian lelaki itu memijat tengkuk istrinya lembut.
"Mulai mual-mual lagi? Sejak kapan?" tanya Dafa khawatir, Celine memang sudah jarang mual setelah kandungannya beranjak 3 bulan jadi Dafa sedikit cemas melihat istrinya tiba-tiba kembali mual.
Celine menggeleng lemas, membersihkan mulutnya dengan air mengalir. "Jarang kok mualnya, cuma sesekali aja."
Dafa menghela napas tetap cemas menatap Celine, lelaki itu mengelap bibir basah istrinya dengan lengan kemejanya. "Jadwal cek kandungan masih lama apa kita percepat saja?" tanya Dafa makin khawatir.
Celine menggeleng, "cuma mual kok gak papa, nanti kalau aku udah bener-bener ngerasa gak enak baru aku kasih tau kamu." Jelas Celine dengan senyuman lembut, tak ayal Dafa jadi bisa sedikit lega. Lelaki itu langsung memeluk erat istrinya, keduanya selalu begitu, bermesraan dimanapun dan kapanpun tanpa melihat situasi.
Bahkan seonggok bocah yang melihat keduanya itu sampai melengos masa bodoh saking seringnya melihat pemandangan itu. "Pelukan teruuuus!" sindir Zee sinis langsung membuat Dafa dan Celine tersentak.
Bocah itu duduk di meja makan dengan wajah seperti tertimpa beban hidup yang amat besar, "Zee laper!" cebiknya memegang pisau dan garpu protes.
Tak ayal Dafa dan Celine justru tertawa geli, "aduh anak Papah yang ganteng ini jangan cemberut gitu dong nanti gantengnya ilang loh," goda Dafa menghampiri Zee.
"Makanya Papah sama Mamah jangan pelukan setiap hari, Zee ngerasa jadi nyamuk tau!" omelnya marah-marah yang justru membuat Dafa sangat terhibur.
Dan juga bocah ini tau darimana coba ungkapan tentang nyamuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sugar Daddy(end)
Подростковая литература"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" ceplos bocah itu dengan tampang watados. *** Celine kabur dari rumah karena dipaksa perjodohan oleh keluarganya, berasal dari keluarga kaya n...