Dafa sekarang berdiri di depan para kliennya, lelaki duda yang masih bertubuh proporsional itu tampak gagah saat memimpin jalannya rapat.
"Baik akan saya mulai." Tegasnya lalu rapat dimulai, dengan perpaduan Bahasa Indonesia dan Inggris lelaki itu tampak sangat luwes saat mulai public speaking, sejujurnya Dafa masih tidak percaya jika persentasenya kali ini merupakan impact besar dari Celine.
Siapa Celine sebenarnya?
Masalahnya gadis itu sangat mudah memahami laporan ini, bahkan bisa memberikan masukan ide yang luar biasa gila. Melihat kemampuannya gadis itu pasti memiliki pendidikan yang tidak main-main.
Prok-prok-prok!
"Sungguh luar biasa, saya bahkan sampai tercengang dengan ide menakjubkan ini!" salah seorang kliennya bahkan sampai berdiri dan memberikan applaus kepadanya, Dafa tersenyum formal.
"Terimakasih, saya harap kalian mau mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan perusahaan ini."
"Untuk apa dipertimbangkan lagi," Dafa tersentak, "mana kontraknya, kita akan melakukan perjanjian bisnis sekarang juga!"
Dafa sampai menutup mulutnya syok, bawahannya pun terlihat sama syoknya, padahal mereka semua sudah siap jika akan di PHK dadakan oleh Bos besar karena ide bisnis mereka dicuri, tapi tak mereka duga Direktur mereka ini mampu menyelesaikan masalah dengan sangat baik.
Semua orang makin kagum pada kemampuan Dafa.
"Wil, siapkan berkasnya!" titah Dafa pada asistennya.
"Baik Pak!"
Lalu perjanjian bisnis yang semula terlihat mustahil, terjadi dengan begitu lancar, saking lancarnya para kliennya bahkan sampai rela menggelontorkan dana dua kali lipat dari perjanjian awal sebelumnya.
"Terimakasih untuk kerjasama ini, saya berharap ini akan berjalan lancar."
Dafa membalas jabat tangan para kliennya, "saya juga berharap demikian." Senyumnya ramah dan selanjutnya para klien melenggang keluar dari ruang meeting.
"Bapak hebat banget, bagaimana Bapak bisa mendapatkan ide luar biasa begitu?!"
"Iya, saya sangat bersyukur. Padahal saya sempat cari loker di tempat lain karena sudah pesimis duluan!" sambar yang lain.
"Pak Dafa memang atasan terbaik kami!"
Dafa memijit pangkal hidungnya yang berdengung, bawahannya ini memang sangat pintar bersilat lidah, padahal ia tau kalau dirinya selalu dijuluki monster di kantor karena sangat kejam dan tegas.
"Kalian ini memang paling bisa berbicara manis, sudah sana balik ke pekerjaan kalian!"
"Hehe, siap Pak!" lalu mereka langsung ngacir seperti anak ayam.
Dafa kemudian bergegas menuju ruangannya, membuka pintu dengan cepat. Senyum sayunya terbit ketika melihat kekasihnya sedang tertidur pulas di sofa.
Celine pasti kelelahan karena kemarin kerja dari siang sampai menjelang pagi.
Perlahan Dafa menggendong tubuhnya, dan tentu saja membuat Celine langsung berjengkit bangun.
"Maaf, aku ganggu tidur kamu ya?" Dafa merasa bersalah.
Celine menggeleng, "gimana rapatnya?" tanyanya setengah sadar.
"Aku dapat kontrak itu."
Celine langsung menghela napas lega, perlahan kembali memejamkan mata sembari menyandarkan kepalanya ke ceruk leher Dafa. "Syukurlah..." bisiknya sebelum kembali tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sugar Daddy(end)
Teen Fiction"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" ceplos bocah itu dengan tampang watados. *** Celine kabur dari rumah karena dipaksa perjodohan oleh keluarganya, berasal dari keluarga kaya n...