Senyuman yang sejak tadi mengembang sirna berganti tatapan tajam dan dingin, Dafa berniat menutup pintu tanpa berbicara apapun tapi perempuan di depannya dengan sigap sudah mencegahnya.
Sela, wanita yang pernah mempunyai arti penting di hidupnya dulu, karena sekarang bahkan melihat wajahnya saja Dafa muak!
"D-daf .."
"Tutup mulutmu!" bentak Dafa tak termakan wajah memelas dan air mata wanita itu, rasa sakit yang susah payah ia sembuhkan tidak akan ia biarkan dibuka lagi. "Hidupku sudah damai, jangan usik aku lagi!" tukasnya mendorong kasar tubuh Sela sampai perempuan itu terhuyung hampir jatuh.
Sela tercengang, nampak tak menduga dengan sikap kasar Dafa, bukankah lelaki ini dulu sangat menyayangi dirinya melebihi apapun? Ia tak percaya Dafa akan semudah itu membenci dirinya.
"H-hiks ... m-maafin aku Daf, aku—"
"Simpan air mata buaya mu itu, aku benar-benar muak melihatnya!"
"K-kamu tega sama aku Daf..?" air mata Sela makin meluruh, menatap lelaki di depannya dengan wajah paling memelasnya. "Aku kangen sama kamu dan anak kita—"
"Anak kita katamu?!" lalu Dafa tertawa sumbang, tawa yang sangat mengerikan karena penuh dendam dan emosi. "Setelah kamu campakin aku dan anakku demi seorang lelaki bajingan sekarang dengan entengnya kamu datang dan minta maaf? Heh! Kamu kira aku setolol itu untuk mau maafin kamu lagi?!" pertahanan Dafa benar-benar kokoh, dulu ia sangat tergila-gila pada Sela, bahkan mungkin jika ia tidak mempunyai Zee ia dulu akan berpikir untuk bunuh diri setelah ditinggalkan Sela. Tapi sekarang ia sadar, kalau tindakannya dulu sangat bodoh.
Wanita seperti ini tidak pantas mendapatkan hatinya!
Bruk!
Dafa sedikit berjengkit kaget saat melihat wanita di depannya ini tiba-tiba berlutut, Sela mendongak, menatap wajah Dafa dengan air mata makin kencang. "H-hukum aku Daf jika itu bisa mengurangi rasa benci kamu ke aku, tapi tolong beri aku kesempatan kedua, a-aku sungguh-sungguh menyesal."
Dafa menatap wanita itu beberapa saat membuat Sela langsung menggapai tangan Dafa karena mengira pasti Dafa akan memberinya kesempatan. "Daf—"
Tak!
Sela tersentak, Dafa mengelap tangan bekas pegangan Sela, senyum miringnya terbit melihat Sela yang berada di bawahnya. "Sampai mati pun aku gak akan maafin kamu!"
BRAK!!
Pintu digebrak kasar oleh Dafa, meninggalkan Sela yang tampak menyedihkan di luar.
***
"Ngapain lo kesini? Pergi!" teriak Celine meluapkan kemarahannya saat melihat Jordi yang melangkah masuk ke kamarnya.
Lelaki dengan balutan jas mahal dan jam tangan Rolex itu mendekat tenang, tanpa izin langsung duduk di sebelah Celine.
"Lo gak denger—"
"Papah kamu yang minta aku datang, mana mungkin aku pergi." Balas Jordi sembari melepaskan jas nya sehingga menyisakan dalaman kemeja putih yang rapi mencetak jelas lekuk tubuh proporsional nya.
Celine membuang muka keluar jendela, duduk meringkuk dengan mata berkilat emosi.
"Kenapa sih Cel kamu sampai segitunya untuk menolak perjodohan ini?"
Celine langsung menoleh, menatap tajam wajah Jordi. "Kenapa lo bilang? Tentu saja karena gue gak sudi nikah sama lo!" ketusnya marah.
Jordi menghela napas sabar, sudah hapal dengan tingkah laku gadis ini, lelaki itu bertopang dagu, menatap Celine lembut. "Apa segitu buruknya aku sampai kamu gak sudi nikah sama aku?" tanya lelaki itu membuat Celine terkesiap.
Gadis itu menatap Jordi, entah kenapa jadi tak tega melihat ekspresi lelaki itu. "Gue cuma gak cinta sama lo—"
"Trus kamu cintanya sama Om-om duda itu?"
Deg!
Celine langsung menarik kerah kemeja Jordi membuat lelaki itu terkekeh sesak. "Tenang Cel."
Celine melotot tajam, "lo ngintai gue?!" tuduhnya emosi.
Jordi memegang pergelangan tangan Celine yang sedang mencekiknya, lalu menurunkannya kasar membuat gadis itu meringis merasakan ngilu di pergelangan tangannya.
"Trus kamu kira aku bakal bebasin calon istriku tanpa pengawasan?" bisik lelaki itu membuat Celine ingin melayangkan tamparan tapi sudah keburu di tahan. Terlihat kemarahan Celine sangat besar sampai rahangnya mengeras.
"Aku cuma awasin kamu, bahkan aku gak ganggu hubungan kamu dengan duda itu, kenapa kamu begitu marah?"
"Lo udah lancang campurin privasi gue, lo sadar gak sih?!" bentak Celine.
"Cel-cel ... ternyata kamu masih sepolos itu ya." Jordi menggeleng tak habis pikir.
"Apa maksud lo?!"
"Kamu pikir hubungan konyolmu dengan duda itu akan bertahan lama? Kamu bahkan membohongi lelaki itu, apa kamu kira lelaki itu akan percaya lagi sama kamu setelah mengetahui kebohonganmu—" Jordi melebarkan matanya kaget saat tubuhnya tiba-tiba di tindih Celine dengan leher di tekan lengan Celine.
"Lo ngancem gue?"
Jordi tersenyum dengan tangan berusaha menurunkan tubuh Celine, "tindakanku tergantung dirimu." Celine tertegun, merasa pergerakan Celine melemah Jordi langsung memindahkan lengan Celine dari lehernya. "Aku bukan tipe lelaki yang akan menghancurkan hubungan orang lain, jika kamu memang bahagia dengan duda itu so aku bisa apa." Jordi menggedik tenang, justru membuat Celine makin memicing curiga dengan niat terselubungnya.
"Katakan apa mau lo!"
Jordi tertawa geli, "aku gak butuh apapun Cel, lagian perempuan di dunia ini bukan cuma kamu jadi tidak usah terlalu geer aku akan menangisi dirimu."
Celine masih tak percaya lelaki ini mau melepaskannya begitu saja.
"Tapi—" Celine tersentak, benar bukan prediksinya kalau lelaki ini tak mungkin dengan mudah melepaskan dirinya. "Jika hubunganmu dengan duda itu tidak berhasil, maka mau tidak mau kamu harus bersedia menjadi istriku, gimana bukankah penawaranku ini cukup menarik?"
Celine masih belum bisa menurunkan kewaspadaannya, rasanya penawaran yang diberikan Jordi terlalu menguntungkan dirinya, mana ada transaksi semudah ini tanpa niatan terselubung?!
"Hey! Malah ngelamun, gimana? Kamu setuju nggak?"
Celine menghela napas, membuang muka. "Katakan sejujurnya alasan lo, lebih baik lo terus terang!"
"Aku gak punya alasan apapun."
"Bullshit!"
Jordi langsung tertawa ringan, "okey-okey aku katakan," Celine langsung melirik, Jordi menghela napas panjang. "Alasanku simpel, karena aku yakin hubungan mu dengan duda itu tidak akan berhasil. Aku sudah mencari tau banyak tentang kehidupan duda itu, dan ya ... aku yakin kamu sangat tidak cocok dengan dia." Jordi menggedik tak berarti.
Celine tertawa sinis, beranjak dari posisinya membuat Jordi mengernyit penasaran. "Gimana kalau dibuktikan sendiri? Ayo bawa gue keluar dari penjara ini, maka lo pasti tau kalau pilihan gue gak mungkin salah!" tukas Celine begitu percaya diri.
Jordi tersenyum ringan, berdiri dan mengangguk. "Ayo!"
***
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sugar Daddy(end)
Teen Fiction"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" ceplos bocah itu dengan tampang watados. *** Celine kabur dari rumah karena dipaksa perjodohan oleh keluarganya, berasal dari keluarga kaya n...