08: Mulai Ada Rasa

31.4K 2.5K 40
                                    

Setelah adegan kepergok yang sangat konyol kemarin Dafa dan Celine benar-benar pada situasi yang canggung, saat tidak sengaja bertatapan keduanya akan langsung membuang muka salting, saat akan bersimpangan keduanya belagak melengos lewat jalan berlawanan arah, bahkan saat duduk di tempat yang berdekatan keduanya pura-pura menjadi manusia asing yang tidak saling kenal.

Tak ayal Zee suka kebingungan dengan tingkah aneh dua orang itu.

Kembali pada situasi sekarang, mereka bertiga sedang duduk di meja makan untuk sarapan.

"Mah mulut Zee disini!" Jengkel bocah itu sebab Celine menjejalkan roti ke hidungnya karena sejak tadi menatap ke sembarang arah menghindari Dafa.

Celine tersentak, kaget plus malu apalagi Dafa terlihat menahan senyuman geli. Zee mengusap hidungnya yang kotor, badmood.

"Wajah Zee kotor kan!" Dumel bocah itu makin sibuk mengusek-usek wajahnya yang kena mentega dari roti.

Celine menyengir kikuk, Dafa sudah tak tahan untuk tidak tertawa. Entah kenapa rasanya sangat menyenangkan melihat situasi seperti ini, Dafa seperti kembali pada masa-masa harmonis keluarganya dulu.

Dafa jadi terkesiap dengan pemikirannya, perlahan lelaki itu menatap Celine yang sedang sibuk membujuk anaknya. Kenapa dadanya tiba-tiba berdesir lembut saat membayangkannya.

Masa aku .. dengan perempuan ini?

"Pak!"

Dafa terperanjat, di depannya Celine terlihat kesal karena sejak tadi memanggil-manggil tapi Dafa bengong. "Ayo berangkat, udah siang." Ucap Celine sembari menggandeng tangan Zee.

Dafa mengangguk cepat, menarik kunci mobilnya dan merekapun pergi ke garasi. Karena kebetulan hari ini Dafa tidak ada meeting maka lelaki itu memilih mengantar anaknya.

"Pake sabuk pengamannya." Ujar Dafa membuat Celine tersentak, Celine memang suka lupa memakai sabuk pengaman.

Dafa menjalankan mobilnya, disebelahnya Celine memangku Zee yang sudah sibuk bermain dengan rubik, Zee memang anak yang cerdas dan aktif.

"Kamu tadi belum makan, kan?" Tanya Dafa membuat Celine tertegun, lelaki ini ternyata memperhatikan nya. "Ambil di dashboard ada roti sama air mineral." Titah Dafa tanpa menatap kearah Celine.

Gadis itu tentu saja langsung merona, bukannya baperan tapi siapa sih yang gak klepek-klepek kalau diperlakukan manis begini. Apalagi sama sugar daddy hot.

"Makasih Pak." Gumam Celine pelan.

"Hm."

Lalu percakapan berakhir, sebenarnya Celine sangat ingin membahas tentang kejadian tempo hari tapi Celine juga takut kalau dirinya saja yang salah paham, mengingat Dafa yang malu menjalin hubungan dengan pembantu sepertinya membuat Celine entah kenapa jadi minder.

Padahal kalau Celine mau jujur kekayaan keluarganya tak kalah dari Dafa.

"Soal kemarin," Celine spontan menoleh, tak menduga Dafa akan membahasnya sendiri. "Maaf."

Mancleos.

Hati Celine mancleos, Dafa meminta maaf, yang artinya kejadian kemarin cuma kesalahan. Celine mengepalkan kedua tangannya erat-erat, entah kenapa sesak sendiri.

Dafa tak berani menatap wajah Celine, karena takut kalau keputusannya akan goyah. "Kita cuma sebatas hubungan kerja." Tandas Dafa seolah makin memperjelas semuanya.

Celine tersenyum kecut, menunduk mengusap kepala Zee yang masih sibuk bermain sendiri itu. "Iya Pak, saya juga gak berharap lebih kok."

Hening.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang