Namanya Dafaleon Setyo Pramuda, tampan dan mapan membuat gadis manapun pasti kecantol dengan pesona mautnya. Dafa memiliki tinggi sekitar 180 cm dengan tubuh proporsional tegap, kulitnya sawo matang khas Indonesia, dan lelaki inilah yang akan menjadi Bos Celine.
"Gimana kamu paham kan tugas kamu apa?" Tanya Dafa menatap lurus gadis itu setelah menjelaskan secara singkat tentang tugasnya.
Celine mengangguk, dengan mata masih mengedar celingukan mengamati rumah baru yang menjadi tempatnya tinggal ini, nasib Celine sangat mujur, sudah dapat pekerjaan sekalian boleh tinggal lagi. Kalau begini Celine jamin pasti bisa hidup sekalipun tanpa mengandalkan uang Papah nya.
"Mana KTP kamu?" Tagih Dafa menyodorkan tangan.
Dengan kebingungan Celine menyerahkan KTP nya. "Buat apa ya Pak?"
"Buat jaga-jaga, kamu itu akan mengasuh anak saya mana mungkin saya gak punya identitas kamu!" Sewod Dafa, selain tukang marah Dafa memang hobi ngegas.
"Ya biasa aja kali Pak ngomongnya!" Dumel Celine pelan takut kedengeran. Padahal mah udah kedengeran.
Dafa mengamati KTP Celine sejenak sebelum menyimpannya dalam saku. "Ini saya bawa, kamu bisa ambil saat memang perlu saja." Celine mengangguk, lagian ia tak berminat sama sekali menggunakan KTP itu. Kan ceritanya Celine lagi kabur.
"Ngomong-ngomong kalau saya boleh tau kenapa kamu kayak gelandangan padahal dari pakaian nggak mirip sama sekali seperti gelandangan?" Heran Dafa mengernyit penasaran, lelaki berwajah maskulin itu menatap lekat Celine membuat Celine jadi salah fokus.
"Hm saya kabur soalnya mau dijodohin sama Aki-aki." Celetuk Celine setengah jujur setengahnya lagi ngibul. Jordi bukanlah aki-aki malah lebih cocok disebut oppa-oppa Korea.
Dafa tersenyum geli. "Nasib kamu sial amat ya."
"Tau tuh, kok ngenes amat nasib saya." Sahut Celine menguap, gara-gara semalaman lontang-lantung di jalanan membuatnya kurang tidur.
"Kamu sepertinya ngantuk, kamu bisa tidur dulu baru nanti jemput Zee pulang sekolah. Ingat! Jangan sampai telat!" Peringat Dafa.
Celine mengangguk. "Saya boleh tidur sekarang?"
"Boleh."
Celine tersenyum sumringah, melenggang bahagia ke kamarnya. Ternyata pilihannya untuk kabur dari rumah tidak seburuk bayangannya.
Sekarang Celine bebas!
***
"Eh Zee kamu punya uang gak?"
Zee yang berjalan disebelahnya itu mendongak, Celine menjemput bocah ini sesuai jadwal.
"Punya Kak."
Celine tiba-tiba tersenyum mencurigakan. "Kakak boleh minta?"
Bocah berpipi bulat kenyal itu mengangguk, merogoh selembar uang dari sakunya. Bola mata Celine membulat sempurna melihat nominal uang tersebut.
"Hari ini Kakak traktir kamu makan enak!" Seru Celine tak tau diri, padahal itu pake duitnya Zee. Berhubung Zee baik dan tidak sombong, bocah lugu itu berhasil dikibuli Celine.
"Kita ngapain kesini?" Tanya Zee yang sudah duduk di meja sambil mengedarkan pandangan.
Celine membawa bocah ini ke restauran cepat saji. "Kita makan-makan enak!" Celine sudah tak sabar menunggu pesanannya datang.
Zee menatap Celine polos. "Tapi Papah pernah bilang kalau Zee gak boleh makan disini. Gak sehat."
"Halah bohong itu Papahmu!" Celine mengibaskan tangannya. "Papahmu tuh pasti cuma pelit."
"Tapi kemarin Zee habis dibeliin mainan 5 juta tuh Kak." Celetuk bocah itu lugu.
Celine mencebik, bocah ini selain pinter jawab juga cerdas banget. "Udah pokoknya nanti cobain dulu, kamu pasti ketagihan."
Dan selanjutnya bocah itu beneran menuruti apa kata Celine, sampai pesanan mereka pun datang. Dua hamburger ukuran large dengan minuman soda dan kentang goreng, nikmat Tuhan mana yang Engkau dustakan.
"Nih cobain, aaaaa..." Celine memperagakan gaya membuka mulut sambil menyuapi bocah itu, Zee membuka bibir mungil nya dan melahap suapan Celine ragu-ragu, pipi chubby Zee makin mengembang penuh saat digunakan untuk mengunyah.
"Enyak!" Seru Zee antusias.
Celine tersenyum miring. "Nah kan bener kata Kakak!" Bangga Celine diacungi jempol bocah itu. Selanjutnya dua insan beda generasi itu makan lahap menjurus ke rakus.
Celine diam-diam menyengir kecil, yuhu ... bocah ini sudah ia buat ketagihan.
***
"Terimakasih untuk kerjasamanya Pak." Dafa menyunggingkan senyuman formal pada rekan bisnisnya. Setelah berjabat tangan keduanya pun pergi dari tempat itu, Dafa melirik arloji di tangannya, ternyata meeting nya selesai lebih cepat dari perkiraannya.
"Kita mau kemana Pak?" Tanya sang supir menatap Bosnya.
Dafa menyandarkan punggungnya ke kursi mobil sambil melepas jas nya. "Langsung pulang saja Pak." Titahnya karena memang sudah merindukan Pangeran kecilnya.
"Baik Pak."
Namun tepat saat mobil akan dilajukan mata Dafa reflek memicing ketika melihat sebuah obyek yang sangat menyita perhatiannya. "Sebentar Pak!" Tahan Dafa lalu keluar dari mobil.
Lelaki jangkung itu melangkah besar-besar menuju restauran cepat saji yang kebetulan dekat dengan tempat pertemuannya tadi. Semakin dekat maka semakin yakin pula Dafa kalau penglihatannya tidak salah.
Celine dan Zee sedang makan disana!
BRAK!
"Eeee Bang Jono!!" Celine latah dengan tidak elitnya. "Ya ampun Pak! Kalau dateng jangan ngagetin dong!" Sembur Celine karena hampir kejengkang dari kursi.
Dafa melotot lebar kearah Celine. "Kamu apakan anak saya?!"
Celine mengerutkan dahi, jadi melirik kearah Zee. Bocah gembul itu sedang mengunyah hamburger dengan pipi menggembung penuh.
"Leh memang saya apain Zee Pak?" Tanya balik Celine dengan tampang cengonya.
Dafa makin melotot geram. "Lihat!" Dafa menunjuk Zee yang masih mengunyah makanan tanpa beban, bocah yang ditunjuk itu malah gak ngerasa sama sekali. "Anak saya makan makanan tidak sehat! Kamu mau tanggung jawab kalau anak saya sakit?!" Sembur Dafa emosi parah.
Celine jadi memletotkan bibirnya gelay, nih Bapak-bapak satu alay banget sumpah. "Yaelah Pak, kalau makan beginian bikin sakit sekarang pasti sudah banyak mayat bergelimpangan!" Dengus Celine tak habis pikir.
"Sudah jangan jawab saya!"
Celine langsung mengatupkan bibirnya, Dafa menarik tangan Zee membuat Zee yang ingin menjejalkan kentang goreng ke mulut jadi gagal. Dafa membawa Zee pergi dari sana, Celine yang ditinggal pun memilih menghabiskan makanannya karena sayang.
Tapi Dafa balik lagi, membuat Celine melongo bingung. "Kenapa lagi Pak?"
"Kamu ikut!!!" Pekik Dafa nampak sangat gregetan setengah mati.
"Makanya ngomong kek." Gumam Celine lalu melenggang pergi melewati Dafa begitu saja.
Dafa tercengang, raut wajahnya terlihat luar biasa terguncang. Dafa mengepalkan kedua tangannya, menggeram kesal.
"Dasar baby sitter kurang ajaaaaar!!!" Teriak Dafa tanpa memperdulikan semua orang disekitarnya yang menatapnya aneh.
***
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sugar Daddy(end)
Teen Fiction"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" ceplos bocah itu dengan tampang watados. *** Celine kabur dari rumah karena dipaksa perjodohan oleh keluarganya, berasal dari keluarga kaya n...