"Hm?" Dafa berdehem melihat Celine yang mematung syok.
Celine spontan melotot horor, tak lama langsung memukul Dafa menutupi salah tingkahnya. "Apasih Mas jangan bercanda, gak lucu!" ketusnya galak, lelaki ini sangat kurang ajar bercanda seperti itu, bahkan untuk sesaat Celine hampir jantungan.
Dafa menahan tawa gelinya melihat wajah Celine yang sudah merah padam, dengan entengnya lelaki itu justru mengacak gemas rambut Celine. "Katanya capek, sana istirahat."
"Iya-iya! Lagian yang nahan-nahan aku sejak tadi kan Mas Dafa!" sinisnya sebelum masuk kamar dan sengaja menggebrak pintu dengan kasar, biarin lelaki itu kaget atau jantungan sekalian ia tak peduli.
Namun diam-diam dadanya sedikit sesak karena candaan Dafa tadi, tidak seharusnya lelaki itu bercanda sampai seperti itu. Padahal tadi untuk sesaat ia sempat mengira kalau lelaki itu serius.
Cih, memang dasar semua cowok sama aja!
Tanpa tahu kalau di luar kamar lelaki yang ia serapahi sedang menyengir penuh arti.
***
"Pah-pah." Bisik Zee merempet ke sisi kiri Dafa.
"Kenapa?"
"Mamah hari ini kenapa kayak hantu ya, sereeem."
Tak ayal ceplosan polos anaknya membuat Dafa harus menahan diri agar tidak tertawa, memang sih sejak pagi aura Celine sudah sangat suram apalagi gadis itu sampai marah-marah ke kursi karena tadi kesandung. Padahal kan yang salah Celine sendiri.
"Sssstt nanti kamu digoreng loh sama Mamah kalo kedengeran." Balas Dafa malah kurang ajar.
Zee terkikik-kikik, "serem ya, hihi."
"Apanya yang serem?!"
Zee dan Dafa mencelat ke kursi masing-masing, Celine manatap selidik dua orang itu bergantian. "Jawab apa?!" ngegasnya, moodnya yang hancur sejak kemarin ternyata masih belum bisa kembali sampai sekarang.
"I-ituloh Mah, Zee kemarin mimpi sereeeeem banget." Jawab Zee memasang wajah paling meyakinkan, di sebelahnya Dafa justru menunduk menggigit bibirnya takut kelepasan ngakak.
"Memangnya mimpi apa?"
Zee berkedip polos mencari ide, "Zee mimpi digoreng sama Mamah." Ceplosnya tanpa sadar.
"Buahahahaha!" hancur sudah, Dafa benar-benar tidak mampu mengendalikan tawanya yang meledak. Sambil memegang perut lelaki itu menunduk terpingkal-pingkal.
Celine jelas mendelik, tapi belum sempat mengomel Zee sudah antisipasi. "Aduh Mah ayo cepet berangkat, nanti Zee telat!" lalu meloncat dan melipir kabur keluar rumah.
Dafa masih saja tertawa tanpa peduli kalau Celine sudah akan meledak, "MAS—"
"Aduh aku juga udah telat, aku berangkat ya." Dan tak jauh beda dengan Zee, duda tampan itu juga melipir pergi sebelum benar-benar kena semprot Celine.
Celine yang melihat tingkah dua orang itu hanya bisa menggeram di posisinya, "gak anak gak Bapak sama aja!" ketusnya ngamuk.
***
"Mamaaaah!"
Celine tersenyum, berjongkok dan membuka kedua tangannya menyambut Zee yang baru keluar kelas, "gimana tadi ujiannya?"
"Gampang, Zee kan pinter!" dengan wajah soknya.
Celine tertawa geli, kebetulan hari ini diadakan ujian kenaikan kelas jadi tak heran jika banyak orang tua yang juga menyempatkan menjemput anak mereka, mendengar jawaban Zee membuat Celine entah kenapa sangat bangga, rasanya ia benar-benar seperti Ibu yang melihat perkembangan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sugar Daddy(end)
Teen Fiction"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" ceplos bocah itu dengan tampang watados. *** Celine kabur dari rumah karena dipaksa perjodohan oleh keluarganya, berasal dari keluarga kaya n...