#Part-2#

109 9 0
                                    

Setelah acara dari ruangan BK tadi, akhirnya Winara dan yang lainnya langsung menuju ke lapangan, guna mendengarkan instruksi dari kepala sekolah.

"Ra, tadi Bu Tina bilang, apa?" tanya Queen penasaran. Winara yang saat itu tengah fokus mendengarkan perkataan kepala sekolah pun mengalihkan pandangannya kepada Queen yang saat itu tengah berbaris di sampingnya.

"Hm?" tanyanya.

"Bu Tina bilang apa tadi, sama lo?" tanya Queen sekali lagi.

"Ooh ... enggak, biasa urusan OSIS," jawabnya yang setelah itu kembali fokus pada ucapan kepala sekolah.

"Tapi, pasti ada hubungannya kan dengan anak baru itu?" tanya Gita yang berada di belakang Queen.

"Ra?" tanya Gita sekali lagi yang sama sekali tidak digubrisi oleh Winara.

"Ih, Nara, jawab dong!" kesalnya.

"Diam dulu, Gita. Dengerin itu, nanti kamu gak tau kelasnya di mana baru tau, rasa." Mendengar jawaban Winara itu, Gita pun hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan pasrah.

Selang beberapa waktu kemudian, akhirnya kelas mereka semua pun telah ditentukan. Winara mendapatkan kelas XII.IPA.1; Vioni dan Zena mendapatkan kelas XII.IPS.1; dan Gita, Queen, dan Anayra kelas XII.IPA.3.

"Yah, Nara kok malah sendirian, sih?" ucap Gita terlihat sedih.

"Ye, lo maunya Nara bareng lo, terus lo bisa nyontek lagi semua tugasnya, kan?" timpal Queen.

"Eh, mulut lo, ya!" ucap Gita seraya menatap Queen dengan tajam.

"Tunggu, lo IPA.1?" tanya Zena yang tampak begitu terkejut.

"IPA.2," ucap mereka berlima dengan judesnya.

"Ih, gue serius ini," kesal Zena.

"Kalau lo IPA.1, berarti lo satu lokal dong sama anak baru?" lanjut Zena lagi.

"What?" ucap mereka berempat dengan serentak, kecuali Winara tentunya.

"Ra, jangan lupa mintain nomor handphone-nya, ya!" ucap Vioni dengan antusiasnya.

"Akun Instagram-nya," ucap Queen.

"I-"

"Kalian kira, aku mau ngapain? Mau wawancarain dia? Yaa Allah, gak ada kerjaan banget, sih. Yaudah, aku kekelas dulu ya, bye!" ucapnya, lalu setelah itupun dia berlalu dari hadapan teman-temannya itu dan mengacuhkan panggilan dari mereka semua.

...

Sejak tadi, Winara hanya bisa menyaksikan para siswi yang terlihat begitu heboh akan kehadiran siswa baru itu. Sungguh, hal ini begitu Winara benci dan sangat membosankan.

"Hei," sapa seorang cowok yang tiba-tiba saja duduk di sebelahnya Winara.

"Boleh kenalan?" tanya siswa itu yang membuat Winara merasa risih.

"Winara." Singkat dan padat.

"Ooh ... gue Jo, Jodoh lo," ucap siswa itu yang diakhiri dengan kerlipan matanya. Bukannya merasa terbang, namun Winara malah merasa jijik akan siswa itu.

"Saya gak nanya, dan gak mau tahu. Jika anda tidak ada keperluan penting, anda bisa pergi dari tempat duduk saya!" ucapnya dengan kesal, lalu berlalu dari sana meninggalkan siswa itu dengan keterkejutan yang tak terkira.

Tanpa Winara ketahui, ternyata siswa yang sejak tadi menjadi incaran para siswi juga ikut menyaksikan hal tersebut. Melihat gadis itu yang judes, siswa yang bernama Haidar itupun hanya mengedikkan bahunya kepada siswa tadi—Felix.

Pertama untuk Terakhir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang