Suara langkah kaki tergesa membuyarkan lamunan devan, ia menoleh dan mendapati kakak keempat affa berlarian dengan wajah tegas.
"affa mana?" tanya aska tergesa dapat dilihat raut wajahnya yang penuh dengan kekhawatiran.
Devan tak mampu menjawab lidahnya terasa keluh untuk berucap ia merasa bersalah karena tak bisa menjaga pemuda kecil yang sudah dianggapnya adik itu.
Aska menghelah nafas pelan ia tahu pasti pemuda dihadapannya merasa bersalah, salahnya juga sih tidak memberitahukan kondisi affa pada mereka.
ceklek
Pintu ruang UGD terbuka bersamaan dengan saudara-saudaranya dan papanya yang datang tergopo-gopo.
"kak hosh adek gimana?" ucap papanya dengan nafas terengah-engah.
"papa tenang dulu ok! kita tanya dokternya " ucap daren menenangkan.
Radit mengalihkan atensiya pada dokter disebelah putranya.
"anak saya gimana dok ? dia baik-baik saja kan " tanya radit cemas.
"bapak tenang saja kondisinya sudah stabil tadi memang sempat mendapat serangan tapi tidak terlalu parah "
"huftt syukurlah"
"boleh kami menemuinya dok?" tanya alghi
"silahkan! tapi kita pindahkan keruang rawat dulu ya "
"baik dok terimah kasih"
"sama-sama pak"
Setelah raffa dipindahkan keruang rawat sekarang keluarganya kecuali opa nya kerena sedang ada diluar kota sedang merubungi ranjang pemuda manis nan imut itu. Affa sudah sadar sejak 5 menit yang lalu.
"apa yang adek rasain bilang sama papa hem?" tanya radit sambil mengelus kepala sang putra, yang lainnya duduk disofa sambil memandang interaksi manis ayah dan anak itu.
"affa gak papa cuma lemes papa" raffa berujar pelan.
"jangan kayak gini lagi ya sayang, jantung papa udah mau copot tadi"
Affa tersenyum lemah " ya"
Devan memandang sendu wajah raffa yang sangat pucat, kata-kata aska kembali terngiang dipikirannya.
"lo gak masuk?" tanya aska . Sedari tadi ia hanya melihat devan memandang pintu kamar adiknya.
"maaf" satu kata meluncur dari bibirnya " maaf karena gue affa jadi gini bang"
"bukan salah lo kok mungkin affanya lagi capek aja"
"maaf"
"affa punya kelainan jantung sejak kecil dia juga punya anemia yang cukup parah "
Pernyataan aska berhasil menyentak dirinya, jantungnya seakan berhenti berdetak, kepalanya menoleh kaku pada aska dengan ekspresi ta percaya.
benarkah bocah manis dan periang itu sedang sakit parah?
"bang....."
"tapi ya udah lah yang penting kita semua berusaha buat affa sembuh , lo juga tolong bantu jaga affa ya! gue pecaya sama lo" ucap aska.
"pasti" jawabnya mantab.
"yuk masuk nanti affa cariin lo" ajaknya sambil merangkul bahu tegap devan.
"abang....."
Panggilan lemah itu berhasil menarik devan dari lamunannya, ia menghampiri affa dan langsung memeluknya erat membuat pemuda kecil itu tersenyum kecil, abangnya pasti sudah tau, batinnya.
"abang sayang affa" ucap pelan nyaris seperti bisikan tepat ditelinga affa.

KAMU SEDANG MEMBACA
REALLY LOVE YOU
Genel Kurgu"remaja manis dan imut " itu adalah kata yang selalu diucapkan pada anak itu oleh semua orang yang melihatnya , semuanya menyayanginya dan akan langsung jatuh cinta padanya. "afa, namaku adalah afa salam kenal semua !!!! "