DUA PULUH TIGA

275 13 0
                                    


"abang mau kesana!"

"abang mau balon spongebob"

"abang mau gendong"

"abang affa kurusan nggak?"

"abang mau coco"

"abang jalannya jangan lelet"

Kenaan yang merasa disindir mendengus kesal lalu mempercepat langkahnya.

"affa kapan pulang bang?"

Sejak tadi affa terus berceloteh mengajak bicara devan, kenaan, ardan, dan dhani. Tidak henti-hentinya bertanya tentang banyak hal yang menurutnya menarik. Juga sesekali mengomentari jalan mereka, seperti tadi. Sekarang mereka sedang berada ditaman dengan affa yang duduk dikursi roda dan didorong oleh devan.

"ish abang affa masih bisa jalan kenapa harus pakai kursi roda sih ?" sewot affa. Ia memang sempat menolak keras tadi tapi yang ada malah dirinya diancam balik.

"loh adek kan baru sembuh jadi harus banyak-banyak istirahat biar cepat sehat lagi, gak boleh capek-capek dulu" tutur ardan lembut.

"tapi affa jadi nggak bisa leluasa mainnya abang" rengeknya lagi.

"nanti ya ! tunggu adek sehat baru main lagi" ucap kenaan.

Mereka berdua sekarang tengah berjongkok didepan affa.

"tapi kapan ?" tanya affa sedih.

Membuat mereka menatap nanar affa yang sedang menuduk dan memilin ujung piyamanya.

"kalau adek nurut sama om dokternya ya cepet sayang" balas dhani.

"lama abang" keluhnya lalu mendengus sebal.

Melihat itu devan jadi gemas sendiri, tak tega sebenarnya melihat wajah sedih itu tapi dia harus memberi anak itu pengertian. Karena sedari tadi ia hanya diam saat sahabat-sahabatnya mengoceh maka ia memutuskan untuk bersuara.

"adek" panggilnya lembut tapi affa tetap bergeming.

Affa menoleh saat merasakan elusan lembut dikepalanya "abang kangen adek" ucapnya selembut mungkin berusaha memancing simpati anak itu. Ia tahu adiknya itu paling tidak tegaan pada orang lain.

Kedua alis affa menyatu seakan berkata "kenapa?", devan tersenyum mendapat respon dari adik kecilnya.

"abang kangen main sama adek disekolah" lanjutnya.

"kangen ?" ucap affa pelan. Devan mengangguk pelan.

"abang kangen banget main sama adek, udah lama adek nggak sekolah karena adek sakit" ia terus bicara membuat fokus pemuda itu hanya tertuju padanya.

"emangnya adek nggak kangen main sama kita ?" pancingnya.

"mau" cicitnya sambil menunduk.

Devan tersenyum tipis "kalau gitu adek harus istirahat biar cepet sembuh biar bisa sekolah lagi, oh ya katanya kak cindy punya hadiah buat adek kalau adek mau sekolah" ucap devan panjang lebar.

Teman-temannya yang mendengar devan berbicara sepanjang itu mendadak diam terlampau terkejut dengan banyaknya kata yang keluar dari mulut yang biasanya irit bicara itu.

"itu beneran devan bukan sih sensi gue ?" bisik ardan.

"ya iyalah ogep siapa lagi norak lu" dhani balas berbisik.

"emang cuma devan yang bisa buat affa luluh" kenaan ikut menimbrung.

"yoi dia-kan yang paling deket sama affa" balas ardan.

Kenaan ikut bergabung dengan affa dan devan .

"iya dek bukan cuma kita yang kangen adek tapi semua temen-temen kangen sama adek"

"kangen adek?" tanyanya polos menunjuk dirinya sendiri.

Devan mengangguk.

"kakak cantik ?" tanyanya beralih pandang pada kenaan.

"iya kak cindy juga" jawabnya.

Affa jadi merasa bersalah, dia terlau egois karena merasa orang-orang disekitarnya tidak memahami perasaannya yang menginginkan sedikit kebebasan padahal mereka hanya ingin menjaganya agar tetap baik-baik saja, dan perkataan devan berhasil membuatnya sadar banyak yang menanti kesembuhannya jadi ia tidak boleh menyerah, ia harus kuat agar tidak mengecewakan banyak orang.

"affa mau kembali kekamar" kata affa tiba-tiba.

"ok kit_" ucap kenaan terpotong.

"tapi ada syaratnya" lanjut affa menyelah ucapan kenaan.

"apa ?" tanya devan.

"belikan affa boneka sapi yang besar banget ok ?" sambil membuat lingkaran yang besar saat megucapkan kata "besar".

Devan yang sudah tidak tahan akhirnya merengkuh adik kecilnya dan menggendongnya didepan.

"mau sebesar apa ?" tanyanya.

"sebesar affa" ucapnya polos.

Devan terkekeh lalu menggesek-gesekkan hidung mancung pada hidung kecil affa.

"ok siap pangeran kecil" jawab devan yang langsung disambut pekik girang affa.

"affa sayang abang dev" ucapnya dan memeluk leher devan.

"sama abang ken nggak sayang dek?" goda kenaan.

"sayang kok sayang abang semua" pekiknya senang membuat kenaan terkekeh pelan.

"kalau gitu let's go abang kita kembali nanti papa cariin" serunya.

Mereka tersenyum senang melihat affa yang kembali tersenyum dan semangat. Semoga selamanya akan seperti ini, bati mereka.

"abang jangan lupa balon na affa dibawa ya !!" teriak affa yang sudah sedikit jauh pada ardan yang berada paling belakang.

"dasar bayi untung sayang" gerutunya sambil membawa balon SIKOTAK KUNING bergigi 2 itu dengan sedikit malu karena banyak anak kecil yang menatapnya aneh.

Ya kali orang ganteng bin keren bawa balon spongebob .

"sial malah dilihatin lagi, woy tungguin gue" teriaknya sambil berlari mengejar sahabat-sahabatnya.

REALLY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang