EMPAT BELAS

750 59 0
                                        


Bagi raffa sekolah itu adalah rumah keduanya karena disana ada para abangnya yang selalu menjaganya dan mengajaknya bermain.

Maklum ya bocah mah gitu !!!

Sejak tadi sudah hampir 30 menit affa hanya diam memandangi wajah tampan abang devannya, tidak mau disuruh makan katanya kenyang, disuruh tidur juga tidak mau katanya tidak mengantuk jadi dia hanya diam sampai membuat pemuda tampan disampingnya sedikit salah tingkah. Asal kalian tahu saja ini adalah pertama kalinya devan dibuat salting oleh seseorang.

"adek kenapa sih lihatin abang terus?" tanyanya kikuk.

Affa menggeleng polos "gak papa kok abang"

"makan ya! Dari tadi adek belum makan" ucap devan.

Affa kembali menggeleng " abang ganteng" celetuknya tiba-tiba.

Devan yang tadi sedang meminum air langsung tersedak, wajahnya memerah karena malu. Seumur-umur baru kali ini ia malu bukan kepalang karena dipuji padahal biasanya ia hanya memasang wajah datar saat ada yang memujinya, bahkan pada mama papanya ia hanya tersenyum tipis. Dan parahnya lagi yang membuatnya jadi begini adalah seorang bocah 13 tahun.

"adek jangan begitu dong" ucapnya tersipu.

"abangkan memang tampan, apa yang salah coba" jawabnya polos.

Devan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sedangkan sahabat-sahabatnya yang lain menahan diri agar tidak kelepasan untuk menyemburkan tawa bisa-bisa ia digorok sigalak.

"udah ya dek mam dulu" bujuknya lagi.

"affa kan udah bilang affa kenyang bang"

"sedikit aja ya abang suapin deh"

"kenyang"

"2 sendok aja deh"

"cuma 2 loh ya!!!" tanyanya mengintimidasi.

"iya cuma 2"

Akhirnya devan berhasil memasukkan sesuap nasi goreng pada bayinya, affa itu kalau masalah makan rewelnya bikin pusing orang sekampung.

Back to affa ^-^

Devan tersenyum menang kala ia sudah menyuapkan 5 sendok nasi kedalam mulut affa tentunya dengan sedikit rencana dengan menyuruh para sahabatnya mengajak ngobrol affa. Sampai disuapan ke 6 affa bungkam menutup mulutnya rapat-rapat dari suapan devan.

"udah kenyang abang!" tolaknya.

"ya udah sekarang minum susu"

Dengan semangat affa meminum susunya, pecinta susu dianya mah.

"abang ke kelas yuk affa ngantuk!" ajak affa.

Devan memperhatikan wajah raffa, dan benar saja mata raffa nampak sayu.

"ayo !"

Devan menarik lengan raffa dengan lembut tapi baru 2 langkah tubuh raffa sudah terhuyung kedepan, nyaris saja dia terbentur lantai kalau devan tidak dengan sigap menangkapnya. Tubuh affa rasanya sangat lemas, mungkin efek sakitnya.

"ADEK!!!!!" teriak devan.

"adek masih denger abang kan ?"

"adek lemes bang" lirih affa.

"pulang ya !" pintanya, affa mengangguk.

Didalam mobil affa dibaringkan dengan kepala diatas paha devan, mereka melaju dengan kecepatan sedang sampai

"bang !!!!" suara serak lirih terdengar.

"kenapa sayang?" tanya devan lembut.

"ma_u oksigen" ucapnya makin lirih.

Devan kaget adiknya tak pernah sampai meminta oksigen kalau tidak sangat sesak

Dengan perlahan membantu affa memakai inhalernya tapi sampai semprotan ke enam tidak ada hasil sama sekali.

"hiks se sek hahhh sa kit"

"tahan ya ! nafas pelan-pelan dek, ar ke RS"

"bang hahh sa hahh kit"

Affa makin kesusahan mengambil nafas

"haahhh se sak hahh sa kit arghhh" affa mengerang kesakitan mencengkaram pusat rasa sakit nya

DEG

DEG DEG

"ARGH AB BANG ARGH SA ARGGH'"

Ia makin brutal memukul dadanya, "sa kit" llirih affa. Ia lantas menutup matanya bersamaan dengan teriakan devan yang menyerukan namanya berkali-kali.

Ceklek

"gimana adek dok?" tanya devan

"affa gak papa untung tadi itu serangan kecil tapi harus dipantau lagi ya" ucap dokter avan.

"iya dok"

Devan hanya menatap sendu dokter tadi, setelah dokter itu pergi ia langsung menerobos masuk kedalam, dilihatnya affa yang lagi-lagi harus terbaring lemah.

 Ia menggenggam erat tangan affa berucap lirih dan mencium dahi adik kecilnya lembut.

"adek harus kuat jangan tinggalkan abang"

"kita akan segera bertemu baby papa merindukanmu" ucap seseorang.

REALLY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang