DELAPAN

1.2K 86 2
                                    

Algi menunggu dengan cemas didepan ruang UGD bersama papa dan 3 saudaranya yang lain, radit yang melihat itu berusaha untuk menenangkan putranya walau sebenarnya dirinya pun tengah gelisah memikirkan kondisi bungsunya, karena kenyataannya menjadi orang tua tunggal bagi kelima anaknya tanpa seorang wanita tidaklah mudah.

Radit merangkul bahu putra keduanya dan menuntunnya menuju kursi tunggu.

"abang yang tenang ya! adek pasti baik-baik saja" ucapnya menenangkan.

Alghi mengusap wajahnya kasar "tapi tadi itu darahnya banyak banget pa ! adek aja sampai tersedak darahnya sendiri" ucap alghi gusar.

" papa tahu tapi kamu harus bisa kendalikan diri kamu "

"tap-"

"udahlah ge, gege yang sabar affa kan adek kita yang kuat dia pasti bisa kok"ucap aska lembut.

"ok" pasrah alghi.

Tak berselang lama pintu ruangan itu terbuka menampilkan sosok dokter setengah baya seumuran radit keluar dengan peluh yang membasahi sebagian wajahnya yang tidak tertutup masker. Radit bangun dengan tergesa.

"van gimana anak gue ?" tanyanya to the poin .

"keadaan affa udah stabil kok, dia hanya kelelahan jadi demam wajar kalau sampai mimisan karena emang panasnya tinggi".jawab avan tenang.

"hhufftt makasih van "

"gak perlu terima kasih affa kan juga ponakan gue" ucap avan sambil menepuk pundak radit pelan.

"lo emang sahabat terbaik gue van "

"emang gitukan gunanya sahabat, kalau gitu gue pergi dulu mungkin sejam lagi affa akan bangun lo bisa temuin dia diruangannya"

"ok"

Avandi prasetya adalah sahabat radit sejak SMP dan merangkap menjadi dokter pribadi affa menggantikan ayahnya yang telah berpulang.

Setelah dokter avan pergi radit dan keempat anaknya memasuki ruangan affa yang memang khusus dibuat untuk affa, ruangan affa pun tak beda jauh dengan kamar anak itu dengan nuansa biru dan abu-abu.

"adek! adek kapan bangunnya? gak kangen apa sama kakak ?" aska bergumam sambil menggenggam tangan kanan adik manisnya. Semua membiarkan saja dan mengawasi dari jarak jauh.

"uhghh" lenguhan dari bibir mungil itu mengalihkan atensi mereka.

"adek udah bangun ?" 

affa hanya mengangguk "ha-us" ucapnya lemah. Algi dengan sigap memberikan minum pada adiknya.

"u-dah"

"affa ada yang sakit ?" darren bertanya.

"gak abang" affa diam sebentar "maaf"

Semua yang mendengar mengernyit heran "kenapa minta maaf?" sekarang giliran arsen yang bertanya.

"affa buat papa sama semuanya susah, maaf " ucapnya pelan.

Radit membawa tubuh kecil putranya kedalam pelukannya "affa jangan bilang begitu nak, affa tidak pernah membuat kita susah , affa itu permata kita jadi jangan bilang begitu lagi ya nanti papa sama para abang sedih " jelas radit.

Affa menggangguk faham "kalau begitu mana senyum manis adek abang ?" tanya algi, Affa tersenyum manis memunculkan dua lesung pipinya, membuat mereka ikut tersenyum bahagia.


REALLY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang