Part 5

5.7K 691 104
                                    

Kedua kelopak mata Aran berusaha terbuka, senyuman pun terukir melihat seseorang disampingnya yang masih tertidur. Dari 18 tahun Aran hidup tak pernah rasanya ia begitu bahagia ketika membuka mata melihat hal terindah dari Tuhan. Beberapa menit sudah Aran memperhatikan wajah tenang Shani, senyumannya pun terus terukir. Ingin lebih lama memandang Shani yang begitu tenang.

Aran bangkit dari tidurnya menyiapkan susu coklat untuk Shani. Aran tak mengetahui bahwa Shani sebenarnya tak tidur, Shani tau Aran tengah menatapnya dan entah mengapa Shani ikut tersenyum.

"Kenapa gak bangunin aku Ran?"

"Belum adzan ci jadi aku biarin kamu tidur dulu"

"Aku mandi dulu ya, nanti sholatnya jamaah kan?"

"Iya, cici mandi aja dulu"

Rutinitas pagi yang baru untuk mereka. Aran membuka kaca besar dikamar mereka, masih gelap namun terasa nyaman melihat pemandangan subuh.

"Aran kamu lagi yang mandi, sekalian wudhu"

Aran mengangguk masuk kekamar mandi, sementara Shani menyiapkan pakaian untuk Aran.

"Aran baju kamu"

"Makasih cici"

Adzan pun berkumandang, Shani duduk diatas kasur sambil melihat pemandangan keluar. Aran yang baru selesai mandi tersenyum melihat Shani yang terduduk melamun.

"Yok sholat"

Shani membuka kan sejadah untuk Aran.

Aran mengumandangkan adzan, suara Aran terdengar indah sampai menyentuh kehati Shani.

Mereka hanya manusia biasa yang tak lepas dari dosa dan sholat sudah menjadi kewajiban bagi seorang umat. Subuh pertama untuk mereka berdua dalam sebuah ikarar suci. Subuh yang tenang dan khusyuk.

Selesai sholat dan berdoa, Aran berbalik untuk bersalaman dan Shani menyambut tangan suaminya. Hal yang tak disangka Shani, Aran mencium keningnya.

"Makasih udah jadi istri aku ci"

Entah bagaimana kata sederhana itu membuat Shani meneteskan air mata.

"Kok nangis?"

"Gak tau, dibuat baper sama bocah"

Aran menghapus air mata Shani yang jatuh itu lalu mencium kening Shani kembali. Aran menarik Shani dalam pelukannya.

"Ci boleh gak aku tidur paling akhir buat liat kamu tidur dan bangun paling awal buat natap kamu lagi? Aku mau bersyukur dipertemukan kamu diakhir malam dan diawal pagi"

Shani mengangguk dalam pelukan Aran, belum ada perasaan yang tumbuh tapi Shani rasa begitu bahagia bersama Aran.

"Sarapan yuk, aku udah buat roti sama susu coklat"

Aran berdiri mengambilkan sarapan untuk mereka. Matahari mulai menampilkan dirinya.

"Masih panas ci?"

"Iya"

Aran menukar gelasnya dengan milik Shani.

"Punya cici tadi gak aku campur air biasa takut dingin, punya aku masih hangat nih"

"Aran"

"Iya ci" tangan Aran sibuk mengoleskan selai strawberry diatas roti panggangnya

"Pacaran yok"

Aran menatap Shani dengan tatapan heran

"Aku tau kita belum saling cinta tapi kita bisa mulai pacaran setelah nikahkan"

RapsodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang