Part 19

5.1K 602 81
                                    

Setelah kejadian itu Aran tak banyak bicara. Ia lebih banyak menghindari Shani. Setiap melihat Shani, Aran selalu teringat perlakuan kasarnya pada Shani.

Selesai dengan sholat subuh Aran kembali ke kamarnya. Ia tak langsung menemani Shani membuat sarapan, Aran akan turun setelah Shani berangkat kekantor.

"Ran, makanan udah dimeja ya aku berangkat"

"Iya ci"

Shani tak tahu harus berbuat apa menghadapi sikap Aran. Shani hanya mampu menghela nafasnya.

Sepanjang perjalanan menuju kantor Shani terus memikirkan Aran. Sesampainya dikantor Shani langsung menghadap Melody untuk membahas cutinya, setelah itu ia kembali keruangannya. Tak ada yang Shani kerjakan, ia hanya melamun melihat keluar jendela. Hanya Aran, Aran dan Aran dalam pikirannya.

"Gue kira lagi fokus kerja malah ngelamun, mikirin apa sih Shan?"

"Aran"

"Aran masih marah sama kejadian itu? Kan lo gak salah Shan"

"Bukan Fen, malah dia nyalahin dirinya sendiri"

"Maksudnya gimana?"

"Dia gak mau ngeliat aku, dia gak mau ketemu aku bahkan dia ngehindar terus. Pulang kerja yg biasanya telat jam 7 sekarang jam 10. Sumpah aku cape ngadapin sikapnya dia yang gitu"

"Yaudah coba manja sama dia"

.....

Shani menunggu Aran pulang, sudah hampir jam 11 malam namun Aran belum juga pulang. Hati Shani sudah mulai gelish, berulang kali Shani mengecek ponselnya namun tak ada pesan atau chat yang Aran kirim.

Tiba tiba suara kunci terdengar, Shani tersenyum senang.

"Loh belum tidur?" Aran kaget melihat Shani menunggunya

"Gak bisa tidur"

"Kenapa?"

Terlihat sekali wajah lelah Aran.

"Dedeknya mau dielus kamu" sebenarnya ini ide Feny

"Yaudah aku mandi dulu"

Aran berjalan menuju kamarnya dilantai dua, Shani pun mengekorinya.

Selesai bersih bersih Aran baring didekat Shani. Ia mensejajarkan kepalanya dengan perut Shani. Senyuman tipis Aran dapat dilihat Shani.

"Cici tutup mata" dengan sabar Aran mengelus perut Shani

Sebenarnya Aran pun rindu namun ia tak berani untuk bilang, ia takut melukai Shani lagi.

Aran melihat Shani sudah terpejam.

"Dedek, ini papah" ucap Aran berbisik agar tidak mengganggu tidur Shani

"Dedek lagi apa? Siang tadi makan apa sama mamah? Hari ini jagain mamah kan gak nyusahin mamah?" Shani mendengar semuanya, betapa gemasnya ia pada Aran namun ia harus menahannya agar Aran tak berhenti

"Tadi papah pulang telat, maaf ya akhir akhirnya jarang dirumah nemani dedek sama mamah. Papah sayang banget kok sama dedek sama mamah juga"

Perkataan Aran begitu manis ditelinga Shani sampai ia tak mampu menahan senyumannya.

Dijam 2 malam Shani terbangun karna lapar.

"Aran" Shani mencoba membangunkan Aran

"Aran" perlahan lahan Aran membuka matanya

"Kenapa ci?"

"Lapar"

"Mau makan apa?"

"Spageti"

RapsodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang