Part 11

5.4K 647 44
                                    

Aran sudah mulai masuk perkulihan lagi. Shani menyiapkan sarapan seadanya yang ia bisa.

"Ci, kemeja kotak kotak aku yg maroon mana ya?"

Shani berjalan menuju lemari mencari kemeja yang Aran maksud. Seperti biasa Shani selalu menyusunnya dengan rapi, tugas Aran hanya tak boleh menghamburnya. Lemari baju Aran tersusun rapi dan sudah disetrika semua.

"Nih, celana kamu dilaci itu ya"

"Makasih cici" Aran mengelus kepala Shani

Awal perkuliahan Aran sudah memdapat jam kuliah pagi, mau tak mau ia harus berangkat awal dan meninggalkan Shani.

"Cici kekantor kan?"

"Iya, kenapa?"

"Takut cici sendiri dirumah. Aku pulang agak malam gak papa kan?"

"Aku keapartemen Feny aja ya?"

"Boleh"

Aran selesai dengan sarapannya. Ia bergegas mengambil tasnya bersiap untuk pergi.

"Aku pergi duluan ya, cici hati hati turun kerja, assalamualaikum" Aran mengakhirinya dengan mengecup kening Shani

"Waalaikum salam, hati hati"

Mobil Aran melaju menuju kampusnya. Sekarang Aran punya alasan yang kuat untuk segera lulus dan bekerja. Ia telah menjadi seorang suami dan akan menjadi seorang ayah.

Sesampainya ia dikampus, Aran langsung memasuki kelas yang akan dimulai sepuluh menit lagi.

"Ran kantin yo" ajak Deo

"Gue udah sarapan"

"Lupa gue, lo sekarang ada yang urus"

Aran tertawa kecil. Setidaknya hidupnya tak seberantakan dulu saat ia tinggal sendiri, sekarang ada Shani yang mengurusnya.

"Wii udah turun aja lo bedua" Ello datang bersama Mira

"Ka lo bedua kaya orang pacaran aja"

"Apa lo bilang Yo, pacaran? Kalau gue sama Ello tuh semacam sekte"

"Wah bagus tuh Mir, ntar pengurusnya Deo" sahut Aran

"Lo pengikutnya" tawa Mira pecah

"Ogah gue Mir"

Ponsel Aran berbunyi menampilkan nama Shani. Aran mengerutkan keningnya, Shani melakukan panggilan video call.

"Kenapa ci?"

Shani masih terlihat dijalan menuju kantor.

"Kangen aja"

"Aduh pengantin baru" teriak Mira

Aran dapat melihat wajah Shani yang mendadak memerah. Aran tak tau kata apa yang harus ia pilih untu menggambarkan wajah Shani yang begitu cantik saat tersipu malu seperti sekarang.

"Aran"

"Iyaa cici"

"Jangan matiin ya, temanin kerja"

"Cici mau ikut kuliah juga?" Tanya Deo

"Boleh"

"S3 dong cici" tambah Ello

"Lo bertiga berisik ya ganggu aja"

"Makanya jangan uwu uwu depan jomblo" Mira menjitak kepala Aran

"Mira" Shani memesang wajah kesal

"Waduh gue buat bidadari marah"

"Mampus" ucap Aran tanpa suara

Mereka semua tertawa termasuk Shani. Dosen pagi itu pun masuk, Shani juga telah sampai dikantor. Aran tak mematikam panggilan video callnya, Shani menemani Aran kuliah dan Aran menemani Shani bekerja. Sesekali Aran tersenyum melihat Shani yang terlihat sibuk didepan komputernya.

RapsodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang