Shani sudah mulai masuk kembali bekerja setelah cuti dua bulannya berakhir. Pekerjaannya sangat menumpuk, Shani bekerja lebih ekstra agar tak pulang telat.
Suara ketukan pintu mengalihkan fokus Shani. Feny muncul dari balik pintu sambil memperlihatkan siang, ternyata dibelakang Feny juga ada Gaby.
"Repot repot banget sih" ucap Shani
"Bukan gue"
"Jadi?"
Feny malah tersenyum sambil memberikan sebuah kertas kecil, sementara Gaby sudah mulai makan.
"Assalamualikum cici, pasti belum makan ya? Makan dulu jangan kerja mulu, ini mas anterin makanan buat cici sama buat ka Feny dan ka Gaby, mas papah buat sendiri. Selamat makan"
Shani tersenyum membaca surat dari Aran.
"Enak juga Aran masak" ucap Gaby
"Suami idaman gak sih ka?" Tanya Feny
"Jadi pengan Aran"
"KA GABY"
Feny dan Gaby malah tertawa melihat wajah kesal Shani.
"Makan gih, lo harus pompa asi. Oh iya ntar pulang gue sama ka Gaby mampir ya"
"Boleh"
"Habis ini kita rapat Shan"
"Iya ka"
......
Rapat kali ini terasa berbeda, Shani dihadapkan pada masalalu Aran
Gadis cantik itu berdiri didepan Shani sambil tersenyum.
"Yessica Tamara, mohon bantuannya bu"
"Selamat bergabung" Shani menggapai tangan Chika untuk bersalaman
"Ibu bisa manggil Chika"
"Kamu bisa panggil aku kakak"
"Makasih ka"
Flasback on
"Ci udah tidur?"
Shani berbalik menghadap Aran.
"Kenapa mas?"
"Aku mau jujur"
Shani menaikkan sebelah alisnya, tak biasanya Aran seperti ini.
"Jangan marah ya?"
"Apasih mas? Kok kamu aneh gini"
Aran menatap mata Shani dalam. Shani benar benar bingung. Aran tak pernah seserius ini selain saat ijab kabul.
"Tadi aku ketemu Chika"
"Chika?"
"Iyaa Chika mantan aku"
"Dimana?"
"Kantor kamu"
Shani tambah dibuat bingung. Chika sedang berkuliah diluar bagaimana bisa ia sedang dikantor Shani.
"Mungkin dia mahasiswa Jepang yang bakal magang dikantor, kamu ngobrol sama dia?"
"Gak ci"
Aran seperti menyembunyikan sesuatu yang tak bisa ia katakan.
"Kalau ada dari masalalu kamu yang belum selesai, selesaikanlah jangan sampai menganggu masa depan kamu. Jangan terjebak disana" Shani mengelus pipi Aran
Aran mendekat menyembunyikan wajahnya diceruk leher Shani. Pelukan Aran kali ini terasa berbeda.
"Bukan gak selesai, disana masih ada luka, masih ada sakit yang terus terasa saat ingat dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi
FanfictionPernikahan adalah hal yg sakral. Menyatukan dua pikiran, dua kepribadian dan masalalu. Mampukah Shani dan Aran melewati badai dalam rumah tangga mereka dengan semua perbedaan yang ada? Mampukah mereka saling melupakan masalalu? "Untuk apa kamu berta...