Tiga Minggu sebelumnya
Shani terpaksa harus pulang terlambat, pekerjaannya sedang bermasalah dan dia harus segera mencari solusinya. Shani memandang fotonya bersama Afra dan Aran diatas meja kerjanya, sumber kekuatannya saat ini meskipun tubuhnya sudah nyaris menyerah.
Shani membereskan barang barangnya untuk segera pulang. Rindunya pada Afra sudah tak tertahankan lagi.
Pintu mobil yang dibuka Shani tiba tiba ditutup kembali oleh seseorang. Shani benar benar terkejut melihat orang itu.
"Jangan hindarin aku Shan"
"Aku harus pulang"
"Aku mau bicara"
"Kita udah selesai Cio"
Orang itu ialah Cio.
"Selesai? Kamu yang mutusin sepihak Shan"
"Ini buat kebaikan kamu juga"
Shani menghempaskan genggaman Cio. Cio yang mendengarkan ucapan Shani tertawa miris.
"Kamu gak pernah bilang permasalahan kamu sama aku Shan. Kamu mutusin sendiri tanpa tau disana aku semenderita apa karna kamu. Aku bahkan hampir gila karna kamu bilang selingkuh dan bakal nikah sama orang lain. Kamu mikir gak aku sehancur apa hah?"
"Kita udah selesai Cio" Shani menangis
"Bilang sama aku Shan, bilang kalau kamu sudah gak cinta sama aku"
Shani tertunduk, ia tak bisa mengucapkan kata itu. Satu hal yang tak bisa ia lakukan sampai saat ini ialah melupakan perasaannya pada Cio.
Cio menarik Shani kedalam pelukannya.
"Kita mulai dari awal lagi Shan, kita bangun keluarga kita. Kamu gak perlu takut soal orang tua aku, selesaikan kamu sama dia"
Flashback off
......
Kelas praktek Aran telah selesai tapi ia masih duduk melamun melihat keluar jendela. Deo yang melihat Aran seperti itu memilih keluar kelas.
"Mereka lagi kelahi?" Tanya Ello pada Mira
"Gak mungkin"
Aran masih setia ditempat duduknya, bayangan Shani kemarin malam keluar dari hotel bersama Cio masih sangat membekas dalam ingatannya. Tangan yang seharusnya ia genggam kini telah berpindah.
Cincin pernikahan yang ada dijari manisnya, ia elus dengan sebuah senyuman tipis. Menikahi Shani adalah salah satu kebahagian terbesarnya dan memiliki Afra adalah anugerah yang Allah titipkan untuknya. Aran tak tahu sampai mana ia akan bisa mempertahankan pernikahannya. Memaksakan Shani bukan hal yang mudah jika hati Shani bukan untuknya.
"Ran"
Aran menoleh kearah Mira.
"Lo ada masalah?"
"Iya tapi gue gak bisa cerita ke elo semua, masalah rumah tangga" Aran memaksakan senyumannya
....
Aran lebih banyak menghabiskan waktu bersama Afra dan memilih resign dari tempat magangnya. Setelah kelas selesai, Aran segera menjemput Afra.
"Mau jemput Afra ya mas?"
"Iya mba, Afra gak rewel kan?"
"Afra gak pernah rewel mas, oh iya tadi laki laki yang antar Afra itu siapa ya mas? Udah dua kali dia yang antar Afra bukan istri mas yang ngantar"
Dada Aran menjadi sesak mendengarnya, ia memaksakan senyumannya pada petugas itu.
"Itu pamannya Afra mba"
![](https://img.wattpad.com/cover/280497337-288-k318875.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi
FanfictionPernikahan adalah hal yg sakral. Menyatukan dua pikiran, dua kepribadian dan masalalu. Mampukah Shani dan Aran melewati badai dalam rumah tangga mereka dengan semua perbedaan yang ada? Mampukah mereka saling melupakan masalalu? "Untuk apa kamu berta...