Semalaman Aran tak juga masuk kekamar utama. Shani mengecek Aran dikamar atas, ia masih tertidur sambil telungkup dengan nyenyaknya. Shani kembali kekamarnya menanti adzan subuh sekaligus menanti Aran untuk sholat berjamaah. Adzan sudah berkumandang namun Aran tak juga turun. Shani mengecek kembali kekamar atas, tak ada Aran diatas tempat tidur dan hanya ada suara gemercik air dari kamar mandi.
Shani kembali kekamarnya menanti Aran. Sampai setengah jam berlalu Aran tak kunjung datang juga, akhirnya Shani sholat sendiri.
Tak seperti pagi biasanyanya, Aran tak ada didapur menyiapkan sarapan untuknya. Rutunitas itu menjadi hal yang cukup terasa tanpa Aran.
Hari ini harusnya mereka masih di Jogja namun semuanya hancur. Shani tersenyum tipis melihat Aran turun.
"Ran sarapan" ucap Shani setenang mungkin
Aran mengacuhkan Shani. Ia berjalan tanpa melihat Shani. Dompet Aran tertinggal diruang tamu, Shani tak sengaja membukanya dan ia melihat fotonya terpajang disana.
"Dompet kamu Ran" ucap Shani ketika melihat Aran kembali
"Thanks"
Aran pergi begitu saja. Ada perasaan sakit dihati Shani melihat Aran yang acuh padanya.
......
Deo duduk disofa sambil memperhatikan Aran yang tengah bermain game duduk bersila dilantai. Deo tau sahabatnya ini sedang ada masalah namun tak ingin bercerita. Jelas saja terlihat, Aran harusnya masih ada di Jogja namun saat ini dia telah ada dirumah Deo.
"Lo ngapain pagi pagi main game disini dah, cici gak mampu beliin lo game"
Aran menghempaskan stik gamenya.
"Ran masih baru itu ps5 gue" Deo memeluk stik yang dilempar Aran
"Minta gantiin sana sama cici"
Aran berjalan menuju kamar Deo.
"Lo kenapa sih?"
"Gak tau, gue cape"
"Lo ada masalah sama cici?"
"Hmm"
"Lo kan juga baru Ran, baru dua minggu lo nikah"
"Lo tau gak, cape tau sama orang yang belum bisa ngelupain masalalunya"
Sekarang Deo paham permasalahan Aran dan Shani
"Lo menikahkan emang itu tujuannya. Nemani dia sampai dia lupa sama masalalunya. Pelan pelan Ran, jangan terlalu maksain perasaan lo. Setidaknya lo tau dia belum jatuh cinta sama lo"
Aran bangkit dari tidurnya. Ia langsung mengambil tasnya dan bergegas pergi tanpa pamit pada Deo.
"Kurang ajar ya itu anak"
.....
Sudah dua hari ini Aran dan Shani tak berkomunikasi. Shani sudah masuk bekerja lagi. Tatapannya kosong memandang lurus kekaca besar diruangannya. Didiamkan oleh Aran membuat hati Shani tak tenang.
"Shan meeting sejam lagi"
"Oh iya Fen"
Shani mencari flasdisck yang akan ia pakai rapat.
"Cari apaan Shan?"
"Fd buat meeting ketinggalan Fen dirumah kayanya"
"Ya ampun tumben banget"
Shani bukan orang yang gampang melupakan sesuatu yang penting seperti ini. Jarak rumah dan kantor cukup jauh rasanya tak mungkin ia akan pulang.
"Yaudah telpon Aran minta bawain, sempat nih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi
FanfictionPernikahan adalah hal yg sakral. Menyatukan dua pikiran, dua kepribadian dan masalalu. Mampukah Shani dan Aran melewati badai dalam rumah tangga mereka dengan semua perbedaan yang ada? Mampukah mereka saling melupakan masalalu? "Untuk apa kamu berta...