Disarankan mendengarkan lagu
Hujan deras tengah mengguyur kota Jakarta, Shani tengah menunggu Aran yang ingin menjemputnya. Shani dibuat kaget melihat Aran yang tengah berlari menggunakan payung. Senyuman Aran melengkung dengan indah.
"Lama ya ci?"
"Aku udah bilang mas gak usah jemput, hujan deras gini"
"Gak papa sekalian jemput Afra kan nanti, meeting kamu udah selesai ci?"
"Udah, aku mau balik kekantor aja"
Aran memasangkan jaket miliknya untuk Shani.
"Dingin, kasian cici nanti sakit"
Shani hanya terdiam menerima perlakuan Aran. Hujan masih setia membasahi Jakarta. Tangan Aran merangkul bahu Shani agar tak terkena hujan tanpa menghiraukan bahunya sendiri tengah kehujanan.
Aran membukakan pintu untuk Shani.
"Awas kepalanya ci"
Aran segera menyusul Shani masuk kedalam mobil.
"Hari ini aku masak, cici pulang jangan telat ya"
"Masih banyak kerjaan dikantor mas" Shani membuang pandangannya keluar jendela
"Yaudah aku tungguin cici pulang"
Tak ada jawaban dari Shani, ia memilih menutup matanya.
Aran hanya mampu menerima kenyataan bahwa semua yang ia berikan ditolak secara perlahan oleh Shani. Semua perhatian dan cintanya tak lagi mendapatkan balasan yang sama seperti dulu.
"Makasih mas" Shani turun begitu saja
Aran tak tahu bagaimana lagi caranya untuk membawa Shani pulang kedalam pelukannya. Punggung Shani sudah menghilang dari pandangannya.
"Kenapa gue bisa secinta ini sama lo ci?"
.....
Shani yang baru memasuki rumah terkejut melihat Aran yang tertidur disofa. Shani berjalan melewati Aran, ia melewati dapur dan pandangannya berhenti dimeja makan. Shani membuka tudung saji itu.
Aran memasakkan makanan untuk Shani, semua makanan itu utuh belum tersentuh sedikitpun. Shani kembali menatap Aran.
"Mas"
"Aran"
"Cici kapan pulang?" Aran menatap jam tangannya
"Kamu belum makan?
"Aku nunggu kamu"
"Yaudah yok kita makan"
Mereka sama sama kemeja makan, Aran bergelayut manja dilengan Shani.
"Kamu masak sendiri mas?"
"Gak, ada ibu bantuin tadi"
"Ibu main kesini?"
"Iyaa, nyari kamu tadi"
Shani memberikan makanan untuk Aran. Mereka makan dengan hening, sebenarnya Aran tengah menutupi lukanya sendiri. Ia tahu Shani makan malam dengan Cio tadi. Aran berniat menjemput Shani dan menitipkan Afra pada ibunya namun sayangnya hal menyakitkan yang ia lihat. Shani pergi bersama Cio. Aran memang bodoh melukai dirinya sendiri.
Mereka hanya makan dengan hening.
"Kok dikit ci?"
"Aku kenyang mas"
Aran manahan air matanya yang siap jatuh. Dadanya semakin sesak dengan semua kebohongan Shani.
.......

KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi
FanfictionPernikahan adalah hal yg sakral. Menyatukan dua pikiran, dua kepribadian dan masalalu. Mampukah Shani dan Aran melewati badai dalam rumah tangga mereka dengan semua perbedaan yang ada? Mampukah mereka saling melupakan masalalu? "Untuk apa kamu berta...