Saat pagi membuka mata adalah hal yang harus disyukuri untuk Aran. Dia menjadi manusia paling beruntung setiap pagi saat membuka mata dan malam hari sebelum ia memejamkan mata. Senyum Aran mengembang saat melihat wajah tenang Shani. Dalam pikiran Aran, Shani tak memiliki kekurangan sedikit pun. Semuanya sempurna.
Aran menghitung banyaknya tahilalat diwajah Shani yang menjadi pemanis diwajanya.
"Kamu ngapain?" mata Shani masih terpejam
"Lagi ngitungin tahilalat cici takut ilang, ntar manisnya juga kurang"
Shani perlahan lahan membuka matanya.
"Morning cici" Aran mencium kening Shani
"Ayo bangun bentar lagi adzan subuh" Aran kembali menciumi kening Shani.
Shani hanya mengangguk kecil sedangkan Aran lebih dulu masuk kekamar mandi
Seperti rutinitas pagi mereka yang selalu mereka lewatkan bersama. Selesai sholat Shani membuat sarapan untuk mereka berdua. Sementara Aran membersihkan rumah.
"Aran sarapan"
"Bentar" Aran menyimpan alat pel nya terlebih dahulu
Nasi goreng dihidangkan Shani.
"Coklatnya dituangin digelas sekarang?"
"Nanti aku aja ci"
"Hari ini kamu ada berapa matkul Ran?"
"Tiga ci, kemungkinan turun magang jam 2 an gitu. Cici hari ini ada kegiatan diluar?"
"Gak ada, meeting aja sama ka Melody"
"Pulang awal?"
"Iya kayanya, kamu mau dimasakin apa?"
"Gak usah cici istirahat aja"
"Masakan aku gak enak ya"
"Bukan gitu, nanti cici kecapean"
"Kamu udah dapat nama buat dedek?"
"Sudah" ucap Aran bangga
Begitulah rutinitas pagi mereka, saling bertukar cerita, saling mengetahui kegiatan masing masing. Setidaknya Aran bisa mengontrol kegiatan Shani agar tak over bekerja.
"Ci gak lama masuk bulan ke enam nih, semoga dedeknya sehat. Dedek aktif aja kan ci?"
"Iyaa Aran, perut aku udah gede banget ya"
"Gak papa ci yang penting kamu sama dedek sehat. Orang cici tetap cantik"
Shani selesai dengan makannya, seperti biasa ia akan segera bersiap untuk kekantor. Shani berhenti didepan Aran yang masih duduk, ia mencium kening Aran.
"Love you" Shani pergi begitu saja
Keadaan Aran tak begitu baik setelah Shani menciumnya ditambah kata cinta yang tak pernah ia ucapkan untuk Aran.
"Ya Allah jantung gue"
......
Shani membereskan berkas berkasnya bersiap untuk pulang. Hari ini Aran memakai mobil atas permintaan Shani, Shani tak tega jika Aran harus terlambat dan terkena hukuman. Shani memilih mengalah meskipun Aran harus menjemputnya terlambat.
"Shan, ikut kita yok"
"Kamana ka?"
"Kita mau ngerayain proyek nih, tempat karaoke" ucap Bobby
"Gak dulu deh ka"
"Yah Shan, lo udah lama gak ikut. Belum dijemput juga kan"
Shani tampak berpikir dan akhirnya ia mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi
FanfictionPernikahan adalah hal yg sakral. Menyatukan dua pikiran, dua kepribadian dan masalalu. Mampukah Shani dan Aran melewati badai dalam rumah tangga mereka dengan semua perbedaan yang ada? Mampukah mereka saling melupakan masalalu? "Untuk apa kamu berta...