Part 9

5.3K 640 43
                                    

Aran dengan telaten membersihkan luka Shani dan menggantinya dengan perban yang baru.

"Jangan pake heels dulu"

"Iya"

Aran hendak pergi namun Shani menahannya dan memeluk pinggang Aran dengan erat. Shani kembali manja pada Aran hanya bedanya sekarang Aran berusaha tak terlalu menaruh perasaannya, ia takut terluka.

"Antar kekantor"

"Iya, ganti baju dulu"

Shani mendongakkan kepalanya menatap wajah Aran.

"Miss you"

"Hari ini aku main tempat Ka Ello, sore aku jemput"

"Ada ceweknya gak?"

"Ada teman seangkatan ka Ello"

"Siapa? Dia tau kamu udah nikah?"

"Mira, tau kok cuma kemarin dia di Bandung jadi gak bisa datang"

Shani melepaskan pelukannya, ia pergi mengganti pakaiannya tanpa berucap apapun pada Aran.

Setengah jam menunggu Shani sambil memanaskan mobil akhirnya Shani keluar dengan sepatu putih, ia mengikuti ucapan Aran.

"Gak ada yang ketinggalan"

"Gak ada"

"Yaudah, hati hati awas kepala kehantuk" Aran memperhatikan setiap langkah Shani

"Cici pake kaos kaki kan"

"Emm"

Mendadak Shani menjadi tak mood bicara. Aran dipaksa berpikir keras tentang kesalahan apa yang sudah ia buat.

"Cici kenapa?"

"Gak papa"

"Gak papanya cewek tuh bahaya"

Helaan nafas Aran keluarkan karna sikap Shani yang mendadak jutek.

"Mira tuh juga teman lama aku ci cuma belum bisa ketemu cici aja. Lagian kita berempat bukan main yang aneh aneh, kita ngegame sekalian mau bahas magang"

"Aku mau ikut"

"Yaudah aku batalin siang ini, nanti sore baru bareng cici. Aku pulang kerumah aja habis ini"

Shani menoleh kearah Aran

"Temani kerja"

Tak ada pilihan lain selain mengiyakan permintaan Shani.

Sesampainya dikantor, seperti biasa Shani disambut hangat oleh seluruh karyawan kantor.

"Wiii bawa bodyguard baru nih" goda Gaby

"Lah kirain babu baru Shan"

"Feny" Shani kesal mendengar ucapan Feny pada Aran

"Gak papa ka, babu bidadari saya siap"

Shani langsung menggandeng tangan Aran menjauhi Feny dan Gaby.

"Pagi ini aku ada rapat sama bos, kamu tunggu diruangan aja ya"

Aran mengangguk patuh. Shani bersiap meeting, ia berpamitan pada Aran sebelum meninggalkannya sendiri. Aran cukup bosan walaupun diruangan itu ada tv namun tetap saja ia tak bisa bermain game disana.

Hampir setengah hari, Shani belum juga kembali.

"Shan, makan siang yok" Aran terkejut kedatangan seseorang yang tak ia kenal bahkan orang itu tak mengetuk pintu lebih dulu

"Shani belum turun ya?"

"Belum"

"Okay" laki laki itu pergi begitu saja

RapsodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang