Part 2

5.9K 775 45
                                    

Shani di cecar pertanyaan oleh Gaby dan Feny. Mereka adalah sahabat Shani dikantor dan hanya mereka yang saat ini tahu kondisi Shani.

"Kamu gak mikir lagi Shan?"

"Apalagi ka yang harus aku pikirin? Ka Gaby tau sendiri kan gimana orang tuanya nolak aku"

"Tapi Shan, dia orang baru buat kamu bahkan dia aja baru masuk kuliah. Gimana masa depan kalian?"

"Fen, dia anak baik. Orang tuanya juga udah restuin kami"

Keduanya terdiam. Shani sebenarnya juga masih ragu dengan keputusannya tapi Tuhan seakan akan sedang memberikannya jawaban melalui Aran. Dua kali niatannya bunuh diri dan dua kali juga Aran ada untuknya.

Shani mengelus cincin pemberian Aran yang ia pindahkan kejari telunjuknya.

"Shan, seenggaknya kamu mikirin masa depannya dia juga" ucap Gaby.

"Tau gak aku hampir bunuh diri" ucap Shani mengusap cincin pemberian Aran.

Gaby dan Feny saling menatap seakan tak percaya dengan apa yang disampaikan Shani.

"Aran yang selamatin aku"

Shani menatap keduanya dengan tatapan sendu, rasa sesak menyerang dadanya dan buliran air mata siap jatuh. Ia sangat menyayangi bayi dalam kandungannya dan tak ingin jika harus menggugurkan kandungannya.

Rasa sayangnya terhadap ayah dari anaknya tak pernah hilang tapi dia sadar tak akan pernah ada restu untuknya.

....

Dilain tempat Aran pun mendapat pertanyaan yang kurang lebih sama.

"Lo gila mau nikah di umur segini Ran?"

"Terus aku harus gimana ka?"

"Itu bukan salah lo Ran, lo bukan bapak anak itu"

"Ka aku udah janji sama dia"

Deo yang mendengar pertengaran itu hanya diam. Dia tak membela Aran ataupun Ello.

"Deo, lo jangan diam aja dong"

"Ka, kita hargain aja keputusan Aran"

"Sorry gue duluan"

Aran pergi meninggalkan keduanya. Ia sudah janji bertemu dengan Shani dijam makan siang kantor dan kebetulan Aran sudah selesai dengan mata kuliahnya.

Suasana cafe sudah cukup penuh oleh para karyawan kantor yang sedang istirahat. Aran menunggu sambil melihat keluar jendela.

Satu persatu karyawan yang melihat Shani berjalan memasuki cafe menyapa Shani. Aran pun dibuat kaget melihat name tag yang Shani kenakan. Tertulis Shani adalah "Executive Manager", Aran dibuat malu dengan penampilannya yang begitu sederhana.

"Udah lama Ran?" Tanya Shani tersenyum ringan

"Gak juga ka"

"Panggil cici aja Ran"

"Ah iyaa ci"

Aran tak mau memandang pada Shani karna mereka sedang diperhatikan orang sekantor.

"Gak nyaman disini ya?"

Aran hanya mampu tersenyum.

"Yaudah ke ruangan aku aja ya"

Lagi lagi Aran dibuat takjub dengan Shani. Shani diperlakukan seperti ratu dikantor itu, ya memang karna Shani memiliki jabatan yang sangat penting di kantornya.

"Duduk Ran"

Diruangan milik Shani pun memiliki fasilitas yang luar biasa lengkap.

"Cici mau bicarin apa?" Aran langsung bertanya

RapsodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang