Part 12

5.3K 616 47
                                    

Selesai sholat magrib, Aran berbalik untuk bersalaman dengan Shani tak lupa Aran mencium kening Shani. Tiba tiba Aran berbaring dipangkuan Shani. Tangannya pengelus perut Shani yang sudah mulai membuncit.

"Dedek, udah masuk tiga bulan nih. Papah sama mamah gak sabar nunggu dedek"

Shani mengelus kepala Aran sambil tersenyum. Shani mendapatkan seseorang yang menjadikannya ratu, dari semua kesulitan yang ia lewati Aran berhasil menemaninya melalu itu semua.

"Kamu gak lama ulang tahun Ran, kamu mau apa?"

"Mau cici sama dedek sehat aja"

"Selain itu?"

"Emm...cici ada waktu gak minggu depan?"

"Kenapa emangnya?"

"Ke Bandung yok, sekalian bawa cici ketemu keluarga disana"

"Aku liat jadwal dulu ya"

Aran mengangguk setuju. Mata Aran terpejam merasakan elusan tangan Shani. Kapan lagi kan dielus bidadari?

"Ran mau boba"

Aran kembali membuka matanya, ia menatap lekat Shani yang ada diatasnya.

"Ini hujan loh Ci"

"Pengen"

"Yaudah, kita gofood aja ya"

"Gak mau, maunya jalan"

Aran langsung menangkup pipi Shani, wajah Shani sangat menggemaskan.

"Yaudah siap siap"

Shani langsung bergegas menuju kabar berganti pakaian.

Hujan cukup deras namun Aran tak bisa menghindari permintaan Shani, dengan hati hati Aran memayungi Shani agar tak terkena hujan masuk kedalam mobil. Mobil melaju menerobos hujan, Shani mengeluarkan tangannya merasakan tetesan hujan.

"Cici dingin"

Shani tak memperdulikan ucapan Aran, ia begitu senang melihat hujan.

"Aran mau ke air terjun"

"Iya nanti di Bandung ya"

"Mau liat sungai"

"Iyaa cici kosongin jadwal dulu"

Mereka pun sampai untuk membeli minuman manis itu. Aran melarang Shani turun, takut jika Shani basah dan kedinginan.

"Nih, aku minta es batunya gak banyak"

"Makasih papah"

Ada rasa bahagia tersendiri melihat Shani meminum bobanya. Aran bisa menyalurkan kasih sayangnya lewat semua perhatiannya.

Mereka kembali menuju kejalan pulang. Tiba tiba Shani menginginkan martabak telur.

"Yey martabak" dengan lahapnya Shani makan

"Papah mau?"

"Cici aja yang makan"

"Dedek bilang makasih ke papah"

"Makacih papah" ucap Shani menirukan suara anak kecil

......

Aran dan Shani tengah menunggu giliran untuk masuk pemeriksaan rutin kandungan.

"Ibu Shani Indira" Aran menggenggam tangan Shani masuk keruangan.

Dokter menjelaskan kondisi bayi pada Aran dan Shani melalui monitor USG. Aran tampak antusias, matanya tak pernah lepas melihat monitor didepannya. Walaupun sang bayi belum terbentuk secara sempurna tapi terlihat sekali Aran sudah tak sabar bertemu dengannya.

RapsodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang