𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟏𝟏

83 3 0
                                    

Alaska kembali ke rumahnya, ia tidak datang untuk tinggal, melainkan hanya singgah untuk mengambil barang miliknya. Baru selangkah memasuki rumah, Alaska langsung disuguhi pemandangan yang membuat dirinya kesal.

"Ngapain lo disini?" Tanyanya disaat melihat Lintang tengah menonton TV berdua dengan Bimo sambil bercanda tawa. Di pangkuan Bimo ada Tio yang tengah berceloteh.

"Papa manggil gue, emang kenapa? Gak boleh gue injek rumah bokap tiri gue sendiri?" Tanya balik Lintang.

Alaska melanjutkan langkahnya tanpa berniat menatap orang-orang itu, dia melangkah menaiki tangga untuk segera ke kamarnya.

Alaska menutup pintu kamar nya kemudian berjalan menuju lemari. Dia mengambil ransel dan memasukkan baju-baju ke dalam sana. Setelah semua lengkap, Alaska kembali melangkah turun. Tak lupa dia mengambil kunci mobil yang diberikan Mama kandungnya untuknya.

"Mau kemana kamu?" Bimo menghalangi jalan Alaska.

"Bukan urusan papa" Alaska kembali berjalan, baru beberapa langkah ia kembali berhenti saat Bimo menahan lengannya.

"Sok-sok'an kabur. Punya tempat tinggal gak kamu? Punya duit buat beli makan? Jangan sok jadi anak mandiri ka, Papa tau kamu itu gak bisa apa-apa tanpa Papa" Ujar Bimo.

"Kita liat aja nanti. Apa anak yang selalu dimarahin ini bisa hidup mandiri sendiri" Balas Alaska, "Nanti juga kalo gak bisa, gue balik. Tenang aja sih"

Mata Alaska beralih ke arah Lintang yang masih asik menonton TV bersama Tio di pangkuannya.

Alaska tersenyum miring sambil menepuk sekali pundak Bimo.
"Noh, anak papa ada dua. Gak usah sok sedih kehilangan satu anak. Dahlah, gue pergi, bye"

Alaska melangkahkan kakinya.

"Alaska! Kamu gak boleh pergi!" Teriak Bimo.

"Kamu sakit ka!"

Teriakan Bimo membuat Alaska menghentikan langkahnya. Lintang pun ikut menoleh, begitu juga Lina yang baru saja keluar dari dapur.

"Jangan aneh-aneh. Cukup tinggal dirumah!"

Alaska berbalik badan, menatap datar wajah Bimo, "Sejak kapan lo peduli ama gue? Urus aja mereka bertiga. Gue bukan anak lo lagi"

Bimo mendekat dia memukul wajah putranya dengan keras sehingga Alaska tersungkur di lantai.

Lina yang melihat itu lantas mendekati Alaska, mencoba membantu Alaska untuk berdiri, namun cowok itu dengan cepat menepis kan tangan Lina dari pundaknya.

"Kurang ajar kamu Alaska!" Bentak Bimo, "Sadar! Siapa yang urus kamu dari kamu kecil? Siapa yang rela habisin uang buat pengobatan kamu! Siapa juga yang udah kasih kamu barang-barang yang kamu mau!"

"Saya gak pernah ajari kamu seperti ini Alaska!" Intonasi Bimo semakin terdengar keras.

"Jangan kayak anak kecil ka..." Bimo kembali memelankan suaranya, "Kamu ini sudah dewasa, seharusnya kamu lebih menghormati papa kamu ini. Papa yang sudah banting tulang buat menghidupi kamu"

Alaska terkekeh pelan, dia bangkit kemudian menatap Bimo dengan tatapan menantangnya.

"Itu dulu pa...sekarang, papa udah gak gitu lagi" Ujar Alaska, "Sadar gak? Semenjak papa punya keluarga baru, mana sempat papa tanyain kabar Alaska sekali pun. Yang papa pikirin apa? Lina? Lintang? Tio? Alaska kapan pa?"

"Alaska juga capek. Alaska harus dituntut begini, dituntut begitu, tanpa papa pikirin perasaan Alaska sedikit pun"

"Alaska cuma mau kayak anak lain, punya keluarga bahagia yang lengkap. Tapi apa yang Alaska dapat? Justru papa sama mama pisah" Alaska menatap Lina dengan tajam, "Dan itu semua karena wanita jalang ini!" Sentaknya seraya menujuk wajah Lina menggunakan telunjuknya.

RHEALASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang