𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟏𝟗

63 2 0
                                    

"Ka, lo balik ke rumah lo kan? Tadi lo udah janji ke gue, gak bakal pergi-pergian dari rumah lo" Ucap Rheana, dia memeluk tangan Alaska sambil berjalan keluar gedung sekolah.

"Gak tau" Balas Alaska.

"Alaska..." Rheana menghentikan langkahnya, dia menatap Alaska dengan raut wajah cemberut nya, "Pulang...jangan bikin papa lo khawatir, ya?"

"Dia gak bakal khawatir na..tenang aja.."

Rheana merebut ponsel Alaska dari saku seragam cowok itu. Banyak pesan masuk di ponsel Alaska, banyak juga panggilan yang sudah Alaska tolak dan itu semua adalah panggilan dari Bimo.

Rheana menatap sinis Alaska, "Udah jelas-jelas papa lo khawatir gini..pulang gak!"

"Percuma na. Gue gak mau tertekan tinggal di rumah. Gue lebih suka kebebasan"

"Apapun alasannya, lo harus pulang. Bicarakan baik-baik tentang hal ini ke bokap lo. Gue yakin, bokap lo gak bakal begitu lagi" Gadis itu mengusap pipi Alaska, "Ya ka...jadi anak gak boleh batu kalo dibilangin ama orang tua"

"Gue gini, bukan untuk atur-atur hidup lo. Gue cuma mau Alaska berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi" Ucap Rheana, "Gue juga tau, lo kangen bokap lo kan?"

Jika ingin tahu kebenarannya. Sebenarnya Alaska memang merindukan sosok Bimo. Tapi bukan Bimo yang sekarang ini, melainkan Bimo yang dulu dia kenal. Yang selalu merawatnya dengan penuh kasih sayang, yang selalu menyanyikan lagu untuknya ketika dia tidak bisa tidur, Bimo yang selalu memberikan pelukan hangatnya saat Alaska butuh.

Alaska rindu itu semua.

"Lo istirahat aja hari ini, gak usah ikut latihan jujitsu. Selesaikan masalah keluarga lo. Dan jangan berani-berani muncul di depan gue kalo sampai ada luka baru di muka lo" Ucap Rheana.

Alaska tertawa pelan, menertawakan dirinya sendiri, "Gila kali..bisa dipermalukan gue di rumah haha"

"Kenapa?" Tanya Rheana.

"Gue udah keluar dari rumah, dengan alasan bahwa gue bisa hidup mandiri. Kalo emang gue balik lagi, pasti bokap bakal ngeremehin gue na..gue gak mau pulang" Jawab Alaska.

"Gini aja..lo balik dulu, dengan alasan minta maaf. Gak mungkin bokap lo ngeremehin anaknya sendiri" Ujar Rheana, "Intinya selesaikan masalah lo dulu. Gue gak tau sih masalah apa itu, yang penting lo tetap harus ngomong sama bokap lo. Bokap lo udah ngurus lo dari kecil, kalo gini balasan lo ke dia, dia bisa mikir kalo dia udah gagal ngerawat anaknya sendiri"

"Lo gak ngerti na.."

"Coba dulu ka, minta maaf sama bokap lo...jangan sampe hubungan lo sama bokap lo hancur" Rheana mengusap pundak Alaska, menatap Alaska dengan tulus, "Waktunya belum terlambat..lo masih bisa memperbaiki hubungan lo sama bokap lo"

lo masih bisa memperbaiki hubungan lo sama bokap lo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alaska..." Lina bangkit dari sofa saat melihat kedatangan Alaska. Cowok itu menghiraukan Lina dan langsung berjalan menuju ruang kerja ayahnya, belum saja sampai, suara Lina sudah menghentikan langkahnya.

RHEALASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang