𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟏𝟓

79 2 0
                                    

"Bun, Rhea pulang..."

Siska yang saat itu baru saja selesai menyiapkan makan siang, lantas melangkahkan kakinya, menjauh dari dapur. Dia terkejut saat melihat cowok dengan luka lebam di wajahnya berdiri di samping Rheana.

"Ya ampun nak, kamu kenapa?" Tanyanya kepada Alaska.

"Biasa lah bun, cowok kan kalo berantem gini" Ucap Rheana, "Eh tapi bener juga pertanyaan bunda, lo kenapa ka? Kok bisa sampe babak belur gini? Tadi lo gak cerita ke gue, makanya gue nanya lagi"

"Bukan apa-apa tan, anak cowok emang suka gini" Kata Alaska.

"Ya ampun, tapi ini sampe biru banget. Sini yuk, tante obatin kamu"

"Gak usah bun, udah aku obatin pas di sekolah tadi" Rheana tersenyum menatap Alaska, "Oh iya bun, Ini Alaska, cal—"

"Saya teman Rheana tante.." Ucap Alaska, memotong perkataan Rheana. Alaska tahu bahwa Rheana akan berkata kepada Siska bahwa dirinya adalah calon pacar Rheana, "Tante, saya mau numpang ke toilet boleh?"

"Boleh nak, silahkan" Siska menatap wajah putrinya dengan senyuman, "Na, anterin dia ya"

"Siap bunda" Rheana berlari ke arah sofa, meletakkan tas nya, kemudian memanggil Alaska untuk mengikutinya.

Alaska mengekor di belakang Rheana sampai di depan kamar mandi. Alaska membuka pintu kamar mandi, kemudian masuk kedalam sana dan kembali menutupnya.

Rheana melangkah lagi menemui bunda nya.

"Yakin itu temen kamu, na?" Tanya Siska dengan bisik-bisik. Rheana hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bunda nya itu. "Keliatan kayak anak nakal, bunda gak suka ah kamu deket-deket sama anak nakal"

Rheana melotot terkejut, "Ih bunda...Alaska gak nakal. Dia baik banget, buktinya udah mau anterin nana sampe ke rumah" Katanya.

"Bunda mau percaya, tapi susah na. Anaknya beneran keliatan bad boy gitu. Sama kayak Baron. Tapi kayaknya dia jauh lebih bad boy deh"

"Baron mulu ah. Aku kan udah putus dari dia bun, jangan bahas dia mulu. Tuh Alaska ada, kita lagi PDKT-an" Ucap Rheana dengan sedikit kesal.

"Demen banget kamu ama yang begituan. Nanti putus nangis lagi. Yang nenangin siapa lagi? Bunda juga kan?" Siska merapihkan alat-alat makan di meja, "Nanti tawarin temen kamu makan, bunda mau bangunin kakak dulu"

"Ih bun... Nanti Alaska liat kakak, Nana malu"

Siska menghembuskan nafasnya pelan, dia memegang kedua pundak putrinya, "Kalau emang si Alaska tulus ngedeketin kamu, dia juga harus tulus nerima keadaan keluarga kamu na"

Rheana diam. Siska pun melangkahkan kakinya pergi. Tepat saat itu juga, Alaska keluar dari kamar mandi. Wajahnya masih basah sehabis mencuci muka tadi.

Dengan cepat, Rheana mengambil tisu di meja kemudian mengelap wajah Alaska dengan perlahan. Alaska juga tidak menolak, melainkan hanya bisa menerima sentuhan Rheana di wajahnya.

Tak lama setelahnya, Alaska menahan tangan Rheana, "Gue mau balik ke hotel, makasih ya udah ijinin gue mampir kesini"

"Hotel?" Rheana menautkan kedua alisnya, "ngapain?"

"Istirahat" Kata Alaska, "Emang kenapa? Mau ikut? Ayo, gue gak bakal larang lo ikut"

"Ogah, nanti di apa-apain ama lo, gue gak mau" Rheana menggelengkan kepalanya. Alaska hanya tertawa pelan melihat tingkah gadis di hadapannya.

"Gue gak doyan makan orang, gak usah takut gue apa-apain. Mau ikut gak nih?"

"Astaga ka...gue tau ya lo lagi mikir yang aneh-aneh"

RHEALASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang