𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟒𝟐

59 2 0
                                    

"Badan kamu panas, kamu lagi demam?" Tanya Rheana, ia merasakan panas nya tubuh Alaska saat mengalungkan tangannya pada leher Alaska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Badan kamu panas, kamu lagi demam?" Tanya Rheana, ia merasakan panas nya tubuh Alaska saat mengalungkan tangannya pada leher Alaska.

Alaska tersenyum, dia menggelengkan kepalanya.
"Kamu cantik Rheana..."

Rheana tersenyum, "Kamu juga ganteng" Ia memuji penampilan Alaska malam ini, walaupun wajah cowok itu pucat, tetap saja terlihat tampan.

"Aku kangen kamu Alaska...seminggu berasa setahun buat aku kalau gak ada kamu disini...jangan pergi lagi ya"

Kalimat barusan menyakiti hati Alaska. Dia tidak bisa menjanjikan kepada Rheana untuk selalu ada di sisi gadis itu. Bisa saja, ini hari terakhir nya bersama Rheana.

"Hm" Alaska berdehem menanggapi permintaan Rheana.

Alaska terus menatap mata cantik kekasihnya itu, ia menarik pinggang Rheana agar makin mendekat ke arah nya, satu lengannya naik mengusap surai Rheana, menyelipkan rambutnya di balik daun telinga.

Rheana memejamkan matanya disaat bibir Alaska menyentuh dahi nya. Hanya sampai beberapa detik, Alaska melepasnya. Ia kembali menatap Rheana.

"I love you" Bisik Alaska.

"I know, i love you too kaisar" Rheana tersenyum lalu memeluk tubuh Alaska.

Alaska memejamkan matanya, menikmati usapan tangan Rheana pada punggungnya. Selang beberapa detik, Alaska merasakan sakit di perutnya, dia kembali mual.

Alaska melepaskan pelukannya, menutup mulutnya.

"Ka, kamu kenapa?" Tanya Rheana khawatir.

Alaska menggelengkan kepala, ia berlari pergi dari sana, disusul oleh Rheana di belakangnya.

"Alaska!"

"Akh!" Alaska masih terus berlalu walau sakit di perutnya semakin parah. Karena sudah tak tahan lagi, ia menghentikan langkah nya di tengah jalan.

BRAK!

"ALASKA!!!!" Rheana berteriak kencang melihat Alaska tertabrak mobil. Tubuh kekasihnya itu terlempar cukup jauh dari tempatnya berdiri tadi.

Seketika, semua orang langsung memandang ke tempat kejadian. Mereka terkejut.

Rheana langsung berlari mendekati Alaska, disusul oleh murid-murid lainnya.

"Alaska!" Rheana menangis, ia meletakkan kepala Alaska di atas pahanya, tak peduli baju putihnya di penuhi darah yang keluar dari kepala kekasihnya, "Alaska...hiks!"

"Panggil ambulans! Cepet!" Titah Pak Ismail. Lintang yang kebetulan memegang ponsel, seketika langsung memanggil ambulans.

"Bangun alaska..." Rheana terus menangisi Alaska tanpa henti.

Mobil yang barusan menabrak Alaska sudah pergi. Kini, anggota geng Killcrusher yang kebetulan berada di sana, tengah berusaha mencari si penabrak tersebut.

RHEALASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang