𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟐𝟏

70 1 0
                                    

"Alaska!"

Alaska berbalik badan begitu namanya dipanggil. Rheana berlari menghampiri dirinya, membuat senyum mengembang di wajah tampannya.

"Pagi" Sapa Rheana.

"Pagi juga" Balas Alaska. Alaska merangkul pundak Rheana, berjalan bersamanya memasuki gedung sekolah, "kemarin katanya jalan-jalan ke taman ya? Gimana? Seru gak?" Tanya Alaska.

Rheana menggelengkan kepalanya, membuat Alaska menaikkan sebelah alisnya, bingung.
"Loh?"

"Kak el di pukulin" Rheana menghentikan langkahnya.

"Siapa yang mukul? Lo gak di apa-apain juga kan?"

"Saudara tiri lo ka...Lintang" Ujar Rheana.

Alaska menghembuskan nafas dengan kasar. Dia tidak suka bila ada seseorang yang mengatakan bahwa Lintang adalah saudara nya.
"Siapa yang ngasih tau ke lo kalau Lintang saudara tiri gue?" Tanyanya dingin.

"Baron" Jawab Rheana.

Alaska terdiam. Matanya kemudian teralih ke arah kerah seragam Rheana. Seketika, Alaska melepaskan dasi miliknya sendiri, memasangkannya ke kerah seragam Rheana.

"Jangan ngomongin dia, gue gak suka" Ucapnya seraya fokus memasangkan dasi Rheana, "Nanti biar gue hajar dia karena udah berani ganggu Rafael"

Rheana menggelengkan kepala, "Gak usah hajar-hajaran. Entar muka lo bonyok lagi, gue gak suka"

Alaska mundur selangkah, memegang kedua pundak Rheana, "Katanya kalau bonyok masih tetap ganteng..."

"Iya, tapi ya jangan bonyok lagi" Ucap Rheana, "oh iya, lo masangin dasi lo ke gue, terus nanti lo make apa?"

"Ada cadangan"

"Serius?"

Alaska menganggukkan kepalanya, dia kemudian menoleh ke arah jam tangan di lengan kiri nya.
"Lima belas menit lagi upacara, ayo masuk"

"Gak pake dasi, ke depan!" Ketua OSIS menarik Alaska, menyuruhnya untuk maju ke dekat tiang bendera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak pake dasi, ke depan!" Ketua OSIS menarik Alaska, menyuruhnya untuk maju ke dekat tiang bendera.

Dengan gerakan santai, tanpa penolakan, Alaska maju, dia berjalan tidak melewati pinggiran lapangan, melainkan lewat tengah-tengah lapangan. Sontak hal tersebut membuat murid-murid yang sedang berbaris di sana terkejut. Pasalnya, Alaska sama sekali tidak pernah maju karena lupa membawa dasi ataupun topi saat upacara.

Melihat ketua geng nya maju, seketika anggota lainnya melepaskan dasi mereka, menyembunyikannya di kantung celana kemudian ikut maju menghampiri Alaska.

Alaska tersenyum miring. Dia pikir, dia akan sendirian berada di dekat tiang, ternyata puluhan anggota geng nya ikut maju menemaninya.

Guru dan para petugas upacara dibuat bingung melihat murid-murid nya maju satu persatu.

RHEALASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang